Warna Pakaian Muslimah

💟REKAP KAJIAN ONLINE JOSH💟
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

NARASUMBER : Ustadz Supriyanto
💟GROUP : JOSH AKHWAT 9⃣
HARI/TGL : Sabtu, 31 maret 2018
💾TEMA : Warna Pakaian Muslimah
NOTULEN : Ukhty Elma
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

💟 💟 💟 💟 💟 💟 💟

Bismillahirrahmanirrahim...

     Seseorang bertanya kepada penulis perihal bolehkah seorang akhwat menggunakan jilbab yang berwarna selain hitam? Sebelumnya sering sekali penulis mendengar hal ini dari saudara-saudara kita yang sudah mengenal sunnah, mereka berkata bahwa akhwat hanya diperbolehkan menggunakan pakaian berwarna hitam atau gelap saja karena jika tidak maka akan menjadi tabaruj. Kemudian penulis pun berfikir, bagaimana dengan saudari-saudari kita para ummahat yang biasa menggunakan jilbab berwarna putih, bahkan orang tua kita, ibu kita, bibi kita pun sering sekali menggunakan jilbab berwarna putih. Bahkan penulis pun ingat bahwa pakaian yang biasa dipakai shalat oleh saudari-saudari mulimah (mukena) pun berwarna putih. Dan juga penulis pun mengingat sebuah artikel mengenai kunjungan Presiden Jokowi ke NTB dan disana beliau disambut oleh saudara muslim kita dengan pakaian adat disana, dan pakaian muslimahnya bercadar namun berwarna-warni seperti corak kain sarung. Lalu bolehkah sebenarnya seorang akhwat menggunakan pakaian yang berwarna selain hitam atau gelap?

     Pertama, perlu diperhatikan bahwa pakaian akhwat yang paling utama adalah hitam atau yang gelap karena pakaian dengan warna ini adalah yang paling mendekati kesempurnaan dalam penerapan syari’at berhijab bagi muslimah, dan pakaian dengan warna hitam atau gelap adalah pakaian yang biasa digunakan oleh para sahabiyah pada masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Hal ini sebagaimana atsar yang shahih yang diriwayatkan oleh Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha, beliau berkata:

_لَمَّا نَزَلَتْ : (يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلابِيبِهِنَّ) خَرَج نِسَاء الأنْصَار كأن على رُؤوسهن الغِرْبَان مِن الأكْسِيَة_

“Ketika turun ayat “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka” (QS. Al-Ahzab [33] : 59),

"maka keluarlah wanita-wanita anshar (dari rumah-rumah mereka) dimana seakan-akan diatas kepala mereka terdapat burung gagak dari pakaian (hitam) yang mereka kenakan.” (HR. Abu Dawud no. 4101)

     Dalam hadits diatas kita bisa mengetahui bahwa sebagian besar para sahabiyah dari kaum Anshar pada masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menggunakan pakaian hitam atau gelap sebagaimana warna bulu dari burung gagak. Namun perlu pembaca perhatikan pula bahwa hadits diatas tidak menunjukan akan wajibnya memakai pakaian berwarna hitam karena hadits di atas tidak menunjukan perintah dari Allah dan Rasul-Nya. Akan tetapi menunjukan ‘urf masyarakat madinah saat itu, yaitu bahwa pakaian yang biasa digunakan oleh wanita madinah saat itu adalah berwarna hitam atau gelap. Lalu bolehkah menggunakan warna selain hitam atau gelap? Maka sesuai dengan konteks hadits diatas yang menunjukan bahwa hal itu hanya sekedar ‘urf maka menggunakan pakaian selain berwarna hitam atau gelap bagi wanita muslimah adalah diperbolehkan. Hal tersebut dapat dapat dilihat sebagaimana riwayat-riwayat berikut ini:

1. Merah

Dari Ibrahim An-Nakha’i rahimahullah:

_أنه كان يدخل مع علقمة والأسود على أزواج النبي صلى الله عليه وسلم فيراهن في اللحف الحمر_

“Bahwasannya ia (Ibrahim An-Nakha’i) bersama ’Alqamah dan Al-Aswad masuk menemui istri-istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka ia melihat mereka mengenakan mantel berwarna merah.” (HR. Ibnu Abi Syaibah)

2. Kuning

Dari Al-Qashim rahimahullah:

_أن عائشة كانت تلبس الثياب الموردة بالعصفر وهي محرمة_

"Bahwasanya Aisyah menggunakan pakaian yang berwarna kuning ketika sedang ihram". (HR. Ibnu Abi Syaibah)

Dari Fathimah binti Mundzir rahimahallah:

_أن أسماء كانت تلبس المعصفر وهي محرمة_

"Bahwasanya Aisyah menggunakan pakaian yang berwarna kuning ketika sedang ihram". (HR. Ibnu Abi Syaibah)

Dari Sa’id bin Jubair rahimahullah:

_أنه رأى بعض أزواج النبي صلى الله عليه وآله وسلم تطوف بالبيت وعليها ثياب معصفرة_

“Bahwasanya dia melihat sebagian istri Nabi shallallahu ‘alaiahi wa sallam mengelilingi ka’bah dan mereka menggunakan pakaina berwarna kuning.” (HR. Ibnu Abi Syaibah)

Dari Ibnu Abi Malikah rahimahullah, belia berkata:

عن ابن أبي مليكة قال: رأيت على أم سلمة درعًا وملحفة مصبغتين بالعصفر

“Aku melihat Ummu Salamah menggunakan baju besi dan menggunakan mantel dan keduanya berwarna kuning.” (HR. Ibnu Abi Syaibah)

3. Hijau

Dari Ikrimah radhiyallahu ‘anhu:

_أن رفاعة طلق امرأته فتزوجها عبد الرحمن بن الزبير القرظي قالت عائشة وعليها خمار أخضر فشكت إليها وأرتها خضرة بجلدها فلما جاء رسول الله صلى الله عليه وسلم والنساء ينصر بعضهن بعضا قالت عائشة ما رأيت مثل ما يلقى المؤمنات لجلدها أشد خضرة من ثوبها_

“Bahwasannya Rifa’ah menceraikan istrinya yang kemudian dinikahi oleh ‘Abdurrahman bin Az-Zubair Al-Quradhy. ‘Aisyah berkata: “Dia memakai khimar yang berwarna hijau, akan tetapi ia mengeluh sambil memperlihatkan warna hijau pada kulitnya.” Ketika Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam tiba dan para wanita menolong satu kepada yang lainnya, maka ‘Aisyah berkata: “Aku tidak pernah melihat kondisi yang terjadi pada wanita-wanita beriman, warna kulit mereka lebih hijau daripada bajunya (karena kelunturan).” (HR. Al-Bukhari no. 5487)

4. Bermotif

Dari Ummu Khalid binti Khalid radhiyallahu ‘anha:

_بثياب فيها خميصة سوداء صغيرة فقال من ترون أن نكسو هذه فسكت القوم فقال ائتوني بأم خالد فأتي بها تحمل فأخذ الخميصة بيده فألبسها وقال أبلي واخلقي وكان فيها علم أخضر أو أصفر_

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam datang dengan membawa beberapa helai pakaian yang bermotif kecil warna hitam. Beliau bersabda: “Menurut kalian, siapa yang pantas untuk memakai baju ini?.” Semua diam. Beliau kemudian bersabda: “Panggil Ummu Khalid.” Maka Ummu Khalid pun datang dengan dipapah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengambil pakaian tersebut dengan tanggannya dan kemudian memakaikannya kepada Ummu Khalid seraya bersabda: “Pakailah ini sampai rusak.” Pakaian tersebut dihiasi dengan motif lain berwarna hijau atau kuning.” (HR. Al-Bukhari no. 5485)

5. Putih

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

_الْبَسُوا مِنْ ثِيَابِكُمُ الْبَيَاضَ فَإِنَّهَا خَيْرُ ثِيَابِكُمْ وَكَفِّنُوا فِيهَا مَوْتَاكُمْ_

“Pakailah pakaian putih karena pakaian seperti itu adalah sebaik-baik pakaian kalian dan kafanilah mayit dengan kain putih pula.” (HR. Abu Dawud no. 4061, Ibnu Majah no. 3566 dan An-Nasai no. 5325)

            Dalam hadits diatas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kepada umat Muslim menggunakan pakaian berwarna putih, dan bentuk perintah ini bersifat umum artinya berlaku bagi laki-laki juga perempuan dan hukum dari perintah ini adalah mustahab atau sunnah. Maka dengan berpegang pada dalil ini, maka seorang akhwat pun diperkenankan menggunakan pakaian berwarna putih.

            Dengan berbagai landasan dalil diatas, maka kesimpulan yang dapat diambil bahwasanya pakaian seorang muslimah tidaklah hanya berwarna hitam atau gelap, akan tetapi diperbolehkan menggunakan warna-warna lainnya selama pakaian tersebut tidak tabarruj dan juga syuhrah (kemasyhuran).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

_مَنْ لَبِسَ ثَوْبَ شُهْرَةٍ أَلْبَسَهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ثَوْبًا مِثْلَهُ_

“Barangsiapa memakai pakaian syuhrah, niscaya Allah akan memakaikan kepadanya pakaian semisal pada hari kiamat.” (HR. Abu Dawud no. 4029 dan Ibnu Majah no. 3606)

Mengenai pakaian syuhrah, Imam Asy-Syaukani rahimahullah berkata:

_قال ابن الأثير : الشهرة ظهور الشيء والمراد أن ثوبه يشتهر بين الناس لمخالفة لونه لألوان ثيابهم فيرفع الناس إليه أبصارهم ويختال عليهم بالعجب والتكبر_

“Ibnu Al-Atsir berkata: Asy-Syuhrah adalah tampaknya sesuatu. Maksudnya bahwa pakaiannya populer di antara manusia karena warnanya yang berbeda sehingga orang-orang mengangkat pandangan mereka (kepadanya). Dan ia menjadi sombong terhadap mereka karena bangga dan takabur.” (Nailul Authar, Jilid 2 hal. 111)

_عن ابن أبي مليكة قال: رأيت على أم سلمة درعًا وملحفة مصبغتين بالعصفر_

“Aku melihat Ummu Salamah menggunakan baju besi dan menggunakan mantel dan keduanya berwarna kuning.” (HR. Ibnu Abi Syaibah)

     Maka dari itu seorang akhwat yang menggunakan pakaian berwarna hijau, kuning, biru, ungu, batik, merah, putih, merah-putih seperti bendera Indonesia atau berwarna-warni seperti saudara muslimah di NTB maka hal itu tidak mengapa selama pakaian tersebut masih memenuhi ketentuan syari’at Islam baik dari segi menutup aurat secara sempurna, tidak tabaruj juga sudah menjadi sebuah kelaziman di masyarakat sehingga jika dia menggunakan pakaian dengan warna tersebut tidak akan mendatangkan fitnah dan menjadi bahan perhatian masyarakat di tempat ia tinggal.
Wallahu a’lam. Semoga bermanfaat.

💟 💟 💟 💟 💟 💟 💟
 
••••••••••══✿❀✿❀✿══••••••••••
  TANYA JAWAB KAJIAN ONLINE
       JOMBLO SAMPAI HALAL
••••••••••══✿❀💟❀✿══•••••••••

💟GROUP AKHWAT 9
MODERATOR: NURUL AINI

📝PERTANYAAN:
•••••••✿❀✿❀✿•••••••

1⃣Assalamualalykum ustad izin bertanya,  apakah boleh perempuan mengenakan kain yg berisi manik-manik . Syukron ustad

2⃣Assalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh Ustadz izin bertanya bagaiman  cara agar terhindar dari pakaian populer yg mengangkat kesombongan pada diri pemakainnya ?

3⃣Assalaamu'alaykum warahmatullahi wabarakaatuh, bagaimana ketika fulanah sudah berpakaian syar'i, tetapi pakai pakaian yg mentereng atau ngejreng atau ramelah gitu ya ustadz, tetapi ketika keluar ternyata disekelilingnua memperhatikan nya. Apa itu termasuk tabarruj? Jazakallahu khayra
-Menutup aurat ustadz, cuma motif bajunya bener bener rame bangey gitu, ustadz
-Ustadz izin bertanya, bagaimana ketika di baju kita ada gambar makhluk yg bernyawa?

4⃣Assalamualaikum wr.wb
Apakah boleh ustadz jika kita memakai pakaian yg lengan nya panjang tapi bawahnya kebuka ?

5⃣Pakaian muslimah it apa aja yang diharam kan dan knpa diharam kan?

JAWABAN:
••••✿❀✿❀✿••••

1⃣Waalaikumussalam warahmatullah, boleh asal tidak tabaruj sehingga membuat fitnah d masyarakat

2⃣Waalaikumussalam warahmatullah wabarakatuh, maka cukupkan pakailah pakaian yg sederhana saja, yg tidak mencolok... Wanita memang perhiasan, namun bukan menjadi perhiasan yg bs d nikmati kecantikannya utk siapapun, hanya utk suami saja..

3⃣Waalaikumussalam warahmatullah wabarakatuh, itu namanya bukan pakaian syar'i, yg syar'i itu yg menutup aurat dan tidak tabaruj... Ingat banyak skrg wanita2 yg berpakaian tp hakikatnya telanjang, mereka merasa sudah berpakaian syari tp aslinya mereka telanjang, menggunakan jilbab tp lekukan tubuhnya terlihat, atau dadanya tidak tertutup, atau tidak pakai kaos kaki... Dan masih banyak lg contohnya.
-Tabaruj dan syuhrh, tidak boleh... Kecuali d sana sudah menjadi kelaziman pakaian seorang muslimah seperti itu sehingga tak jadi fitnah maka boleh
-Dihilangkan gambar makhluk bernyawanya.

4⃣Waalaikumussalam warahmatullah, maksudnya bawahnya kebuka?

5⃣Jawabannya sudah ada d artikel, silahkan d baca kembali
•••┈┈•┈┈•⊰✿💟✿⊱•┈┈•┈┈•••

      💟JOMBLO SAMPAI HALAL💟

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Website :

Website Tholabul'ilmi: tholabulilmiindonesia.blogspot.com
Website Josh:
JOSHindonesia.blogspot.com
Website Laskar Subuh:
Laskarsubuhindonesia.blogspot.com
Telegram :
t.me/tholabulilmiWA
facebook FP :
m.facebook.com/TholabulilmiWhatsApp
facebook Group :
m.facebook.com/profile.php?id=183387271707797

Follow IG Tholabul'ilmi WA :
https://www.instagram.com/p/BfweMAflyYR/
▶ Gabung Komunitas Tholabul'ilmi :
Ketik : GabungTI#Nama#Domisili#Status#L/P
Kirim ke:
~ Ukh Petty nusaybah:
+6285266812579
~ Ukh Arisa susan:
+6285374450956
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
💟JOMBLO SAMPAI HALAL💟

Komentar

Postingan populer dari blog ini

GANGGUAN JIN ASYIQ DAN PENYEBABNYA

Praktek Kerja Lapangan (PKL) - bagian 2

TA'ARUF