Bahaya Lisan

[28/12/2018 21:58] ‪
•••┈┈•┈┈•⊰✿💟✿⊱•┈┈•┈┈•••

Alhamdulillah malam ini Kita Telah Berkumpul Kembali Untuk Menyimak Kajian Bersama Narasumber Kita

🧕🏻  Ustadzah: Lilis Nuraeni

📝 Dengan tema   :  bahaya lisan

Semoga Dengan Izin Allah Ta'ala.. Acara Kita Malam Ini Bisa Berjalan Dengan Lancar..

Aamiin Yaa Rabbal'Alamiin...

•••┈┈•┈┈•⊰✿💟✿⊱•┈┈•┈┈•••

Sahabat JOSH Yang dimuliakan oleh Allah..
Untuk lebih mengenal Narasumber Kita

BERIKUT BIODATA BELIAU :

•••••••••••••══✿❀✿❀✿══••••••••••
        BIODATA NARASUMBER
••••••••••══✿❀💟❀✿══•••••••••

🧕 Nama Lengkap : Lilis Nuraeni

🧕Nama Panggilan: Lilis

🗓 TTL : Subang 10-10-1969

🏡 Domisili : Jl DI Panjaitan 54, Subang,Jabar.

🖤 Status : Single Parent

📚 Pendidikan : Bhs Inggris UPI

💼 Aktivitas : Mengelola Lembaga Pendidikan Formal dan Non Formal, Konsultan.

🕋 Amanah Sosial dan Dakwah : Pny Pesantren.

📌 Motto Hidup : Hidup Mulia atau Mati Syahid

📱 Whatsapp No : 085321638959

•••┈┈•┈┈•⊰✿💟✿⊱•┈┈•┈┈•••

🌷🌿🌷🌿🌷🌿🌷🌿

💚  BAHAYA LISAN  💚

✍🌷Bunda Lilis.

➖➖➖➖➖➖➖➖

بسم الله الرّحمن الرّحيم

    Lisan adalah cerminan dari hati.
Jika hati yang baik dan sehat,maka lisanpun akan baik dan menyelamatkan.
Jika hatinya buruk maka lisanpun akan buruk dan bisa mencelakakan.

Lisan ini bisa mempengaruhi manusia.
Apalagi saat ini didukung oleh segala fasilitas Media moderen.
Sangat mudah dan viral.
Jika yang banyak bicara adalah mayoritas orang-orang bodoh,maka menyebarlah kebodohan dan itu pertanda masyarakat menjadi semakin buruk.
Jika yang bicara adalah para ulama,maka selamatlah masyarakat.

    Tapi saat ini juga banyak yang belajar agama tapi dengan ilmunya ia menggiring masyarakat pada kehancuran. Ia seolah-olah sedang memperbaiki padahal sesungguhnya ia sedang membuat kerusakan.

Banyak yang setelah belajar agama ternyata lisan semakin pedas dengan celaan dan sindiran, lebih banyak membahas fitnah dan bantahan daripada ilmu, semakin sombong serta merendahkan manusia, maka itu pertanda bahwa ilmu yang diperoleh "Tidak Berkah".

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

أَكْثَرُ خَطَايَا ابْنِ آدَمَ فىِ لِسَانِهِ

"Kebanyakan dosa anak adam itu ada pada lisannya"

(HR. Ath-Thabrani dalam al-Kabiir X/243 dan al-Baihaqi dalam asy-Syu'ab IV/240, hadits dari Abdullah bin Mas'ud, lihat Shahiihul Jaami’ ash-Shaghiir no. 1201)

Dengan lisan itu mereka berdusta, bersaksi, bersumpah palsu, mencaci maki, mencela, mengutuk, berkata keji, mengejek, berfatwa tanpa ilmu, berdakwah kepada kesesatan, melakukan fitnah, ghibah dll.

Namun di masa sekarang ini dosa lisan banyak juga yang dituangkan dalam bentuk tulisan di buku-buku, majalah-majalah, tabloid-tabloid, surat-surat kabar, tulisan di internet melalui facebook, twitter, wa dll.

Bahkan terkadang dijumpai bahasa tulisan lebih tajam dan lebih berbahaya dari pada bahasa lisan, karena berdampak sangat buruk bagi seseorang, suatu komunitas ataupun masyarakat.

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

يَا مَعْشَرَ مَنْ آمَنَ بِلِسَانِهِ وَلم يَدْخُل الإيمَانُ قَلْبَهُ ! لاَ تَغْتَابُوا الْمُسْلِمِيْنَ وَلاَ تَتَّبِعُوا عَوْرَاتِهِمْ فَإِنَّهُ مَنْ اتبع عَوْرَاتهم تَتَبَّعَ اللهُ عَوْرَتَهُ وَمَنْ تَتَبَّعَ اللهُ عَوْرَتَهُ يَفْضَحْهُ فِي بَيْتِهِ

"Wahai orang-orang yang beriman dengan lisannya, akan tetapi iman belum masuk ke dalam hatinya, janganlah kalian mengghibahi kaum muslimin, dan jangan pula mencari-cari aib mereka. Karena sesungguhnya barangsiapa yang mencari-cari aib mereka, niscaya Allah pun akan mencari-cari aib-aibnya, dan barangsiapa yang dicari-cari aibnya oleh Allah, niscaya Dia akan menyingkapnya (meskipun) ia berada di rumahnya"

(HR. Abu Dawud no. 4880 dan Ahmad no. 19776, hadits dari Abu Barzah al-Aslami, lihat Shahiihut Targhiib wat Tarhiib no. 2340)

     Jika kita mempunyai ilmu dan melihat kerusakan akibat lisan-lisan yang menyesatkan dan merusak,maka hendaklah yang memiliki ilmu tidak diam,tapi memperbaiki pula dengan lisannya atau bentuk literatur agar keburukan tidak terus tersebar.
Diam tidak selalu emas,diam juga bisa jadi kejahatan dan kedzaliman.Kita wajib membela keadilan dengan ilmu,dgn hujjah yang benar.

من ذَبَّ عن عِرضِ أخيه بالغَيْبةِ كان حقًّا على اللهِ أن يُعتِقَه من النَّارِ

"Barangsiapa yang membela kehormatan saudaranya (sesama muslim) disebabkan ghibah, maka sungguh wajib bagi Allah untuk membebaskannya dari api Neraka"

(HR. Ahmad, ath-Thabrani dan Ibnu Abid Dunya, hadits dari Asma' binti Yazid, lihat Shahiihut Targhiib wat Tarhiib no. 2847)

     Jika kita terkena fitnah dari lisan-lisan yang bodoh/ jahil,sekiranya kita tidak sanggup membela diri kita,maka serahkan urusan itu kepada Allah.Bersabar dan jadikan itu penggugur dosa.
Dan yakin Allah akan bersikap adil.

وَإِنِ امْرُؤٌ شَتَمَكَ وَعَيَّرَكَ بِمَا يَعْلَمُ فِيكَ فَلاَ تُعَيِّرْهُ بِمَا تَعْلَمُ فِيهِ فَإِنَّمَا وَبَالُ ذَلِكَ عَلَيْهِ

"Apabila seseorang mencelamu karena dia tahu aib-aibmu, maka janganlah engkau membalasnya dengan mencela aib-aibnya yang engkau ketahui ada padanya. Karena sesungguhnya akibat jelek hal itu akan menimpanya" (HR. Abu Dawud no. 4084 dan at-Tirmidzi no. 2722, hadits dari Abu Jurai Jabir bin Sulaim, lihat Shahiihut Targhiib wat Tarhiib no. 2782)

     Ketika seseorang menyebarkan aib-aib kita, sesungguhnya Allah pun akan membuka aib-aib dia suatu saat.

Syaikh al-Utsaimin rahimahullah berkata:

واعلم أنك إذا نشرت عيوب أخيك، فإن الله يسلط عليك من نشر عيوبك، جزاء وفاقا.

"Ketahuilah bahwa sesungguhnya jika engkau menyebarkan aib-aib saudaramu, maka sesungguhnya Allah akan menguasakan terhadap dirimu orang lain yang akan menyebarkan aib-aibmu, sebagai balasan yang setimpal" (Tafsir Surat al-Hujurat I/52).

🌷Imam Ibnu Rajab rahimahullah berkata :

*"Sesungguhnya kebanyakan perkara yang dapat memasukkan manusia ke dalam api Neraka adalah lisannya. Karena maksiat lisan masuk ke dalamnya kesyirikan yang merupakan dosa paling besar di sisi Allah, yang masuk ke dalamnya adalah berkata atas nama Allah tanpa ilmu dan persaksian palsu yang merupakan tandingannya syirik. Masuk juga ke dalamnya sihir, menuduh zina dan lainnya baik dari dosa-dosa besar dan dosa-dosa kecil seperti dusta, ghibah, mengadu domba, bahkan seluruh maksiat yang sifatnya perbuatan yang tidak luput dari perkataan-perkataan yang menyertainya dan menopangnya" (Jaami'ul 'Uluum wal Hikam hal 450).

Wallahu ta’ala a’lam bish-shawab

🌷🌿🌷🌿🌷🌿🌷🌿

••••••••••══✿❀✿❀✿══••••••••••
 TANYA JAWAB KAJIAN ONLINE
       JOMBLO SAMPAI HALAL
••••••••••══✿❀💟❀✿══•••••••••

💟GROUP AKHWAT 6⃣
MODERATOR: Ukhty Gevhy Ayu

📝PERTANYAAN:
•••••••✿❀✿❀✿•••••••

1⃣ Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Bunda Lilis☺
Alhamdulillah kita semua dapat ilmu.
Izinkan saya bertanya Bun, mohon solusinya🙏
Lisan yang baik (terjaga) itu seperti apa? Contoh nyata dari Rasulullah.

2⃣ Assalamu'alaikum Warakhmatullahi Wabarakaatuh...
Izin bertanya Ustadzah... ☺🙏
Misal kalau nada bicara kita itu keras, trus pas kita bicara sama teman kita, teman kita itu kayak ambil hati gitu, kayak tersakiti gitu dan merasa di bentak, sedangkan kita itu nggak tau kan dia tu kayak tersakiti dan ngersa di bentakkan karena emang nada bicara kita kayak gitu... nah sikap kita yang kayak gitu itu dosa apa nggak, termasuk dzolimi teman kita apa nggak trus berdosa apa nggak gitu? Syukran...

3⃣ Izin bertanya lagi🙏
Etika Akhwat berbicara dg Ikhwan yg sesuai anjuran islam itu spt apa Bun?
suruh mempertegas.

4⃣Assalamu'alaikum Ustadzah.. Ijin bertanya.. Bagaimana cara kita menasehati seseorang tanpa melukai hatinya?  Sedangkan seseorang itu tipe yg keras kepala.. 
Bagaimana Ustadzah?

JAWABAN:
••••✿❀✿❀✿••••

1⃣ Baik menurut Allah.
Sesuai Qur'an dan Sunnah.
Contohnya, ketika Rosulullah dilempari batu,beliau memaklumi dan mendoakan kebaikan/ hidayah.
Ketika orang Yahudi buta mencaci,beliau diam menjaga lisannya,tidak membalasnya.
Ketika mesjidnya dikencingi,Beliau tidak memaki,tapi mengajak para sahabat untuk bersabar.
Itu contoh saja.

2⃣ Betul,untuk beberapa suku tertentu nada bicaranya memang keras.
Untuk itu kita harus mengenal latar belakang seseorang dengan budayanya.
Tapi jika tidak disengaja,Allah tidak menghukum orang yang tidak tahu, maka ketika tahu seseorang tersinggung,langsung bertaubat dan meminta maaf.
Bisa juga dengan memberi hadiah kecil untuk melunakkan hatinya.
Yg terpenting, ucapan lisan kita jangan keluar dari koridor Qur'an dan Sunnah.
Lembut juga,kalau mengandung kedzaliman tetap berdosa.

3⃣1. Tidak berdua - duaan di tempat sepi.
     2. Urgent saja.Sebatas keperluannya.
     3. Tidak melemah lembut kan suara bagi perempuan.
    4. Menundukkan pandangan.

4.⃣ Al-Qur'an adalah cara Allah bicara pada manusia, terkadang lembut ,terkadang keras, terkadang dengan mengumpamakan sesuatu, terkadang dengan hikmah dan pelajaran.
Maka begitulah cara bicara kita.
Untuk tipe mudah tersinggung,coba alihkan dengan umpama,semisal kasus si Fulan seolah - olah kita sedang menceritakan orang lain,padahal maksud kita memberi gambaran sebab akibat dari suatu perbuatan.
Bisa dari kisah - kisah dalam Qur'an untuk menggambarkan sesuatu yang terjadi pada dirinya.

Rasulullah terkadang menasihati dengan lembut,terkadang juga dengan mendiamkan untuk 3 hari agar ia menyadari kesalahannya dengan tafakur.

Terkadang kita juga bisa menasihati dengan akhlak kita yang baik, dan itu sebaik - baik nasihat.Dengan memberi contoh.

•••┈┈•┈┈•⊰✿💟✿⊱•┈┈•┈┈•••

      💟JOMBLO SAMPAI HALAL💟

Komentar

Postingan populer dari blog ini

GANGGUAN JIN ASYIQ DAN PENYEBABNYA

TA'ARUF

Praktek Kerja Lapangan (PKL) - bagian 2