PROPAGANDA YOGHURT ITU SEHAT
🍶🍶
(Disadur dr tulisan sharing Erikar Lebang)
Barusan ada temen laporan, perutnya terasa melilit pasca buka puasa. Kayak keram dan kembung. Pas BAB, buang angin banyak dan diare.
Dia agak semi komplain, katanya sudah sahur buah. Dan berbuka juga dengan buah serta air putih. Reaksi saya? Seperti biasa gak percaya.
Cuma saya diem aja, sepintas seperti gak membahas. Percuma, kalau diinterogasi, pasti banyakan ngelesnya. Jatuhnya gak valid keterangan dia.
Dia agak keki, karena saya dianggap gak tanggung jawab. Ngomel, tetep saya cuekin. Malah bahas makanan lain, tajil umum untuk berbuka.
Sebenarnya itu pancingan saya
Kalau gasnya diumbar, biasanya remnya blong. Kebiasaan aslinya keluar sendiri. Segala macem tajil dibahas
Kalau diinterogasi seputar Foodcombining Ramadan pasti dia defensif sendiri. Yang gak dikerjain, diakui. Yang dikerjain, gak diakui.
Eh bener, pancingannya kena dan gak pake lama. Pas ngomongin tajil yang dilengkapi susu, keluar omongannya "Ah, kan kata elu gak bagus!"
"Gue gak pernah minum susu lagi, kecuali yoghurt. Beberapa hari ini gue rutinin, tiap sahur sama buka"
DAR!!!
Yoghurt pabrikan pulak..
Lah emang iklannya: "Sebotol saat bersahur & berbuka". Hehe, saya cuma ketawa aja. I used to make the same mistake.
Saat pemula Foodcombining, saya termakan propaganda yoghurt itu sehat, karena proses pengasamannya telah memecah kasein dan laktosa susu.
Akhirnya dua unsur yang paling buat susu binatang sulit dicerna, menjadi gampang diterima tubuh. Saya kira yoghurt jadi format susu berguna.
Semua berhenti saat membaca paparan Dr. Hiromi Shinya, the best world gastroenterologist, ilmu kedokteran terkait sistem cerna. Kerjaan dia sih.
Berbeda dari ahli serupa, Dr. Shinya fokus 'meneropong' isi perut manusia via kamera endoskopi-kolonoskopi, 370.000 manusia selama 50 tahun!
Salah satu paparannya: "Gak ada manusia rutin minum yoghurt yang karakter ususnya bagus".
Kenapa yoghurt dikira sehat? Selain kayak saya bilang tadi, Dr. Shinya mengatakan sifat dasar susu pemicu diare pada yoghurt gak berubah.
Konsumer yoghurt sering menceritakan mudahnya mereka 'ke belakang' pasca minum yoghurt. Mirip kan dengan keluhan teman saya, diare.
Bagaimana dengan bakteri sehat dalam yoghurt? Itu kan kata iklan. Pada prinsipnya keseimbangan bakteri sudah ada dalam usus sendiri.
Saya pernah buat kultwit tentang bakteri baik, netral dan jahat. Browse aja. Disana akan ketahuan, bagaimana cara memelihara bakteri baik?
Gak semudah itu minum sesuatu lalu ngarep bakteri baik nambah sendiri. Lagian bakteri sendiri 'disaring' di lambung, dibunuh-bunuhin.
Gak semudah itu bakteri baik di yoghurt nyampe di usus dan turut jadi 'tentara' bakteri baik di sana.
Yang pasti dia lebih banyak nyusahin.
Temen saya bengong waktu dipaparkan itu. "Tapi kan..." lalu dia memaparkan anu dan anu
"Ya udah, percaya syukur, gak percaya derita elu".
Komentar
Posting Komentar