RIYA' DAN SUM'AH'

••••••••••══✿❀✿❀✿══•••••••••••
    🔰WE ARE THOLABUL'ILMI 🔰
•••••••••••══✿❀✿❀✿══••••••••••

RIYA' DAN SUM'AH'

Imam Bukhari di dalam Shahih-nya membuat bab khusus ‘Ar Riya’ was Sum’ah‘ dengan membawakan hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam :

مَنْ سَمَّعَ سَمَّعَ اللهُ بِهِ . وَمَنْ يُرَائِيْ يُرَائِي اللهُ بِهِ

“Barangsiapa memperdengarkan (menyiarkan) amalnya, maka Allah akan menyiarkan aibnya, dan barangsiapa beramal karena riya’, maka Allah akan membuka niatnya (di hadapan orang banyak pada hari Kiamat)”.
(HR. Bukhari)

Perbedaan riya’ dan sum’ah adalah.

Riya’ berarti beramal dan beribadah karena ingin diperlihatkan kepada orang lain.

Sum’ah ialah agar diperdengarkan kepada orang lain.

Riya’ berkaitan dengan indera mata, sedangkan sum’ah berkaitan dengan indera telinga.
Kedua penyakit tersebut sangat berbahaya.
Rasulullah sendiri sangat takut jika kita terkena penyakit hati ini karena bisa merontokkan seluruh pahala amal dan ibadah dalam seketika.

MACAM-MACAM RIYA :

1.  Riya’ Yang Berasal Dari Tubuh
Seperti memperlihatkan bentuk tubuh yang kurus dan pucat agar tampak telah berusaha sedemikian rupa dalam beribadah dan takut pada akhirat.

Atau memperlihatkan jidat yang menghitam agar dianggap sebagai ahli sholat atau memperlihatkan suara yang parau, mata cekung (sayu) dan bibir kering agar dianggap terus menerus berpuasa.

Riya’ semacam ini sering dilakukan oleh para ahli ibadah.
Adapun orang orang yang sibuk dengan urusan dunia, maka riya’ mereka dengan memperlihatkan badan yang gemuk, penampilan yang bersih, wajah yang ganteng dan rambut yang kelimis.

2. Riya’ Dengan Perkataan
Seperti dalam hal memberi nasehat, peringatan, menghapal kisah kisah terdahulu dan atsar dengan maksud untuk berdebat atau memperlihatkan kedalaman ilmunya pada yang lain.

3. Riya’ Dengan Perbuatan
Seperti riya’ yang dilakukan orang yang shalat dengan memanjangkan bacaan saat berdiri, memanjangkan ruku’ dan sujud atau menampakkan kekhusyuan atau yang lainnya.

Begitu pula dalam hal puasa, haji, shadaqah dan lain lain yang tujuannya agar dianggap orang paling alim, paling khusyuk dan sebagainya.

4. Riya’ Dengan Tulisan
Seperti menceritakan amal dan ibadahnya pada orang lain di sosial media dengan maksud agar dipuji yang lain, berbangga diri dengan amal ibadah yang dilakukan dengan tujuan pamer pada yang lainnya.

Oleh karena itu agar tak menimbulkan kemudharatan baik bagi diri kita maupun orang lain, alangkah baiknya jika status dan foto bernilai ibadah tak perlu dibagi atau diunggah.

Ibadah kita yang tahu cukup Allah. Insya Allah kita terhindar dari penyakit riya’ dan sum’ah.

Kita memohon keselamatan kepada Allah dari semua macam riya’ dan sum’ah.

Ya, Allah..
Janganlah Engkau sesatkan hati kami setelah Engkau memberi petunjuk kepada kami, dan jauhkanlah diri kami dan amal kami dari riya’.

Aamiin.

•••┈┈•┈┈•⊰✿📚✿⊱•┈┈•┈┈•••
Website :

Website Tholabul'ilmi: tholabulilmiindonesia.blogspot.com
Website Josh:
JOSHindonesia.blogspot.com
Website Laskar Subuh:
Laskarsubuhindonesia.blogspot.com
Telegram :
t.me/tholabulilmiWA
facebook FP :
m.facebook.com/TholabulilmiWhatsApp
facebook Group :
m.facebook.com/profile.php?id=183387271707797

Follow IG Tholabul'ilmi WA :
https://www.instagram.com/p/BiF3b4XBEE-/

▶ Gabung Komunitas Tholabul'ilmi
Ketik : GabungTI#Nama#Domisili#Status#L/P
Kirim ke:
~ Ukh Susan Anisya :
+6285374450956
~ Ukh Mauli Nur Kirana :
+6289675916061

•••┈┈•┈┈•⊰✿🔰✿⊱•┈┈•┈┈•••
    🔰WE ARE THOLABUL'ILMI🔰

Komentar

Postingan populer dari blog ini

GANGGUAN JIN ASYIQ DAN PENYEBABNYA

Praktek Kerja Lapangan (PKL) - bagian 2

TA'ARUF