KENAPA "PAHAM SAAT MELAKUKAN FC" ITU PENTING?
🙇🏻🙇🏻🙇🏻
🎯 FOKUS PADA HIDUP SEHAT🎯
🚩Paham FC juga membuat banyak beban tujuan yang biasanya menyertai sebuah diet menghilang.
🚩"Mau langsing", "Mau berat ideal", "Mau sembuh dari penyakit" adalah beberapa contoh tujuan yang sebenarnya lebih mirip beban tadi.
Coba saja telaah diet-diet yang populer di lingkungan sekitar kita; diet kalori, diet jendela, diet protein hewani dan lain sebagainya, pasti orientasinya lebih ke tujuan yang jadi beban tadi.
🚩Akhirnya yang terbentuk adalah sebuah pola hidup yang sebenarnya sulit dinikmati, karena sekali saja tujuan/beban tadi luput, maka apa yang dilakukan menjadi sia-sia.
🎯 BAGAIMANA DENGAN FC?🎯
📍Tujuannya sederhana, "membuat tubuh menjadi sehat dengan menjalani hidup yang juga sehat". Prinsip ini yang diyakini oleh pelaku yang paham secara benar.
📍Akibatnya, mereka tidak ngoyo dalam melihat tujuan, karena tahu "tubuh yang sehat akan mencarikan jalan keluar dari segala macam masalah". Mau berat ideal, mau sembuh dari penyakit, mau hidup berkualitas semua akan tercapai kalau tubuhnya sehat.
📍Serunya FC bila dilakukan benar, seperti memberikan peta yang jelas arahnya untuk mencapai hidup sehat. Serunya lagi bisa dijalani dengan santai tanpa obsesi berlebihan. Makan bisa kenyang, makan bisa enak, hidup normal tenang dan tidur pun bisa nyenyak.
📍Pelaku FC tidak risau bila saat berekreasi berat badannya susut sekian kilo atau melambung sedikit diatas kebiasaan, karena saat kembali ke keseharian, fokus pada pola hidup sehat, perlahan-lahan berat tubuh akan kembali normal. Mereka gak panik melakukan upaya 'cleansing', 'detoxing' atau tindakan represif gila-gilaan untuk mengembalikan berat, yang ujung-ujungnya malah membuat mereka tergolek tidak berdaya di kamar rawat inap Rumah Sakit. Kondisi terakhir ini sering membuat banyak ahli kesehatan memberi cap miring pada FC. "Tuh, kan sok diet-diet, pas sakit larinya ke dokter juga, bikin repot aja", kalimat yang sering dilontarkan pada 'pengaku' FC yang tergolek sakit. Disini siapa yang salah FC atau oknumnya?
Jelas oknum!
🎯 PAHAM PADA KESALAHAN🎯
📌Paham FC juga akan mengajarkan pelakunya untuk lebih bertanggung jawab pada hidup. Saat jatuh sakit semisal, pelaku FC terbiasa berintrospeksi. "Apa yang saya sudah makan?", "Apa yang sudah saya minum?" paling tidak "Apa yang sudah saya lakukan?". Biasanya pelaku FC yang jatuh sakit, mereka agak sedikit 'nakal' dan kebablasan dalam melanggar aturan. Tapi karena paham, mereka segera sadar salahnya dimana. Dan tentu saja hal pertama yang mereka lakukan adalah kembali kepada kebiasaan awal, disiplin dalam pola hidup (baca: makan) sehari-hari.
📌Pelaku FC yang paham, gak akan melemparkan kesalahan pada faktor lain di luar mereka. Seperti yang umum kita temui; "Soalnya saya lagi ada acara keluarga nih", "Aduh, ini lagi event kantor, banyak makanan enak", "Yah, lagi lebaran haji nih, banyak makanan yang munculnya cuma setahun sekali". Mereka tahu persis, penyakit lahir dari kesalahan mereka dalam menyikapi situasi. Maka itu biasanya saat berhadapan dengan situasi spesial, mereka juga sudah menyiapkan langkah darurat spesial. Bepergian dengan sekotak sayuran segar semisal. Mau dibilang aneh kek, dibilang gak realistis kek, karena mereka paham FC, ya santai aja. Menikmati makanan 'gak sehat tapi enak' disambi makan sayur segar.
📌Pelaku FC yang paham juga gak akan mudah melemparkan kesalahan seperti yang umum dilakukan banyak orang tanpa sadar; 'menyalahkan Tuhan'. Sering kan kita dengar orang yang jatuh sakit, "Ini cobaan dari Allah SWT, supaya saya ingat nikmat sehat", "Tuhan sedang bercanda dengan saya" dan sejenisnya. Familiar? Padahal dia tergolek sakit karena kebablasan mengkonsumsi gulai kambing, sambal goreng ati dan sate kambing saat sedang lebaran haji semisal. Pelaku FC yang paham memiliki sisi spiritual yang lebih baik, mereka jujur mau mengakui kesalahan dan tidak mudah menyalahkan Tuhan.
🎯 BERIKAN TUBUH YANG TERBAIK 🎯
🔖Pelaku FC yang paham juga tahu bahwa pola makan yang dilakukan mengacu pada hal terbaik yang bisa diberikan pada tubuh. Itulah cara perawatan dalam tingkatan tertinggi: "Berikan segala sesuatu sesuai kebutuhan".
🔖Pelaku FC tidak melakukan diet kalori, karena tubuh sehat tidak mengacu pada timbangan tepat di angka ideal atau kecilnya lingkar pinggang juga otot perut bertonjolan. Pelaku FC juga tidak mendikte tubuh mengkonsumsi sesuatu berlebihan karena dianggap baik, semisal minum susu karena tinggi kalsium, padahal yang didikte belum tentu diterima tubuh dengan baik, karena tidak sesuai kebutuhan.
🔖Maka itu lucu bila ada pertanyaan, "saya sedang sakit jadi saya tidak melakukan FC dulu". Ini tipikal orang yang melakukan FC tanpa pemahaman! Lucu, karena saat sehat, dia memberikan tubuhnya yang terbaik, lalu saat ia sakit kok malah yang terbaik itu ia tinggalkan?
Komentar
Posting Komentar