Haramnya Ghibah dan Kondisi yang Diperbolehkan

REKAP KAJIAN ONLINE BAJA
OLEH KOMUNITAS THOLABUL'ILMI
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
NARASUMBER : Ustadz Abu Zakariya Ats Tsaury
GROUP : BAJA
HARI/TGL : Rabu 28 Maret 2018
💾TEMA : Haramnya Ghibah dan Kondisi yang Diperbolehkan
NOTULEN : Ukhty Eva
--------------------------------------------------------

Bismillahirrahmanirrahim...

اسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا من يهده الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيداً، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزاً عَظِيماً.

أما بعد:

فإن خير الكلام كلام الله، وخير الهدي هدي محمد - صلى الله عليه وسلم-، وشر الأمور محدثاتها، وكل محدثة بدعة، وكل بدعة ضلالة، وكل ضلالة في النار .

Akhowatifillah A'azaniyallohu wa iyyakum jami'an...

Alhamdulillah dg rahmat Alloh kita dipertemukan dalam grup ini dalam rangka untuk bertholabul 'Ilmi,karena menuntut ilmu adalah satu kewajiban bagi segenap muslim, sebagaimana sabda nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam:

طلب العلم فريضة على كل مسلم

Menuntut ilmu itu satu kewajiban bagi setiap muslim.
[Bukhori]

Akhowatifillah Azaniyallohu wa iyyakum, materi yang kita bahas pada malam hari ini adalah terkait ghibah yang diharamkan dan kondisi kondisi yang diperbolehkan padanya.

Ghibah termasuk dosa besar.

Alloh Ta’ala berfirman:

يا ايها الذين امنوا جتنبوا كثيرا من الظن ان بعض الظن اثم ولا تجسسوا ولا يغتب بعضكم بغضا ايحب احدكم ان يأكل لحم اخيه ميتا فكرهتموه والتقوا الله ان الله توب الرحيم

"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka, karena sebagian dari prasangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang. Jangan pula menggunjing satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang."
[QS. Al Hujurat: 12]

Al Imam Asy Syaukani Rohimahulloh berkata:

Alloh Ta’ala memisalkan ghibah (menggunjing orang lain) dengan memakan bangkai seseorang. Karena bangkai sama sekali tidak mengetahui siapa yang memakan dagingnya. Ini sama halnya dengan orang yang hidup juga tidak mengetahui siapa yang menggunjing dirinya. Demikianlah keterangan dari Az Zujaj.
[Fathul Qadir, 5/ 87]

Asy Syaukani Rohimahulloh kembali menjelaskan:

Dalam ayat di atas terkandung isyarat bahwa kehormatan manusia itu sebagaimana dagingnya. Jika daging manusia saja diharamkan untuk dimakan, begitu pula dengan kehormatannya dilarang untuk dilanggar.

Ayat ini menjelaskan agar setiap muslim menjauhi perbuatan ghibah. Ayat ini menjelaskan bahwa ghibah adalah perbuatan yang teramat jelek. Begitu tercelanya pula orang yang melakukan ghibah.

Al Imam Ibnu Jarir Ath Thobari berkata:

Alloh mengharamkan mengghibahi seseorang ketika hidup sebagaimana Alloh mengharamkan memakan daging saudaramu ketika ia telah mati.
[Jami'ul Bayan 'an Ta'wili Ayatil Qur'an, 26/ 168]

Rosululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أكْثَرُ خَطَايَا ابْنِ آدَمَ فِي لِسَانِهِ

Mayoritas dosa seorang anak Adam adalah pada lisannya.
[Silsilah Ash Shohihah 2/60]

Rosululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda

أَكْثَرُ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ النَّارَ الأَجْوَفَانِ : الفَمُ و الْفَرَجُ

Yang paling banyak memasukkan manusia ke dalam neraka adalah dua lubang, mulut dan kemaluan.
[HR.Thirmidzi dan Ibnu Majah]

Definisi ghibah

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ  رضي الله عنه أَنَّ رَسُوْلَ اللهِصلى الله عليه و سلم  قَالَ : أَتَدْرُوْنَ مَا الْغِيْبَةُ ؟ قَالُوْا : اللهُ وَ رَسُوْلُهُ أَعْلَمُ، قَالَ : ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ، فَقِيْلَ : أَفَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ فِيْ أَخِيْ مَا أَقُوْلُ ؟ قَالَ : إِنْ كَانَ فِيْهِ مِا تَقُوْلُ فَقَدِ اْغْتَبْتَهُ, وَ إِنْ لَمْ يَكُنْ فِيْهِ مِا تَقُوْلُ فَقَدْ بَهَتَّهُ

Dari Abu Huroiroh radliyallahu ‘anhu bahwsanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Tahukah kalian apakah ghibah itu? Sahabat menjawab : Allah dan Rosul-Nya yang lebih mengetahui. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata : “Yaitu engkau menyebutkan sesuatu yang tidak disukai oleh saudaramu”, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya : Bagaimanakah pendapatmu jika itu memang benar ada padanya ? Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab : “Kalau memang sebenarnya begitu berarti engkau telah mengghibahinya, tetapi jika apa yang kau sebutkan tidak benar maka berarti engkau telah berdusta atasnya”.
[HR.Muslim no.2589]

Setelah kita memahami definisi ghibah dan keharaman ghibah maka wajib bagi seorang muslim untuk meninggalkan perbuatan ghibah tersebut.

Akan tetapi ghibah di perbolehkan pada 6 keadaan:

قال الإمام النووي رحمه الله تعالى:

اﻋﻠﻢ ﺃﻥ اﻟﻐﻴﺒﺔ ﺗﺒﺎﺡ ﻟﻐﺮﺽ ﺻﺤﻴﺢ ﺷﺮﻋﻲ ﻻ ﻳﻤﻜﻦ اﻟﻮﺻﻮﻝ ﺇﻟﻴﻪ إلا ﺑﻬﺎ ﻭﻫﻮ ﺳﺘﺔ ﺃﺳﺒﺎﺏ:

Imam An Nawawi berkata:

Ketahuilah sesungguhnya ghibah itu dibolehkan untuk tujuan yang benar sesuai syari'at, yang tidak mungkin diraih kecuali dengan ghibah, hal itu ada dalam enam perkara:

اﻷﻭﻝ: اﻟﺘﻈﻠﻢ، ﻓﻴﺠﻮﺯ ﻟﻠﻤﻈﻠﻮﻡ ﺃﻥ ﻳﺘﻈﻠﻢ ﺇﻟﻰ اﻟﺴﻠﻄﺎﻥ ﻭاﻟﻘﺎﺿﻲ ﻭﻏﻴﺮﻫﻤﺎ ﻣﻤﻦ ﻟﻪ ﻭﻻﻳﺔ، ﺃﻭ ﻗﺪﺭﺓ ﻋﻠﻰ ﺇﻧﺼﺎﻓﻪ ﻣﻦ ﻇﺎﻟﻤﻪ، ﻓﻴﻘﻮﻝ: ﻇﻠﻤﻨﻲ ﻓﻼﻥ ﺑﻜﺬا.

1. Yang pertama orang yang terzholimi. Maka bagi orang yang terzholimi boleh untuk melaporkan kepada penguasa atau hakim dan selainnya dari pihak yang berwenang, atau orang yang mampu menengahi dari orang yg menzhiliminya. Lalu ia berkata: Si fulan telah menzholimi saya.

اﻟﺜﺎﻧﻲ: اﻻﺳﺘﻌﺎﻧﺔ ﻋﻠﻰ ﺗﻐﻴﻴﺮ اﻟﻤﻨﻜﺮ، ﻭﺭﺩ اﻟﻌﺎﺻﻲ ﺇﻟﻰ اﻟﺼﻮاﺏ، ﻓﻴﻘﻮﻝ ﻟﻤﻦ ﻳﺮﺟﻮا ﻗﺪﺭﺗﻪ ﻋﻠﻰ ﺇﺯاﻟﺔ اﻟﻤﻨﻜﺮ: ﻓﻼﻥ ﻳﻌﻤﻞ ﻛﺬا، ﻓﺎﺯﺟﺮﻩ ﻋﻨﻪ، ﻭﻧﺤﻮ ﺫﻟﻚ، ﻭﻳﻜﻮﻥ ﻣﻘﺼﻮﺩﻩ اﻟﺘﻮﺻﻞ ﺇﻟﻰ ﺇﺯاﻟﺔ اﻟﻤﻨﻜﺮ، ﻓﺈﻥ ﻟﻢ ﻳﻘﺼﺪ ﺫﻟﻚ ﻛﺎﻥ ﺣﺮاﻣﺎ.

2. Yang kedua: Dalam rangka meminta tolong untuk menghilangkan kemungkaran, mengembalikan orang yang berbuat maksiat ke jalan yang benar. Lalu ia berkata kepada orang yang diharapkan bisa menghilangkan kemungkaran tersebut:

Fulan telah berbuat (maksiat) demikian, maka hendaknya engkau mencegahnya. Atau kalimat yang semisal itu. Maksud/tujuannya adalah mencari sarana untuk menghilangkan kemungkaran tersebut. Maka jika ia tidak bermaksud seperti itu, maka hukumnya haram.

اﻟﺜﺎﻟﺚ: اﻻﺳﺘﻔﺘﺎء: ﻓﻴﻘﻮﻝ ﻟﻠﻤﻔﺘﻲ: ﻇﻠﻤﻨﻲ ﺃﺑﻲ، ﺃﻭ ﺃﺧﻲ ﺃﻭ ﺯﻭﺟﻲ، ﺃﻭ ﻓﻼﻥ ﺑﻜﺬا، ﻓﻬﻞ ﻟﻪ ﺫﻟﻚ ﻭﻣﺎ ﻃﺮﻳﻘﻲ ﻓﻲ اﻟﺨﻼﺹ ﻣﻨﻪ، ﻭﺗﺤﺼﻴﻞ ﺣﻘﻲ، ﻭﺩﻓﻊ اﻟﻈﻠﻢ ﻭﻧﺤﻮ ﺫﻟﻚ، ﻓﻬﺬا ﺟﺎﺋﺰ ﻟﻠﺤﺎﺟﺔ، ﻭﻟﻜﻦ اﻷﺣﻮﻁ ﻭاﻷﻓﻀﻞ ﺃﻥ ﻳﻘﻮﻝ: ﻣﺎ ﺗﻘﻮﻝ ﻓﻲ ﺭﺟﻞ ﺃﻭ ﺷﺨﺺ، ﺃﻭ ﺯﻭﺝ، ﻛﺎﻥ ﻣﻦ ﺃﻣﺮﻩ ﻛﺬا؟ ﻓﺈﻧﻪ ﻳﺤﺼﻞ ﺑﻪ اﻟﻐﺮﺽ ﻣﻦ ﻏﻴﺮ ﺗﻌﻴﻴﻦ، ﻭﻣﻊ ﺫﻟﻚ ﻓﺎﻟﺘﻌﻴﻴﻦ ﺟﺎﺋﺰ ﻛﻤﺎ ﺳﻨﺬﻛﺮﻩ ﻓﻲ ﺣﺪﻳﺚ ﻫﻨﺪ ﺇﻥ ﺷﺎء اﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ.

3. Yang ketiga : Meminta fatwa, lalu ia mengatakan kepada mufti: Ayahku, saudaraku, suamiku atau fulan telah menzholimiku demikian, apakah hal itu boleh baginya?, Dan saya tidak memiliki jalan untuk terlepas dari orang ini dan mengambil hak saya serta mencegah kezholimannya (kecuali dengan itu),Dan yang semisal itu. Maka itu boleh kalau ada hajat.

Akan tetapi yang afdhol dan lebih hati-hati hendaknya ia mengatakan:

Apa pendapat anda, tentang seorang atau seorang suami yang keadaannya demikian? Maka jika sudah tercapai tujuannya tanpa menyebut nama individunya (itu lebih baik). Walaupun jika menyebut namanya itu boleh juga, sebagaimana kami akan sebutkan dalam hadits Hindun Rodhiyallohu 'anha in sya Alloh.

اﻟﺮاﺑﻊ: ﺗﺤﺬﻳﺮ اﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ ﻣﻦ اﻟﺸﺮ ﻭﻧﺼﻴﺤﺘﻬﻢ، ﻭﺫﻟﻚ ﻣﻦ ﻭﺟﻮﻩ:
4. Yang keempat: Memperingatkan kaum muslimin dari kejelekan dan menasihati mereka. Yang demikian ini dari beberapa segi:

ﻣﻨﻬﺎ ﺟﺮﺡ اﻟﻤﺠﺮﻭﺣﻴﻦ ﻣﻦ اﻟﺮﻭاﺓ ﻭاﻟﺸﻬﻮﺩ، ﻭﺫﻟﻚ ﺟﺎﺋﺰ ﺑﺈﺟﻤﺎﻉ اﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ، ﺑﻞ ﻭاﺟﺐ ﻟﻠﺤﺎﺟﺔ.

-Diantaranya: Jarh (kritikan) terhadap orang yang dikritik dari para rowi dan saksi. Yang demikian itu boleh dengan ijmak kaum muslimin, bahkan wajib untuk tujuan ini.

ﻭﻣﻨﻬﺎ اﻟﻤﺸﺎﻭﺭﺓ ﻓﻲ ﻣﺼﺎﻫﺮﺓ ﺇﻧﺴﺎﻥ، ﺃﻭ ﻣﺸﺎﺭﻛﺘﻪ، ﺃﻭ ﺇﻳﺪاﻋﻪ، ﺃﻭ ﻣﻌﺎﻣﻠﺘﻪ، ﺃﻭ ﻏﻴﺮ ﺫﻟﻚ، ﺃﻭ ﻣﺤﺎﻭﺭﺗﻪ، ﻭﻳﺠﺐ ﻋﻠﻰ اﻟﻤﺸﺎﻭﺭ ﺃﻥ ﻻ ﻳﺨﻔﻲ ﺣﺎﻟﻪ، ﺑﻞ ﻳﺬﻛﺮ اﻟﻤﺴﺎﻭﺉ اﻟﺘﻲ ﻓﻴﻪ ﺑﻨﻴﺔ اﻟﻨﺼﻴﺤﺔ.

-Diantaranya juga: Ketika meminta pendapat (saran) ketika hendak menikah dengan seorang, atau kerja sama dengannya, menitipkan sesuatu, bermuamalah dan selain itu, atau berdialog dengannya. Wajib bagi orang yang dimintai saran untuk tidak menyembunyikan keadaan orang tersebut. Bahkan dia mesti menyebutkan kejelekkan-kejelekkan yang ada padanya dengan niat menasihati.

ﻭﻣﻨﻬﺎ ﺇﺫا ﺭﺃﻯ ﻣﺘﻔﻘﻬﺎ ﻳﺘﺮﺩﺩ ﺇﻟﻰ ﻣﺒﺘﺪﻉ، ﺃﻭ ﻓﺎﺳﻖ ﻳﺄﺧﺬ ﻋﻨﻪ اﻟﻌﻠﻢ، ﻭﺧﺎﻑ ﺃﻥ ﻳﺘﻀﺮﺭ اﻟﻤﺘﻔﻘﻪ ﺑﺬﻟﻚ، ﻓﻌﻠﻴﻪ ﻧﺼﻴﺤﺘﻪ ﺑﺒﻴﺎﻥ ﺣﺎﻟﻪ، ﺑﺸﺮﻁ ﺃﻥ ﻳﻘﺼﺪ اﻟﻨﺼﻴﺤﺔ، ﻭﻫﺬا ﻣﻤﺎ ﻳﻐﻠﻂ ﻓﻴﻪ، ﻭﻗﺪ ﻳﺤﻤﻞ اﻟﻤﺘﻜﻠﻢ ﺑﺬﻟﻚ اﻟﺤﺴﺪ، ﻭﻳﻠﺒﺲ اﻟﺸﻴﻄﺎﻥ ﻋﻠﻴﻪ ﺫﻟﻚ، ﻭﻳﺨﻴﻞ ﺇﻟﻴﻪ ﺃﻧﻪ ﻧﺼﻴﺤﺔ ﻓﻠﻴﺘﻔﻄﻦ ﻟﺬﻟﻚ.

-Dan diantaranya : Jika melihat seorang pelajar yang bolak-balik menemui ahli bidah, atau orang fasiq yang ia mengambil ilmu darinya, dan dikhawatirkan pelajar tadi akan mengalami mudhorot dengan itu. Maka wajib menasihatinya dan menjelaskan keadaannya (ahli bid'ah). Dengan syarat untuk tujuan menasihatinya.

Dan ini diantara perkara yang salah dalam hal ini : Terkadang yang mengkritik itu terbawa sifat hasad (dalam menjarh), syaithon membuat pengkaburan dalam hal itu, digambarkan seolah-olah itu adalah nasihat. Maka berlaku cermatlah dalam mengkritik.

ﻭﻣﻨﻬﺎ ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﻟﻪ ﻭﻻﻳﺔ ﻻ ﻳﻘﻮﻡ ﺑﻬﺎ ﻋﻠﻰ ﻭﺟﻬﻬﺎ: ﺇﻣﺎ ﺑﺄﻻ ﻳﻜﻮﻥ ﺻﺎﻟﺤﺎ ﻟﻬﺎ، ﻭﺇﻣﺎ ﺑﺄﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﻓﺎﺳﻘﺎ، ﺃﻭ ﻣﻐﻔﻼ، ﻭﻧﺤﻮ ﺫﻟﻚ، ﻓﻴﺠﺐ ﺫﻛﺮ ﺫﻟﻚ ﻟﻤﻦ ﻟﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﻻﻳﺔ ﻋﺎﻣﺔ ﻟﻴﺰﻳﻠﻪ، ﻭﻳﻮﻟﻲ ﻣﻦ ﻳﺼﻠﺢ، ﺃﻭ ﻳﻌﻠﻢ ﺫﻟﻚ ﻣﻨﻪ ﻟﻴﻌﺎﻣﻠﻪ ﺑﻤﻘﺘﻀﻰ ﺣﺎﻟﻪ، ﻭﻻ ﻳﻐﺘﺮ ﺑﻪ، ﻭﺃﻥ ﻳﺴﻌﻰ ﻓﻲ ﺃﻥ ﻳﺤﺜﻪ ﻋﻠﻰ اﻻﺳﺘﻘﺎﻣﺔ ﺃﻭ ﻳﺴﺘﺪﻝ ﺑﻪ.

-Diantaranya: Orang yang mempunyai amanah tanggung jawab, tapi tidak melaksanakannya sebagaimana mestinya: Baik karena memang ia tidak pantas untuk itu, ataupun karena ia adalah seorang fasiq atau teledor dan semisalnya. Maka wajib untuk menyebutkan (kekurangan orang itu) kepada pihak yang memiliki kewenangan umum untuk menyingkirkannya dan menggantikannya dengan orang yang pantas. Atau mengabarkan hal itu agar ia ditindak sesuai keadaannya, tidak tertipu dengannya, dan berupaya untuk mendorongnya agar istiqomah atau membimbingnya.

اﻟﺨﺎﻣﺲ: ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﻣﺠﺎﻫﺮا ﺑﻔﺴﻘﻪ ﺃﻭ ﺑﺪﻋﺘﻪ ﻛﺎﻟﻤﺠﺎﻫﺮ ﺑﺸﺮﺏ اﻟﺨﻤﺮ، ﻭﻣﺼﺎﺩﺭﺓ اﻟﻨﺎﺱ، ﻭﺃﺧﺬ اﻟﻤﻜﺲ، ﻭﺟﺒﺎﻳﺔ اﻷﻣﻮاﻝ ﻇﻠﻤﺎ، ﻭﺗﻮﻟﻲ اﻷﻣﻮﺭ اﻟﺒﺎﻃﻠﺔ، ﻓﻴﺠﻮﺯ ﺫﻛﺮﻩ ﺑﻤﺎ ﻳﺠﺎﻫﺮ ﺑﻪ، ﻭﻳﺤﺮﻡ ﺫﻛﺮﻩ ﺑﻐﻴﺮﻩ، ﻣﻦ اﻟﻌﻴﻮﺏ، ﺇﻻ ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﻟﺠﻮاﺯﻩ ﺳﺒﺐ ﺁﺧﺮ ﻣﻤﺎ ﺫﻛﺮﻧﺎﻩ.

5. Yang kelima: Ketika seorang itu terang-terangan menampakkan perbuatan fasiqnya, atau kebid'ahannya. Semisal terang-terangan menampakkan minum khomr, merampok manusia, minta pajak dan pungutan uang secara zholim, melakukan perkara-perkara yang bathil. Maka boleh disebutkan perkara yang dia tampakkan, dan diharamkan menyebutkan aib-aib selainnya, kecuali disebutkan kejelekannya karena suatu sebab lain yang telah kami sebutkan.

اﻟﺴﺎﺩﺱ: اﻟﺘﻌﺮﻳﻒ، ﻓﺈﺫا ﻛﺎﻥ اﻹﻧﺴﺎﻥ ﻣﻌﺮﻭﻓﺎ ﺑﻠﻘﺐ اﻷﻋﻤﺶ، ﻭاﻷﻋﺮﺝ ﻭاﻷﺻﻢ، ﻭاﻷﻋﻤﻰ ﻭاﻷﺣﻮﻝ، ﻭﻏﻴﺮﻫﻢ ﺟﺎﺯ ﺗﻌﺮﻳﻔﻬﻢ ﺑﺬﻟﻚ، ﻭﻳﺤﺮﻡ ﺇﻃﻼﻗﻪ ﻋﻠﻰ ﺟﻬﺔ اﻟﺘﻨﻘﻴﺺ، ﻭﻟﻮ ﺃﻣﻜﻦ ﺗﻌﺮﻳﻔﻪ ﺑﻐﻴﺮ ﺫﻟﻚ ﻛﺎﻥ ﺃﻭﻟﻰ.

6. Yang keenam: Dalam rangka mengenalkan. Maka jika seorang insan dikenal dengan gelar si Buta, si Pincang, si Tuli, si buta, si Juling dan selain mereka, boleh saja mengenalkan mereka dengan hal itu. Dan diharamkan menyebutkannya dengan maksud menghina/merendahkamnya. Seandainya memungkinkan menyebutkannya dengan selain itu, tentu lebih utama.

-ﻓﻬﺬﻩ ﺳﺘﺔ ﺃﺳﺒﺎﺏ ﺫﻛﺮﻫﺎ اﻟﻌﻠﻤﺎء ﻭﺃﻛﺜﺮﻫﺎ ﻣﺠﻤﻊ ﻋﻠﻴﻪ.

Maka ini adalah enam sebab yang disebutkan para ulama dan kebanyakannya adalah perkara yang telah disepakati.

قال العلامة الفقيه ابن عثيمين -رحمه الله تعالى:

ﻫﺬا اﻟﺒﺎﺏ ﺫﻛﺮﻩ اﻟﻤﺆﻟﻒ اﻟﻨﻮﻭﻱ ﺭﺣﻤﻪ اﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻓﻲ ﻛﺘﺎﺑﻪ (ﺭﻳﺎﺽ اﻟﺼﺎﻟﺤﻴﻦ) ﻓﻴﻤﺎ ﻳﺠﻮﺯ ﻣﻦ اﻟﻐﻴﺒﺔ ﻭﺫﻛﺮ ﻟﺬﻟﻚ ﺳﺘﺔ ﺃﺳﺒﺎﺏ، ﻭﻛﻼﻣﻪ ﺭﺣﻤﻪ اﻟﻠﻪ ﻟﻴﺲ ﺑﻌﺪﻩ ﻛﻼﻡ؛ ﻷﻧﻪ ﻛﻠﻪ ﻛﻼﻡ ﺟﻴﺪ ﻭﺻﻮاﺏ ﻭﻟﻪ ﺃﺩﻟﺔ ﻭﺳﻴﺬﻛﺮﻫﺎ ﺇﻥ ﺷﺎء اﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻓﻲ ﻫﺬا اﻟﺒﺎﺏ، ﻳﺬﻛﺮ اﻷﺩﻟﺔ ﻭﺳﻨﺘﻜﻠﻢ ﻋﻠﻴﻬﺎ ﻓﻲ ﺣﻴﻨﻬﺎ ﺇﻥ ﺷﺎء اﻟﻠﻪ، ﻓﻨﺴﺄﻝ اﻟﻠﻪ ﺃﻥ ﻳﻐﻔﺮ ﻟﻠﻨﻮﻭﻱ ﺭﺣﻤﻪ اﻟﻠﻪ ﻭﺃﻥ ﻳﺠﻤﻌﻨﺎ ﻭﺇﻳﺎﻛﻢ به ﻓﻲ ﺟﻨﺎﺕ اﻟﻨﻌﻴﻢ .
[شرح رياض الصالحين للعثيمين]

Al Allamah Al-Faqih Ibnul Utsaimin Rohimahulloh berkata:

Bab ini telah disebutkan oleh imam an-Nawawi Rohimahulloh dalam kitabnya:Riyadhus Sholihin: perkara - perkara yang diperbolehkan ghibah di sana, beliau menyebutkan ada enam perkara. Dan perkataan beliau itu tidak perlu dikritisi, karena semuanya adalah perkataan yang bagus dan benar yang memiliki dalil-dalil. Dan beliau akan menyebutkannya in syaa Alloh dalam bab ini.

Beliau menyebutkan dalil - dalil dan kita akan membicarakan hal itu pada waktunya in sya Alloh.

Maka kita memohon kepada Allah semoga Dia mengampuni An-Nawawi Rohimahulloh dan mengumpulkan kita dan kalian dengan beliau di surga An-Na'im.

[Syarh Riyadhus Sholihin lil Imam Al-Utsaimin 6/134-136]

وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم

✍ Abu Zakariyya Ats tsaury.

••••••••••══✿❀✿❀✿══••••••••••
  TANYA JAWAB KAJIAN ONLINE
              BAITI JANNATI
••••••••••══✿❀🕋❀✿══•••••••••

GROUP AKHWAT 1⃣
MODERATOR: Petty nusaybah

📝PERTANYAAN:
•••••••✿❀✿❀✿•••••••
1⃣Assalamualaikum warahmatullahi wa adalah Pak ustadz @⁨ABU ZAKARIYYA⁩ mau bertanya...bagaimana cara menghindari ghibah? Mohon maaf ustadz klo membulat apakah termasuk ghibah??
2⃣ Assalamu'alaikum ,bagaimana cara kita menyikapi teman / saudara yg sering ghibah barang" kita dalam jumlah kecil. Misal pinjam mobil tanpa ijin dan itu menjadi kebiasaan ,ataupun misal ambil makanan kita tanpa ijin ,karena dianggap sudah benar benar dekat dan akrab. Apakah ini termasuk ghibah?
3⃣ Assalamu'alaikum ustadz,
Klau misalnya kita minta maaf sm org yg pernah kita ghibah, apakah ketika kita minta maaf kita harus menjelaskan juga klau kita sdh berghibah tentang dia, ceritanya begini dan begini,,,
Ataukah cukup dgn meminta maaf saja ustadz,,
Jazakillah penjelasannya ustadz,,,
4⃣ Tapi itukan akan membuka pintu kebencian pada kita ustadz,,,,,smntr kita sdh betul2 khilaf dan bertaubat
5⃣ Assalamualaikum ustd apa boleh kita membicarakan keburukan orangtua pd sodara kaka atau adik kita🙏🙏

JAWABAN:
••••✿❀✿❀✿••••
1⃣ ما معنى ميمبولت؟
Membulat itu apa?
Kalo membuli secara langsung bukan ghibah,
✍ Dibaca lg definisi ghibah diatas itu mba...👆
2⃣ Di baca lg diatas itu mba, diatas sudah ada definisi ghibah.
3⃣ Di jelaskan kesalahannya mba, lalu minta keridhoannya.
4⃣ Dilihat sisi mashlahat dan mudhorotnya mba.

Disebutkan dlm qowaid fiqhiyyah:

إذا تزحمة مصالح قدم الأعلى منها وإذا تزحمة المفاسد قدم الأخاف منها
Ditimbang2,jd klo di ceritakan justru mudhorotnya lebih besar maka cukup minta maaf dari kesalahan, tetapi jika yakin di ceritakan mudhorotnya kecil maka harus di jelaskan kesalahannya lalu minta ridho.
5⃣ Jawabanya masalah ini jg dah ada dimateri mba ,lihat poin nomer 2,atau 4 bagian kedua.
•••┈┈•┈┈•⊰✿🕋✿⊱•┈┈•┈┈•••

                BAITI JANNATI

➖➖➖➖➖➖➖➖➖
WEBSITE :
Website Tholabul'ilmi: tholabulilmiindonesia.blogspot.com
Website Josh:
JOSHindonesia.blogspot.com
Website Laskar Subuh:
Laskarsubuhindonesia.blogspot.com
Telegram :
t.me/tholabulilmiWA
facebook FP :
m.facebook.com/TholabulilmiWhatsApp
facebook Group :
m.facebook.com/profile.php?id=183387271707797

Follow IG Tholabul'ilmi WA :
https://www.instagram.com/p/BfweMAflyYR/

▶ Gabung Komunitas Tholabul'ilmi
Ketik : GabungTI#Nama#Domisili#Status#L/P
Kirim ke:
~ Ukh Nur Shafiyyah :
+886975707348
~ Ukh Anah Athifah :
+6285778166221

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
BAITI JANNATI

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MACAM MACAM IKHTILAF (Perselisihan Pendapat Ulama)

Praktek Kerja Lapangan (PKL) - bagian 2

I.M.M 2