Cinta dan Benci Karena Allah

🔰 Rekap Kajian On Line Tholabul 'Ilmi 🔰

Oleh    : Ustadz Abdillah Noor
Hari    : Senin, 21 Agustus 2017
Live dari : Group TI 11
Tema  : Cinta dan Benci Karena Allah
Notulen : Ukhty Donna

#################
🔰🔰🔰🔰🔰🔰🔰🔰🔰🔰🔰

Bismillahirrahmanirrahiim..

CINTA & BENCI karena ALLOH

Rasululloh sa bersabda:

(( أَوْثَقُ عُرَى اْلإِيْمَانِ الْمُوَالاَةُ فِيْ اللهِ، وَالْمُعَادَاةُ فِيْ اللهِ، وَالْحُبُّ فِيْ اللهِ، وَالْبُغْضُ فِيْ اللهِ ))

“Tali iman yang paling kokoh adalah loyalitas dan memusuhi (anti loyalitas) karena Alloh, serta mencintai dan membenci karena-Nya pula.”
(Shahīh al-Jāmi’ ash-Shaghīr: 2/343, Hadits Hasan)

Saudaraku kaum muslimin....

al-Hubbu( اَلْحُبُّ )  atau cinta (ke-cintaan) adalah lawan kata se-kaligus sebagai pembatal dari al-bughdh( اَلْبُغْضُ ) , memiliki arti:

•  اَلْوِدَادُ  : kasih sayang yang tulus.
•   اَلْمَحَبَّةُ: kecintaan.

Sedangkan al-bughdh( اَلْبُغْضُ )  atau benci (kebencian) adalah pembatal se-kaligus lawan kata dari al-hubbu( اَلْحُبُّ ) , yang berarti ketidaksukaan dan ke-bencian.

Adapun yang dimaksud dengan al-hubbu fīllah secara istilah syar’i ada-lah:
“Mengoptimalkan (mencurahkan) ka-sih sayang dan kecintaan kepada orang-orang yang beriman dan taat kepada Alloh karenak keimanan dan ketaatan tersebut.”

Dan makna syar’i dari al-bughdh fīllah adalah:
“Mengoptimalkan ketidaksukaan dan kebencian kepada orang-orang yang kafir (ingkar) kepada Alloh, orang-orang yang menyekutukan-Nya dan kepada orang-orang yang keluar dari ketaatan kepada-Nya di-karenakan mereka melakukan perbuatan yang mendatangkan kemarahan dan ke-bencian Alloh, walaupun mereka adalah orang-orang yang dekat hubungan (keke-rabatan)nya.” (Fath al-Majīd: 2/451)

“Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Alloh dan hari akhirat, saling berkasih sayang de-ngan orang-orang yang menentang Alloh dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluar-ga mereka....” [QS. al-Mujādilah (58): 22]

Saudaraku kaum muslimin....

al-Hubbu fīllah dan al-bughdh fīllah, atau cinta dan benci karena Alloh sw merupakan masalah atau pemba-hasan yang sangat urgen dan penting sekali dalam Islam.

Hal ini jelas terlihat dari hal-hal berikut:
•  Rasululloh saw bersabda:
“Tali iman yang paling kokoh adalah mencintai karena Alloh dan membenci karena-Nya.” (HR. Ahmad dan al-Hākim)

“Barangsiapa yang mencintai dan mem-benci karena Alloh, memberi dan menahan pemberian karena Alloh, maka telah sempurna imannya.” (HR. Abū Dāwud)

Cinta dan benci karena Alloh swt bukan saja termasuk bagian dari iman, bahkan merupakan tali iman yang paling kokoh dan paling kuat.

Oleh ka-renanya, kita harus antusias untuk mempelajari dan mengamalkannya.

•  Rasululloh saw membai’at para shahabatnya dalam masalah agung tersebut, hingga beliau saw bersabda:

(( أُبَايِعُكَ عَلَى أَنْ تَعْبُدَ اللهَ، وَتُقِيْمَ الصَّلاَةَ، وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ، وَتُنَاصِحَ الْمُسْلِمِيْنَ، وَتُفَارِقَ الْمُشْرِكِيْنَ ))

“Aku membai’atmu untuk beribadah hanya kepada Alloh, mendirikan sha-lat, menunaikan zakat, menasehati kaum muslimin dan untuk menyelisihi kaum musyrikin.” (HR. Ahmad, an-Nasā’iy dan al-Bayhaqiy)

•  Dalam hadits lain, Rasululloh sw bersabda:

(( كُلُّ مُسْلِمٍ عَلَى مُسْلِمٍ حَرَامٌ أَخَوَانِ نَصِيْرَانِ، لاَ يَقْبَلُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ مِنْ مُشْرِكٍ بَعْدَمَا أَسْلَمَ عَمَلاً أَوْ يُفَارِقُ الْمُشْرِكِيْنِ إِلَى الْمُسْلِمِيْنَ ))

“Setiap muslim haram (menzhalimi) muslim lainnya, karena mereka adalah bersaudara dan harus saling tolong me-nolong. Alloh tidak akan menerima amalan orang musyrik yang telah meng-ikrarkan keislamannya, hingga ia meng-isolir kaum musyrikin dari kaum mus-limin.” (HR. Ahmad dan an-Hākim, serta disepakati oleh adz-Dzahabiy)

•  Cinta dan benci karena Alloh sw adalah tangga penyempurna dalam mencintai Alloh sw dan Rasul-Nya sa.

Mencintai Alloh sw dan Rasul-Nya merupakan kewajiban yang paling agung dan sangat ditekankan. Sebalik-nya, membenci Rasul-Nya sa, atau membenci risālah yang diamanahkan Alloh sw kepadanya, atau hadits sha-hih yang terucap darinya, merupakan sebuah bentuk kemurtadan yang me-ngeluarkan pelakunya dari Islam.

•  Bagi seseorang yang mau men-cermati keadaan (realita) kaum muslimin, maka ia akan men-jumpai kenyataan yang sangat memilukan sekaligus memalu-kan sekali.

Mengapa demikian?
Karena mayoritas kaum muslimin ternyata adalah orang-orang yang me-lalaikan prinsip benci dan cinta karena Alloh sw. Akhirnya, standar benci dan cinta yang mereka jadikan pijakan ada-lah karena syahwat dunia semata, baik karena kerakusan atau ketamakan ter-hadap harta benda, suku, keluarga atau keuntungan duniawi lainnya.

Abu al-Wafa’ bin ’Aqil rh berkata:
( إِذَا أَرَدْتَ أَنْ تَعْلَمَ مَحَلَّ اْلإِسْلاَمِ مِنْ أَهْلِ الزَّمَانِ فَلاَ تَنْظُرْ إِلَى زِحَامِهِمْ فِيْ أَبْوَابِ الْجَوَامِعِ وَلاَ ضَجِيْجِهِمْ فِي الْمَوْقِفِ بِلَبَّيْكَ، وَإِنَّمَا انْظُرْ إِلَى مُوَاطَأَتِهِمْ أَعْدَاءَ الشَّرِيْعَةِ )

“Bila engkau ingin mengetahui keIs-laman kaum muslimin pada suatu masa, maka engkau jangan memperhatikan ke-rumunan mereka di pintu-pintu masjid atau dalam talbiyyah (seruan) yang mereka kumandangkan, tetapi perhatikanlah da-lam kemesraan mereka dalam mengikuti musuh-musuh syariat.”

•  Masa yang sekarang kita hadapi adalah masa dimana banyak terjadi kerancuan, kesamaran dan bahkan penyimpangan paham yang sangat berbahaya.
Sehingga ketika kita mendiskusikan atau mengajarkan prinsip cinta dan benci karena Alloh, maka sebagian kaum muslimin akan berkomentar miring:

  “Prinsip ini hanya akan menimbulkan antipati orang dan pada akhir-nya merekapun akan membenci Islam!”
  “Bila kita mencintai seorang (mus-lim) karena Alloh serta membenci orang yang kafir dan murtad ka-rena-Nya juga, maka hal ini akan menimbulkan permusuhan!”
Jawab; sesungguhnya komentar-komentar seperti ini merupakan mu-sibah (berbahaya), yang menyebabkan kaum muslimin terjatuh dalam mudā-hanah (sikap menjilat dan plin plan) dengan dalih samahah (toleransi) dan mashlahat dakwah.
Tidak diragukan lagi, hal ini adalah talbīs (perancuan) terhadap prinsip Islam yang paling utama. Cinta dan benci karena Alloh sw adalah prinsip yang harus ditegakkan dan direalisasikan dengan sempurna, karena merupakan kewajiban yang di-perintahkan Alloh sw kepada kita se-mua, seluruh kaum muslimin.
Sebaliknya, komentar-komentar mi-ring tersebut tiada lain merupakan ma-kar dan tipu daya setan yang sangat berkeinginan keras untuk menyesatkan kaum muslimin!

Saudaraku kaum muslimin....

  Sesungguhnya cinta dan benci ka-rena Alloh sw tidak akan terjalin kecuali dengan melalui kerja keras dan upaya serius dalam menum-buhkan dan mengokohkan faktor-faktor pendukungnya.

Di antara faktor-faktor yang dapat menumbuhkan sikap cinta dan benci karena Alloh sw adalah:

1.  Memberitahukan kepada orang yang dicintai bahwa kita mencin-tainya karena Alloh sw.

Rasululloh sa bersabda:

(( إِذَا أَحَبَّ أَحَدُكُمْ صَاحِبَهُ فَلْيَأْتِ فِي مَنْزِلِهِ أَنَّهُ يُحِبُّهُ فِي اللهِ تَعَالَى ))

“Apabila salah seorang di antara ka-lian mencintai temannya, maka hen-daklah dia bertandang ke rumahnya seraya mengabarinya bahwa dia men-cintainya karena Alloh.” (HR. Ibnu al-Mubārak dalam az-Zuhd, hal. 712)

2.  Saling memberi hadiah.

Rasululloh sa bersabda:
(( تَهَادُوْا تَحَابُّوْا ))
“Hendaknya kalian saling memberi hadiah, niscaya kalian akan saling men-cintai.” (HR. al-Bukhāriy)

3.  Saling berziarah (berkunjung).
Rasululloh sa bersabda:
(( يَا أَبَا هُرَيْرَةَ، زُرْ غِبًّا تَزْدَدْ حُبًّا! ))
“Wahai Abu Hurairah, berkunjung-lah dengan tidak terlalu sering, niscaya kecintaanmu (kepada saudaramu) akan semakin bertambah!” (HR. al-Bukhāriy)

4.  Menebarkan salam.
Rasululloh sa bersabda:

(( لاَ تَدْخُلُوْنَ الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوْا، وَلاَ تُؤْمِنُوْا حَتَّى تَحَابُّوْا، أَوَلاَ أَدُلُّكٌمْ عَلَى شَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوْهُ تَحَابَبْتُمْ؟ أَفْشُوا  السَّلاَمَ بَيْنَكُمْ ))

“Kalian tidak akan masuk surga hingga beriman, dan tidaklah kalian beriman kecuali hingga saling mencinta. Mau-kah kalian aku tunjukkan sebuah amalan yang bila kalian kerjakan maka kalian akan saling mencinta? Yaitu, terbar-kanlah salam.” (HR. Muslim)

5.  Meninggalkan berbagai noda dosa.
Rasululloh sa bersabda:

(( مَا تَوَادَّ اثْنَانِ فِي اللهِ عَزَّ وَجَلَّ أَوْ فِي اْلإِسْلاَمِ فَيَفْرُقُ بَيْنَهُمَا إِلاَّ بِذَنْبٍ يُحْدِثُهُ أَحَدُهُمَا ))

“Tidaklah dua orang saling mencintai dengan tulus karena Alloh atau karena Islam, namun akhirnya malah berpi-sah, kecuali karena salah satu dari ke-duanya telah berbuat dosa.” (HR. al-Bukhāriy dalam al-Adab al-Mufrad)

6.  Meninggalkan ghībah (menggun-jing).
Alloh sw berfirman:
{ يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمُُ وَلاَتَجَسَّسُوا وَلاَيَغْتَب بَّعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللهَ إِنَّ اللهَ تَوَّابُُ رَّحِيمُُ }

“Hai orang-orang yang beriman, jauhi-lah kebanyakan dari prasangka, sesung-guhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kalian memakan daging sauda-ranya yang sudah mati. Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan ber-taqwalah kepada Alloh. Sesungguhnya Alloh Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” [QS. al-Hujurāt (49): 12]

Saudaraku kaum muslimin....

  Cinta dan benci karena Alloh sw memiliki buah dan faedah yang sangat agung sekali, di antaranya:
1.  Sebagai realisasi dari tali iman yang paling kokoh.
2.  Sarana untuk dapat merasakan ma-nis dan lezatnya keimanan.
Rasululloh sa bersabda:

(( ثَلاَثٌ مَنْ وَجَدَهُنَّ وَجَدَ حَلاَوَةَ اْلإِيْمَانِ: ...وَأَنْ يُحِبَّ اْلمَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ للهِ.... ))

“Ada tiga hal yang barangsiapa men-dapatinya, pasti akan merasakan lezat-nya iman: …dan tidak mencintai se-seorang kecuali karena Alloh….” (HR. al-Bukhāriy dan Muslim)

3.  Orang yang merealisasikan prinsip tersebut adalah seseorang yang ber-hak untuk mendapatkan janji yang mulia sebagaimana yang terungkap dalam hadits:

(( سَبْعَةٌ يٌظٍلُّهُمُ اللهُ فِيْ ظِلِّهِ يِوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ: ...رَجُلاَنِ تَحَابَّا فِي اللهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَافْتَرَقَا عَلَيْهِ.... ))

“Ada tujuh golongan yang akan men-dapatkan naungan dari Alloh, ketika pada hari tersebut tidak ada satu na-unganpun kecuali naungan dari-Nya: …dua orang yang saling mencintai karena Allah, yang saling bertemu dan berpisah karena-Nya….” (HR. al-Bukhā-riy dan Muslim)

4.  Digapainya walāyah (pertolongan, kecintaan) dari Alloh sw.

Ibnu ’Abbas rd berkata:
“Barangsiapa yang mencintai dan mem-benci karena Alloh, serta loyal dan me-musuhi karena-Nya, maka kewalian dari Alloh akan dapat digapainya….”

Dalam hadits qudsiy, Alloh sw ber-firman:
(( وَمَا تَقَرَّبَ عَبْدِيْ بِشَيْءٍ أَحَبُّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُهُ عَلَيْهِ، وَلاَ يَزَالُ عَبْدِيْ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ ))

“Tidaklah hamba-Ku mendekatkan diri (beribadah) kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai kecuali dengan mengerjakan hal yang Aku wajibkan kepadanya. Dan selama hamba-Ku me-ngerjakan ibadah-ibadah sunnah, maka Akupun pasti akan mencintainya.”

5.  Selamat dan terbebas dari fitnah.
{ وَالَّذِينَ كَفَرُوا بَعْضُهُمْ أَوْلِيَآءُ بَعْضٍ إِلاَّ تَفْعَلُوهُ تَكُن فِتْنَةٌ فِي اْلأَرْضِ وَفَسَادٌ كَبِيرٌ }

“Adapun orang-orang yang kafir, se-bagian mereka pelindung bagi sebagian yang lain. Jika kamu (hai para musli-min) tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Alloh itu, niscaya akan terjadi kekacauan (fitnah) di muka bumi dan kerusakan yang besar.” [QS. al-An-fāl (8): 73]

Ibnu Katsir rh berkata:
( أَيْ تَجَانَبُوا الْمُشْرِكِيْنَ وَتَوَالَوا الْمُسْلِمِيْنَ وَإِلاَّ وَقَعَتْ فِتْنَةٌ فِي النَّاسِ، وَهُوَ الْتِبَاسُ وَاخْتِلاَطُ الْمُسْلِمِيْنَ بِالْكَافِرِيْنَ، فَيَقَعُ فِي النَّاسِ فَسَادٌ مُنْتَشِرٌ عَرِيْضٌ طَوِيْلٌ )

“Maksudnya: menbenci orang-orang kafir dan mencintai kaum muslimin. Jika kalian tidak berbuat demikian, niscaya akan terjadi fitnah yang menimpa umat manu-sia, yaitu bercampur baur dan mesranya kaum muslimin dengan orang-orang kafir. Pada akhirnya kekacauan dan kerusakan pun tersebar luas.” (2/216)

Ibnu Taymiyyah rh berkata:
( فَلاَ تَزُوْلُ الْفِتْنَةُ عَنِ الْقَلْبِ إِلاَّ إِذَا كَانَ دِيْنُ الْعَبْدِ كُلُّهُ ِللهِ عَزَّ وَجَلَّ، فَيَكُوْنُ حُبُّهُ ِللهِ وِلِمَا يُحِبُّهُ اللهُ، وَبُغْضُهُ ِللهِ وَلِمَا يُبْغِضُهُ اللهُ، وَكَذَلِكَ مُوَالَتُهُ وَمُعَادَاتُهُ )

“Fitnah senantiasa akan menghinggapi hati, kecuali bila seluruh agama seorang hamba diperuntukan hanya bagi Alloh se-mata. Maka cintanya hanya diberikan ke-pada Alloh dan kepada hal-hal yang dicin-tai-Nya, serta bencinyapun diberikan hanya karena Alloh dan terhadap hal-hal yang memang dibenci-Nya. Demikian pula hal-nya dengan loyalitas dan permusuhannya.” (al-Fatāwā: 10/601)

6.  Mendapatkan nikmat, kebaikan dan kebahagiaan hidup.
{ فَلَمَّا اعْتَزَلَهُمْ وَمَايَعْبُدُونَ مِن دُونِ اللهِ وَهَبْنَا لَهُ إِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَكُلاًّ جَعَلْنَا نَبِيًّا * وَوَهَبْنَا لَهُم مِّن رَّحْمَتِنَا وَجَعَلْنَا لَهُمْ لِسَانَ صِدْقٍ عَلِيًّا }

“Maka ketika Ibrahim sudah menjauh-kan diri dari mereka dan dari apa yang mereka sembah selain Alloh, Kami anu-gerahkan kepadanya Ishak, dan Ya’qub. Dan masing-masingnya Kami angkat menjadi nabi. Dan Kami anugerahkan kepada mereka sebagian dari rahmat Kami dan Kami jadikan mereka buah tutur yang baik lagi tinggi.” [QS. Mar-yam (19): 49-50]

Beragam kenikmatan tersebut tidak akan dapat digapai oleh Ibrahim as, kecuali setelah beliau merealisasikan prinsip benci dan cinta karena Alloh sw. Hal tersebut dikarenakan perbuatan menjauhkan diri dari orang-orang kafir merupakan penyebab tergapainya se-luruh kenikmatan dan dipujinya be-liau as oleh Alloh sw (Minhāj ash-Shawāb, hal. 52).

Saudaraku....

Akhirnya, tidak ada tempat dan waktu untuk gamang dalam mencin-tai sesama kaum beriman dan mem-benci manusia yang terjatuh dalam kekufuran, karena Alloh sw. Manhaj Ahlus Sunnah dalam masalah benci dan cinta adalah manhaj tegas lagi pa-ling sempurna, harus diperjuangkan melebihi segalanya. Tak pernah ada kata terlambat untuk memulai keba-ikan, menaruh benci dan cinta pada tempatnya, dengan amat sangat bijak-sana tentunya.
Nuhibbukum fīllah ayyuhāl ikhwah....

Dan teruntuk guru kami yang mu-lia, asy-Syaykh Dr. ’Abd al-’Azīz bin Muhammad al-’Abd al-Lathīf hafizha-hulloh, kami ucapkan Nuhibbukum fīl-lah, syukran atas bimbinganya dan kar-yanya yang memberikan inspirasi ke-pada kami, yaitu kutayb:
al-Hubb fīllah wa al-Bughdh fīllah

TANYA JAWAB THOLABUL 'ILMI AKHWAT T11
■□■□■□■□■□■□■□■

🔰 PERTANYAAN:

1⃣Maksud sabda Rasululloh "hendaknya kalian saling memberi hadiah"
Itu bagaimana,hadiah berupa apa ?syukron

2⃣Assalamu 'alaikum ustadz🙏

ijin bertanya...mengenai point k 5 ttg meninggalkan noda dan dosa...dan dlm haditsnya..berpisah..kecuali salah satunya berbuat dosa..

maksudnya apa ya ustadz🙏

3⃣ Mau tanya Ustadz yang poin Nonton.1 apa boleh ketika laki-laki bilang kepada orang yang ia cintai? Tapi itu disaat belum ada ikatan?? Hanya mengungkapkan perasaan saja tanpa perasaan lebih untuk berzina?

4⃣Assalamualaikum ustad..ijin bertanya,Seketika kita d beri hadiah dr orang lain tetapi setelah kita pikir,hadiah tsb ada yg lebih pantas menerimanya,Bagaimana hukumnya ya tad,Apakah boleh kita berikan kpd yg membutuhkan tanpa sepengetahuan org tadi yg memberikan hadiahnya kpd kita.Syukron ustad

5⃣Assalamualaikum ustadz..
Saya mau bertanya, bagaimanakah sikap yang benar apabila kita diberikan sesuatu barang oleh orang lain tetapi di sisi lain keluarga dari pemberi barang tersebut mengolok-olok apa yang sudah diberikannya kepada kita? apa perlu kita kembalikan barang2 tsb ustadz. Terima kasih🙏

🔰JAWABAN:

1⃣Memberikan sesuatu yg bermanfaat. Mau itu pakaian, makanan, atau kalo mampu mobil jg gpp.

2⃣faktor-faktor yang dapat menumbuhkan sikap cinta dan benci karena Alloh sw adalah:

5.  Meninggalkan berbagai noda dosa.
Rasululloh sa bersabda:

(( مَا تَوَادَّ اثْنَانِ فِي اللهِ عَزَّ وَجَلَّ أَوْ فِي اْلإِسْلاَمِ فَيَفْرُقُ بَيْنَهُمَا إِلاَّ بِذَنْبٍ يُحْدِثُهُ أَحَدُهُمَا ))

“Tidaklah dua orang saling mencintai dengan tulus karena Alloh atau karena Islam, namun akhirnya malah berpi-sah, kecuali karena salah satu dari ke-duanya telah berbuat dosa.” (HR. al-Bukhāriy dalam al-Adab al-Mufrad)

Sebagaimana teks hadits tersebut dapat difahami.

Sy contohkan.
Ketika si A dan B berteman, sama2 taat kepada Alloh, maka mrk akan saling memberikan loyalitas, dan suport. Saling mengunjungi krn dasar cinta kepada Alloh.

Akan tetapi tatkala si B bermksiat kepada Alloh (zina, sampe hamil), maka si A, akan menjauh, kecewa dan ada sedikit rasa kesal. Menyayangkan knp hal itu terjadi.

Dosa si B ini lah yg menyebabkan si A menjauh, krn merasa kecewa.

Atau contoh lainnya mabuk, atau lainnya.

Bisa difahami?

☑alhamdulillah ustadz...fahimna insya Allah..

jazakallohu khoiron ustadz🙏

3⃣Ini talbis. Hindari.
Laki2 haram mengatakan cinta krn Alloh kepada lawan jenis.

Krn ini kamuflase dr setan untuk memasukan virus merah jambu. Yg akhirnya syahwat bersemi, dan dikhawatirkan kedunya terjebak dlm perasaan yg tdk halal. Saran sy, hindari. Meski sama2 taat.
Wallohu a'lam

4⃣Wa'alaykumussalam.
Boleh.
Krn barang yg sudah diberikan seseorang kpd org lain, itu sudah jd hak org yg menerima.
Wallohu a'lam

5⃣Wa'alaykumussalam.
Terkait dgn adab.

kita doakan agar keluarga pemberi dan yg semisal dgn mrk segera mendapatkan hidayah.

Bila memang sang pemberi ikhlas memberikannya, maka terimalah. Akan tetapi bila memang pemberi atau keluarganya memiliki sikap yg tdk terpuji sperti itu, maka sebaiknya pemberiannya tdk perlu diterima.

Mengingat krn:
1. Pemberian yg diiringi dgn olokan, tdk berbuah pahala.
2. Dikhawatirkan harga diri penerima dilecehkan, dan ini bertentangan dgn maqosidus syari'at (maksud Alloh menurunkan syari'at).
3. Dikhawatirkan penerima sakit hati dan akhirnya mendoakan keburukan bagi keluarga pemberi.
Wallohu a'lam.
Sy sarankan kpd diri sy dan antunna sekalian, peliharalah adab dlm bermu'amalah.

      🔰We Are Tholabul'ilmi🔰

🔰🔰🔰
- Facebook : Tholabul'ilmi Group
- Instagram : Tholabulilmi_ig
- www.tholabulilmi.org
- Fp Tholabul'ilmi Fanpage
- tumblr tholabulilmiwa
- Telegram @kajiantholabulilmi

▶▶▶
Gabung Yuk
Caranya Ketik :
👉 Nama#L/P#Domisili#no.WA
Kirim ke :

[WhatsApp]
@dmin TI
081355111241
🔰🔰🔰🔰🔰🔰🔰🔰🔰🔰🔰

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MACAM MACAM IKHTILAF (Perselisihan Pendapat Ulama)

Praktek Kerja Lapangan (PKL) - bagian 2

I.M.M 2