Menjemput Dia Di Jalan Allah
[21/12/2018 22:02]
•••┈┈•┈┈•⊰✿💟✿⊱•┈┈•┈┈•••
Alhamdulillah malam ini Kita Telah Berkumpul Kembali Untuk Menyimak Kajian Bersama Narasumber Kita
👳 Ustadz: Rizal zaelani Al-Hakim
📝 Dengan tema : menjemput dia dijalan Allah
Semoga Dengan Izin Allah Ta'ala.. Acara Kita Malam Ini Bisa Berjalan Dengan Lancar..
Aamiin Yaa Rabbal'Alamiin...
•••┈┈•┈┈•⊰✿💟✿⊱•┈┈•┈┈•••
Sahabat JOSH Yang dimuliakan oleh Allah..
Untuk lebih mengenal Narasumber Kita
BERIKUT BIODATA BELIAU :
👇
••••••••••══✿❀✿❀✿══••••••••••
BIODATA NARASUMBER JOSH
••••••••••══✿❀💟❀✿══•••••••••
👳♂ Nama Lengkap : Rizal Zaelani Al-Hakiim
👨💼 Nama Panggilan: Aa Rizal
🗓 TTL : 18 - 12 - 95
🏡 Domisili : Bogor
🖤 Status : Menikah
💼 Aktivitas : Praktisi Ruqyah syar'iyyah Rumah sehat Eliman
💟 Amanah Sosial dan Dakwah : PJ pendidikan Bahasa Arab dan Tahfidzhul Qur'an
📌 Motto Hidup : الخير فيما وقع
📧 Email : Rizalzaelani59@gmail.com
📱 Whatsapp No : 089606477700
✍ Motivasi bergabung dengan TI: Menimba ilmu
•••┈┈•┈┈•⊰✿💟✿⊱•┈┈•┈┈•••
Assalamualaikum warahmatullahi wabarokaatuh
Sebelum kita kajian alangkah baiknya kita mengenal siapa yang menyampaikan supaya jadi jalan kebaikan.
Rizal zaelani Al-Hakiim dari
Syaikh Faturrahman /Ustadz hernan /Ustadz Asep sudrajat /Ustadz Alibayanullah al-Hafidz/ Ustadz Hikmat (Semuanya) dari
Ustadz Ismail Yusanto dari
Ustadz Hafidz Abdurrahman/Ustadz al-Khat-thath (keduanya) dari
'Abdullah Bin Nuh dari
syaikh Abdurrahman Al-Baghdadi dari
syaikh Atha khalil abu Rastah dari
syaikh Abdul Qadim zallum dari
Syaikh al-Mujaahid Taqiyuddin an-Nabhaniy, dari
Syaikh Yusuf bin Isma’il an-Nabhaniy, dari
Syaikh Yusuf al-Barqaawiy al-Hanbaliy, dari
Syaikh Hasan asy-Syiththiy al-Hanbaliy, dari
Syaikh Mushthafa bin Sa’id ar-Ruhaybaaniy as-Suyuthiy al-Hanbaliy, dari
Syaikh asy-Syihaab Ahmad bin ‘Abdullah ad-Dimasyqiy al-Hanbaliy, dari
Syaikh Abu al-Mawaahib Muhammad bin ‘Abdul Baqiy ad-Dimasyqiy al-Hanbaliy dan Syaikh al-‘allamah al-Fahhamah ‘abdul Qadir bin ‘umar at-Taghlubiy ad-Dimasyqiy al-Hanbaliy, [**keduanya**] dari
Syaikh ‘Abdul Baqiy bin ‘Abdul Baqiy ad-Dimasyqiy al-Hanbaliy, dari
Syaikh al-Mu’ammar ‘Abdur Rahman bin Yusuf ‘Ali al-Buhuutiy al-Mishriy al-Hanbaliy, dari
Syaikh Taqiyuddin bin Ahmad an-Najjaar al-Futuuhiy al-Hanbaliy dari
Syaikh Abu al-Qadhiy asy-Syihaab Ahmad bin ‘Abdul ‘Aziz al-Qaahiriy al-Hanbaliy, dari
Syaikh al-Qadhiy asy-Syihab Abu Haamid Ahmad bin Nuur ad-Din al-Hanbaliy dan Syaikh Badr ad-Din Abu al-Ma’aaliy Muhammad an-Naashir al-Mishriy al-Hanbaliy dan asy-Syihab Ahmad al-Jawjariy al-Qahiriy al-Hanbaliy, [semuanya] dari
Syaikh al-Qadhiy ‘Izzuddin abu al-Barkaat Ahmad bin al-Qadhiy Burhan ad-Din al-Kinaaniy al-Hanbaliy, dari
Syaikh al-Jamaal ‘Abdullaah bin al-Qadhiy ‘Ala ad-Din ‘Ali al-Kinaaniy al-Hanbaliy, dari
‘Ala ad-Din Abu al-Hasan ‘Ali ad-Dimasyqiy al-Hanbaliy, dari Syaikh al-Fakhr ‘Ali bin Ahmad al-Maqdisiy al-Hanbaliy (dikenal sebagai Ibn al-Bukhaariy), dari
Syaikh Abu ‘Ali Hanbal bin ‘Abdullah ar-Rishaafiy al-Hanbaliy, dari Syaikh Abu al-Qaasim Hubatullaah bin Muhammad al-Hanbaliy, dari
Abu ‘Ali al-Hasan bin ‘Ali at-Tamiimiy al-Baghdaadiy (dikenal sebagai ibn al-Mudzhib al-Wa’izh al-Hanbali) , dari
Syaikh Abu Bakr Ahmad bin Ja’far al-Qathii’iy al-Hanbaliy, dari
‘Abdullah bin al-Imaam Ahmad bin Hanbal, dari al-Imam Ahmad bin Hanbal asy-Syaibaaniy
إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا أَمَّا بَعْدُ
Alhamdulillah segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada baginda besar Nabi Muhammad Shalallahu'alaihi wasalam, kepada keluarganya, sahabatnya dan para pengikutnya sampai hari akhir aamiin..
Sahabat surgaku, di tengah hiruk pikuk perpolitikan yang semakin memanas di indonesia ini,masing masing saling ejek, saling cela, saling menghina antara pendukung pasangan calon satu dan pendukung pasangan calon yang lain.. eh ngomong ngomong yang baca udah punya pasangan calon belum,, diem diem bae😁
Sahabatku, pada malam ini kita akan bahas
" Menjemput dia di jalan Allah"
Apa maksud dari judul tersebut?
Maksudnya adalah untuk para jofisa agar senantiasa mendekatkan diri pada Allah ,agar terhindar dari perilaku maksiat yang akan menghasilkan dosa yang membinasakan.
Namun bagi yang sudah menikah ini adalah untuk kembali memperbaharui niat pernikahan, agar karena Allahlah menikah itu, bukan karena cantik, pangkat, agar hidup bahagia dan lain lain.
Sahabatku, ada 4 perkara yang telah Allah tentukan untuk manusia, yang mana 4 perkara ini akan mengejar manusia akan menghampiri manusia pada saat yang Allah tentukan, apa 4 perkara tersebut?
Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadits shahih yang berbunyi:
عَنْ أَبِيْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ الله ابْنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ حَدَّثَنَا رَسُوْلُ الله صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الصَّادِقُ الْمَصْدُوْقُ: إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِيْ بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْمًا نُطْفَةً ثُمَّ يَكُوْنُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيْهِ الرُّوْحَ وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِكَلِمَاتٍ بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ .
Diriwayatkan dari bapak Abdir Rahman, yaitu Abdullah bin Mas’ud ra. Katanya: Telah menceriterakan kepada kami Rasulullah saw ( orang yang selalu benar dan dibenar kan) :”sesungguhnya salah seorang dari kamu sekalian dikumpulkan kejadiannya dalam perut ibunya selama empat pulah hari berupa air mani. Kemudian menjadi segumpal darah dalam waktu empat puluh hari. Kemudian menjadi segumpal daging dalam waktu empat puluh hari. Lalu diutus seorang malaikat kepada janin tersebut dan ditiupkan ruh kepadanya dan malaikat tersebut diperintahkan untuk menuliskan empat perkara, yaitu: menulis rizkinya, batas umur-nya, pekerjaannya dan kecelakaan atau kebahagiaan hidupnya”.
Seperti hadits di atas setiap manusia telah di tentukan rezekinya,ajalnya, pekerjaannya, bahagia atau celakanya,lalu mana jodoh? Kok ga ada? Ya memang kata jodoh tidak di sebut secara konkret karena sifat jodoh itu bersembunyi😁
Jodoh itu bagian dari rezeki, karena sifat jodoh dan rezeki itu sama, rezeki tidak akan tertukar, begitupun jodoh, rezeki datang dari arah yang tidak di sangka sangka begitupun jodoh. Mudah mudahan setelah kajian ini saya dapat jodoh,, eh kalian maksudnya😁
Baik sahabatku, berbicara tentang jodoh artinya kita berbicara tentang diri sendiri, karena jodoh itu tercermin dari perilaku kita, jika kita taat pada Allah maka si "dia" pun akan taat pada Allah.
Sebagaimana keterangan dalam surat annur ayat 26
اَلْخـَبِيـْثــاَتُ لِلْخَبِيْثـِيْنَ وَ اْلخَبِيْثُــوْنَ لِلْخَبِيْثاَتِ وَ الطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِيْنَ وَ الطَّيِّبُوْنَ لِلطَّيِّبَاتِ.
“ Wanita-wanita yang tidak baik untuk laki-laki yang tidak baik, dan laki-laki yang tidak baik adalah untuk wanita yang tidak baik pula. Wanita yang .baik untuk lelaki yang baik dan lelaki yang baik untuk wanita yang baik."
(Qs. An Nur:26)
Nah bagi sahabatku di group ini, marilah kita sama sama memperbaiki diri, sejatinya menjemput si "dia" itu bukan dengan datang kerumahnya lalu minta di nikahi atau menyambut si "dia" bukan juga dengan pesta atau yang lainnya, mau menyambut atau menjemput keduanya di lakukan dengan bagaimana kita memperbaiki diri, terus berada dalam jalur syariat, beramal shaleh dan yang lainnya, kelak Allah lah yang akan menjemput pasangan kalian dengan di pertemukan padaa saat2 yang tepat dan di tempat yang indah juga pada momen yang sangat istimewa. Tentunya semua ada pada penilaian Allah.
Untuk itu para sahabatku, siapkah kita memperbaiki diri? Mendekatkan diri kepada Allah?
Kita tidak perlu risau terhadap siapa jodoh kita , dimana dia, seperti apa dia, karena pasti Allah kirimkan kita pasangan yang terbaik untuk kita, tentu kita harus bisa ambil hikmah di setiap kehendak Allah agar bisa menjadi pelajaran dan menemukan ilmu didalamnya.
Namun perhatikanlah sahabatku, sudah saya sampaikan di awal segala sesuatu yang telah Allah tentukan itu dekat adanya,bersifat mengejar, bersifat memaksa. Maka tidak ada yang bisa menghalanginya sedetikpun dan tidak ada yg bisa memajukannya walau hanya melangkah.
Seandainya ajal dulu yang menghampiri kita ya kita tidak bisa berbuat apa apa, tetapi setidaknya kita di kunjungi ajal terlebih dahulu pada saat kita sedang memperbaiki diri.
Atau seandainya jodoh dlu yang menghampiri kita, ya terimalah karena itu yang telah Allah tentukan untuk kita.
Jadi,, bertaqwalah kepada Allah jemputlah dia dengan terus memperbaiki diri ,hingga Allah benar benar memberikan yang terbaik untuk kita.
Wallahu'alambish-shawab
••••••••••══✿❀✿❀✿══••••••••••
TANYA JAWAB KAJIAN ONLINE
JOMBLO SAMPAI HALAL
••••••••••══✿❀💟❀✿══•••••••••
💟GROUP AKHWAT 6⃣
MODERATOR: Ukhty Gevhy ayu
📝PERTANYAAN:
•••••••✿❀✿❀✿•••••••
1⃣Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Izin bertanya ustadz.
Bagaimana cara menghadapi ikhwan yang ngajak pacaran.?
Kita udah bilangg gak ada pacaran dalam islam. Tapi dia tetep aja kaya maksa gitu. Udah d kadih pengertian. "Kita saling memperbaiki diri aja dulu, kalo jodoh gak akan kemana"
Tapi dia bilangnya. Jodoh itu emang udah d takdirkan. Tapi kalo tak di jemput katanya bakalan keburu sama orang. Pokoknya dia keras kepala gitu ustadz.
Padahal dia juga santri yang mengerti agama. Bahkan sering jadi guru ngaji kita juga.
Mohon penjelasannya ustadz. Bagaimana cara kita menyikapi mereka yang seperti itu. Tanpa membuat mereka tersinggung?
2⃣ pertanyaan titipan
assalamualaikum ustadz
kalo kita menyukai seseorang, untuk menghindari pacaran kita memberikan dia harapan, bolehkah itu dilakukan..
trimakasih ustad
3⃣pertanyaan titipan.
assalamualaikum ustadz
saya mau tanya, apakah mempunyai komitmen untuk bersama dalam waktu yang lama misal 2 atau 3 tahun lagi menikah dengan berpacaran itu sama atau tidak?
mohon Jawabannya ustad
syukron ustad😊
4⃣assalamualaimum ustadz..
kalo kita menyukainya diam2 itu boleh apa tidak??
5⃣Assalamualaikum ustadz gimana sebaik berkomunikasi lewat sosmed sama orang yang sudah mengkhitbah ,karena takut obrolannya klo terlalu lama jadi malah basa basi gak jelas gitu. Soalnya ga berani klo ngobrol langsung
JAWABAN:
••••✿❀✿❀✿••••
1⃣ wa'alaikumsalam
Bismillah
Untuk orang yang ngajak maksiat, dia santri, dia guru ngaji , berarti dia blm faham syariat islam yang melarang perilaku maksiat, termasuk pacaran..
Karena dalam quran jelas Allah melarang melakukan sesuatu yang mendekati zina.
Sesuai dengan kaidah ushul fiqh
"الوصيلة إلى الحرام ، حرام"
Segala jalan yang menuju keharaman maka dia haram.
Jadi jangan pedulikan perasaan manusia ketika kita berhadapan dengan maksiat, kita tolak maksiat itu, karena kita tidak mau Allah marah bukan takut menyakiti yang menyeret maksiat..
Wallahu'alam
2⃣ wa'alaikumsalam..
Bismillah
Memberikan harapan itu tidak boleh, karena bisa jadi malah terikat seperti janji..
Untuk menghindari pacaran kita ucapkan bahwa Allah melarang maksiat, dan pacaran itu zina, zina itu dosa.
Wallahu'alam
3⃣ wa'alaikumsalam
Bismillah
Memiliki komitmen dengan seseorang untuk menikah di waktu yang di tentukan itu boleh, tetapi tidak ada komunikasi yang melanggar syar'i, tidak ada aktifitas yang menyalahi aturan agama.
Jadi berkomitmenlah dengan khitbah, dan menikah agar lebih aman
Wallahu'alam
4⃣ wa'alaikumsalam
Bismillah
Menyukai lawan jenis itu fitrah, jadi tidak masalah
Akan tetapi jangan sampai di ucapkan sebelum waktunya, lalu jangan sampai zina pikiran dan hati dengan memikirkan si dia tanpa henti, berharap si dia tanpa sehingga lupa berharap kepada Allah..
Wallahu'alam
5⃣ wa'alaikumsalam
Bismillah
Sahabatku, khitbah tidak menghasilkan ikatan yang halal, selagi blm di nikahi
Khitbah dengan belum khitbah itu aktifitasnya sama , tidak boleh ada hubungan lewat sosmed ataupun yang lainnya.
Hanya saja kalau sudah khitbah, artinya wanita tidak boleh ,menerima khitbah yang lain..
Jadi, tidak di benarkan berkomunikasi lawan jenis walaupun sudah khitbah.. di khawatirkan terjadi ghuluw.. berlebih lebihan
Wallahu'alam
•••┈┈•┈┈•⊰✿💟✿⊱•┈┈•┈┈•••
💟JOMBLO SAMPAI HALAL💟
Komentar
Posting Komentar