Rasa Rindu

💟REKAP KAJIAN ONLINE JOSH💟
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

NARASUMBER : Bunda Sugesti Mitha Khadijah
💟GROUP : JOSH AKHWAT 1⃣
HARI/TGL  : Kamis, 29 Maret 2018
💾TEMA : Rasa Rindu
NOTULEN : Ukhty Elma
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Bismillahirrahmanirrahim...
🍎 🍎 🍎 🍎 🍎 🍎 🍎

Tidak Melebihi Rindu Kepada Allah

   Rasa rindu yang kita miliki jangan sampai melebihi dari rindu kita kepada Allah. Kembangkanlah rindu kita agar selalu mengarah kepada Allah dan tidak sampai kepada rindu yang berujung kepada terjebaknya manusia pada hal lain. Rindukanlah sesuatu yang bisa berefek kepada rindu kita kepada Allah dan rindu kita untuk melaksanakan kebaikan. Untuk itu hendaklah umat islam selalu berpegang teguh pada Rukun Iman, Rukun Islam, Hubungan Akhlak Dengan Iman Islam dan Ihsan, dan Hati Nurani Menurut Islam, agar tidak salah jalan dan tersesat.

Memelihara Rindu yang Sesuai dengan Islam

   Mengembangkan rindu yang sesuai dengan islam tentunya sangat diharapkan oleh Allah SWT. Untuk itu, kita harus banyak menggali ilmu pengetahuan tentang islam, tentang ketuhanan agar rasa rindu tersebut tetap ada dalam diri manusia.

Hal ini juga disampaikan dalam surat berikut ini,

Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu : wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak, dan sawah lading. Itulah kesenangan hidup di dunia , dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (Surga).” (QS Al Imran : 114)

   Untuk itu, rindu yang diperbolehkan dalam islam misalnya saja merindukan kehidupan yang lebih dan lebih selamat kelak di akhirat. Merindukan dalam islam tentu adalah hal-hal yang mengandung kebaikan. Misalnya saja yang dilarang adalah orang yang telah hijrah tetapi merindukan saat masa dia jahiliah atau masa dimana mereka tidak mengenal kebenaran islam.

   Rindu kepada manusia atau selainnya memang mengindahkan, akan tetapi rindu kepada Allah dan Akhirat yang baik tentu harus dimiliki juga oleh manusia. Karena hal tersebut adalah rindu terbaik yang harusnya diberikan. Untuk memunculkan rindu kepada Allah maka hendaklah kita sering membaca ayat-ayat Al-Quran beserta penjelasannya, agar diri kita mengenal dekat dan intensif terhadap Siapa Allah, Al-Quran, dan tentang hari Akhirat.

   Rindu menurut ajaran islam tentu merupakan bagian dari peraaan yang tergolong fitrah. Rindu menurut ajaran islam bukanlah hal yang dilarang apalagi harus ditekan. Akan tetapi, rindu ini juga harus dikelola dan dijaga agar tidak berlebihan. Hal ini dijelaskan dalam beberapa hal berikut.

Tidak Berlebihan

   Rindu dalam islam tidak boleh berlebihan. Apalagi sampai dalam bentuk emosional, tangisan, marah, atau perasaan lainnya yang merusak diri dan pikiran positif sendiri. Untuk itu, rindu harus dikelola dengan baik dan tidak boleh sampai pada tingkat emosional berlebihan. Rindu harus mampu dijadikan sebagai perasaan biasa dan perasaan yang tetap dikelola oleh nalar atau logika manusia. Jika perasaan sudah tidak bisa dikendalikan oleh nalar atau akal manusia, maka biasanya akan muncul sikap berlebihan atau emosi yang tidak

Tidak Sampai Meninggalkan Syariat Islam

   Perasaan rindu tidak menjadi masalah dalam islam, dan bahkan seseorang boleh mengembangkan rasa rindunya kepada hal yang baik. Untuk itu, jangan sampai rasa rindu ini meninggalkan syariat islam, dan menjadikan islam sebagai hal yang terlantarkan karena rindu manusia pada manusia lainnya. Untuk itu, rindukanlah sesuatu karena memang benar dan sesuai syaraiatnya.

   Rindukanlah hal yang baik, dan hal yang memang tidak melanggar perintah Allah justru malah mendekatkan diri kita kepada syariat islam. Contohnya adalah seperti  mengikuti Cara Menjaga Pandangan Menurut Islam dan Cara Menjaga Pandangan Mata.

Tetap Memanusiakan Manusia

   Jika kita merindukan seseorang maka tempatkanlah kerinduan kita sebagaimana kerinduan kita manusia biasa. Jangan sampai kerinduan dan juga rasa cinta kita terhadap seseorang melebihi sebagaimana anggapan kita pada manusia yang tidak bersalah. Untuk itu, berikalnlah rasa rindu sesuai tempatnya dan kadarnya. Masing-masing manusia memiliki khilaf dan salah untuk itu tempatkanlah perasaan sebagaimana mestinya manusia sesuai dengan Tujuan Penciptaan Manusia,Proses Penciptaan Manusia , Hakikat Penciptaan Manusia , Konsep Manusia dalam Islam, dan Hakikat Manusia Menurut Islam sesuai dengan fungsi agama.

Rindu Akan Sesuatu yang Logis atau Rasional

   Kerinduan boleh saja dilakukan, asalkan tidak sampai kepada rindu kepada hal yang tidak logis atau rasional. Misalnya saja menginginkan bertemu pada orang yang sudah meninggal atau sudah tidak ada lagi di dunia. Atau merindukan hal-hal ghaib yang dilarang oleh Al-Quran, dan lain sebagainya.

🍎 🍎 🍎 🍎 🍎 🍎 🍎
 
••••••••••══✿❀✿❀✿══••••••••••
  TANYA JAWAB KAJIAN ONLINE
       JOMBLO SAMPAI HALAL
••••••••••══✿❀💟❀✿══•••••••••

💟GROUP AKHWAT 1⃣
MODERATOR: Siti daris salamah

📝PERTANYAAN:
•••••••✿❀✿❀✿•••••••

1⃣Assalamu'alaikum bunda,semoga sehat selalu ya bun ☺...
Saya ingin bertanya,  bagaimana cara mengatasi rindu kepada ikhwan yg sekarang posisi di pesantren, dan bagaimana cara jitu untuk bisa merindukan dengan baik dan dengan ajaran islam,dan  bolehkah kita bilang² kepada sahabat atau siapa itu klo kita rindu dia???
Terima Kasih bunda

JAWABAN:
••••✿❀✿❀✿••••

1⃣Waallaikummsalam warahmatullaahi wabarakatu ciri ciri cinta anak pondok yaa, doakan dalam tahajud mu,,boleh kok ,,wajar rindu tapi jadikan senaangat buat belajar makin cinta juga sama Allah,gak usah disampaikan teman teman cukup Allah dan kamu yg tahu

•••┈┈•┈┈•⊰✿💟✿⊱•┈┈•┈┈•••

      💟JOMBLO SAMPAI HALAL💟
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Website :

Website Tholabul'ilmi: tholabulilmiindonesia.blogspot.com
Website Josh:
JOSHindonesia.blogspot.com
Website Laskar Subuh:
Laskarsubuhindonesia.blogspot.com
Telegram :
t.me/tholabulilmiWA
facebook FP :
m.facebook.com/TholabulilmiWhatsApp
facebook Group :
m.facebook.com/profile.php?id=183387271707797

Follow IG Tholabul'ilmi WA :
https://www.instagram.com/p/BfweMAflyYR/

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
💟JOMBLO SAMPAI HALAL💟

Komentar

Postingan populer dari blog ini

GANGGUAN JIN ASYIQ DAN PENYEBABNYA

Praktek Kerja Lapangan (PKL) - bagian 2

TA'ARUF