Kenapa Harus Berilmu?

[4/1 21:58] ‪

•••┈┈•┈┈•⊰✿💟✿⊱•┈┈•┈┈•••

Alhamdulillah malam ini Kita Telah Berkumpul Kembali Untuk Menyimak Kajian Bersama Narasumber Kita

🧕🏻  Ustadz: khoiril faruq

📝 Dengan tema: kenapa harus berilmu

Semoga Dengan Izin Allah Ta'ala.. Acara Kita Malam Ini Bisa Berjalan Dengan Lancar..

Aamiin Yaa Rabbal'Alamiin...

•••┈┈•┈┈•⊰✿💟✿⊱•┈┈•┈┈•••

Sahabat JOSH Yang dimuliakan oleh Allah..
Untuk lebih mengenal Narasumber Kita

BERIKUT IODATA BELIAU :
👇
••••••••••══✿❀💟❀✿══•••••••••

👳‍♂ Nama Lengkap : Khoiril Farruhk

👨‍💼Nama Panggilan: kak Rilh

🗓 TTL :  6-6-1996

🏡 Domisili : Soppeng Sul Sel

🖤 Status : Single

📚 Pendidikan : Alumni PPS TAHFIDZUL QUR'AN ABU BAJAR ASH-SHIDDIQ,
S1 TADBIR AD-DAU'AD.

💼 Aktivitas : Mengajar, Menulis, Membaca

🖤 Amanah Sosial dan Dakwah : Da'i salah satu Ormas Islam Wahdah Islamiyyah

📌 Motto Hidup : Berusaha Memberi Manfaat

📧 Email : Sembarangmom@gmail.com

📱 Whatsapp No : 085211183253

📘Akun Medsos: khoiril farrukh syababul Qur'an

✍ Motivasi bergabung dalam TI : ingin mengenalkan sunnah kpda para member

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

بسم الله الر حمن الر حيم

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ ،َأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.، أَمَّا بَعْدُ؛

puji dan syukur kita panjatkan khadirat Allah Subhanallah  Wa Ta'ala yang telah begitu banyak memberikan nikmat kepada kita semua selaku hambanya.
Shalawat beriring salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada Nabiullah Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wassalam . Rosul yang membawa risalah Al-Islam yang akan selalu kita nanti syafaatnya di yaumul akhir kelak.

Imam Ahmad –rahimahullah- berkata :

“Manusia sesungguhnya lebih butuh kepada ilmu dari pada kepada makanan dan minuman; sebab makanan dan minuman hanya diperlukan dalam sehari sekali atau dua kali saja, sementara mereka membutuhkan ilmu setiap saat”.

Itulah sebabnya mengapa ayat pertama kali yang turun memotivasi manusia agar menuntut ilmu :

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ    [ العلق / 1 ]

“ Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan”.Qs Al-Alaq 1

Umat Islam adalah umat yang identik dengan ilmu dan selalu kontak dengan Alllah –subhanahu wa ta’ala-.

Ibnu Katsir –rahimahullah- berkata : “Ayat Al-Qur’an yang pertama kali turun adalah ayat-ayat yang mulia dan berkah tersebut, dan ayat-ayat ini adalah rahmat yang pertama kali Allah merahmati hamba-hambaNya sekalikgus nikmat yang pertama kali Allah anugrahkan kepada hamba-hambaNya."

Dalam ayat-ayat tersebut Allah menamakan Dzatnya dengan sifat al-ilmu dan memperkenalkan Dirinya kepada makhlukNya dengan ilmu pula. Allah berfirman :

الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ، عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ [ العلق / 4 – 5 ]

“Yang memberitahu melalui pena, memberi tahu manusia apa yang belum diketahuinyal”. Qs Al-Alaq : 4-5
 

Misi agama Islam seluruhnya adalah ilmu dan amal. Maka ilmu merupakan separuh dari misi agama ini. Firman Allah :

هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ [ التوبة / 33 ]

“Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (yaitu ilmu) dan agama yang benar (yaitu amal shalih) “. Qs At-Taubah : 33

Tidak ada suatu hal yang paling menenteramkan dan menyejukkan hati seorang hamba dari pada cintanya kepada Allah, dan untuk mengakses ke sana hanya bisa dilakukan melalui ilmu.

 

Ilmu merupakan hikmah yang Allah anugerahkan kepada seorang hamba yang dikehendakiNya. Firman Allah :

يُؤْتِي الْحِكْمَةَ مَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِيَ خَيْرًا كَثِيرًا وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّا أُولُو الْأَلْبَابِ [ البقرة / 269 ]

“Allah menganugerahkan al hikmah  kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran”. Qs Al-Baqarah : 269

 
Mujahid –rahimahullah- berkata : ( hikmah di sini ) adalah ilmu dan pemahaman agama.   Allah –subhanahu wa ta’ala- menganugerahkan ilmu kepada Nabi Adam –alaihissalam-, maka dengan ilmu itu Allah memperlihatkan kelebihan Nabi Adam di atas para malaikat. Firman Allah :

وَعَلَّمَ آدَمَ الْأَسْمَاءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلَائِكَةِ فَقَالَ أَنْبِئُونِي بِأَسْمَاءِ هَؤُلَاءِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ [ البقرة/31]

“Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!”. Qs Al-Baqarah :31

Allah -subhanahu wa ta’ala- memilih para nabi dan rasul-Nya serta hamba-hambaNya yang Dia kehendaki dengan ilmu pula.  Demikian pula ketika malaikat menyampaikan kabar gembira kepada istri Nabi Ibrahim –alaihissalam- tetang putranya yang bernama Ishaq –alaihissalam- dikatakannya sebagai “Ghulaamin ‘Aliim” (seorang anak yang berilmu).

Juga tentang Nabi Yusuf -alaihissalam- sebagaimana firman Allah :

وَلَمَّا بَلَغَ أَشُدَّهُ آتَيْنَاهُ حُكْمًا وَعِلْمًا  [ يوسف / 22 ]

“Dan tatkala dia cukup dewasa Kami berikan kepadanya hikmah dan ilmu”. Qs Yusuf : 22

Selanjutnya Nabi Yusuf –alaihissalam- pun menyebut dirinya sebagai “Hafidzun ‘Aliim” ( seorang yang mampu menjaga amanat dan berilmu ).

Nabi Musa –alaihissalam- pun Allah muliakan dengan ilmu. Firman Allah :

وَلَمَّا بَلَغَ أَشُدَّهُ وَاسْتَوَى آتَيْنَاهُ حُكْمًا وَعِلْمًا [ القصص/14 ]

“Dan setelah Musa cukup umur dan sempurna akalnya, Kami berikan kepadanya hikmah (kenabian) dan ilmu”. Qs Al-Qashash : 14
 

Firman Allah –subhanahu wa ta’ala- tentang Nabi Daud dan Nabi Sulaiman –alaihimas salam- :

وَكُلًّا آتَيْنَا حُكْمًا وَعِلْمًا  [ الأنبياء / 79 ]

“dan kepada masing-masing (Daud dan Sulaiman) telah Kami berikan hikmah dan ilmu”. Qs Al-Anbiya : 79

Allah –subhanahu wa ta’ala – mengingatkan Nabi Isa –alaihisslam- akan karunia ilmu pula. Firman Allah :

اذْكُرْ نِعْمَتِي عَلَيْكَ وَعَلَى وَالِدَتِكَ إِذْ أَيَّدْتُكَ بِرُوحِ الْقُدُسِ تُكَلِّمُ النَّاسَ فِي الْمَهْدِ وَكَهْلًا وَإِذْ عَلَّمْتُكَ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَالتَّوْرَاةَ وَالْإِنْجِيلَ [ المائدة / 110 ]

“ Ingatlah akan nikmat-Ku kepadamu dan kepada ibumu di waktu Aku menguatkan kamu dengan ruhul qudus. Kamu dapat berbicara dengan manusia di waktu masih dalam buaian dan sesudah dewasa; dan (ingatlah) di waktu Aku mengajar kamu menulis, hikmah, Taurat dan Injil”. Qs Al-Maidah : 110

Demikian pula Khadhir –alaihissalam- menjadi seorang Nabi Ulul-Azmi (yaitu Musa) bersafar mencarinya karena Khadir memiliki ilmu yang tidak dimiliki oleh Musa. Firman Allah :

فَوَجَدَا عَبْدًا مِنْ عِبَادِنَا آتَيْنَاهُ رَحْمَةً مِنْ عِنْدِنَا وَعَلَّمْنَاهُ مِنْ لَدُنَّا عِلْمًا [ الكهف / 65 ]

“Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami”. Qs Al-Kahf : 65

Para pasukan Nabi Sulaiman –alaihissalam- pun demikian, yang paling luas ilmunya di antara mereka adalah yang paling kuat.

Firman Allah :

قَالَ الَّذِي عِنْدَهُ عِلْمٌ مِنَ الْكِتَابِ أَنَا آتِيكَ بِهِ قَبْلَ أَنْ يَرْتَدَّ إِلَيْكَ طَرْفُكَ [ النمل / 40 ]
 

“ Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari Al Kitab: "Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip". Qs An-Naml : 40

Allah –subhanahu wa ta’ala- menyebut-nyebut sejumlah nikmat yang Dia karuniakan kepada rasul-Nya –shallallahu alaihi wa sallam-. Dalam konteks ini nikmat ilmu lah yang menduduki peringkat paling utama.

Firman Allah :

وَأَنْزَلَ اللَّهُ عَلَيْكَ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَعَلَّمَكَ مَا لَمْ تَكُنْ تَعْلَمُ [ النساء : 113 ]

“Dan Allah telah menurunkan Kitab dan hikmah kepadamu, dan telah mengajarkan kepadamu apa yang belum kamu ketahui”. Qs An-Nisa : 113

Allah -subhanahu wa ta’ala- tidaklah menyuruh nabi-Nya untuk menambah suatu apapun kecuali tambahan ilmu. Firman Allah :

وَقُلْ رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا [ طه / 114 ]

 “Katakanlah, Ya Tuhanku, tambahlah untukku suatu ilmu”. Qs Thaha : 114

Ilmu merupakan warisan para nabi. Pewarisnya pastilah insan-insan terbaik sesudah para nabi dan yang terdekat kepada mereka.

Rasulullah-shallallahu alaihi wa sallam- bersabda :

 
إِّنَّ الْعُلُمَاءُ وَرَثَةُ اْلأَنْبِيَاءِ، إِنَّ اْلأَنْبِياَءَ لَمْ يُوَرِّثُوْا دِيْناَرًا وَلاَ دِرْهَماً إِنَّمَا وَرَّثُوْا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَ بِهِ فَقَدْ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ

“Sesungguhnya ulama adalah pewaris para nabi. Sungguh para nabi tidak mewariskan dinar ataupun dirham. Mereka hanya mewariskan ilmu maka barangsiapa memperoleh warisan tersebut, sungguh ia telah mengambil bagian yang sangat banyak.” HR. Tirmidzi.

Allah –subhanahu wa ta’ala- mempersaksikan kepada para penyandang ilmu atas Ketuhanan-Nya ( Uluhiyah-Nya ). Allah berfirman :

 
شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ وَالْمَلَائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ [ آل عمران / 18 ]

“Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) kecuali Dia, Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Qs Ali Imran : 18

 

Allah- subhanahu wa ta’ala – juga mempersaksikan kepada para penyandang ilmu atas kebatilan pernyataan orang-orang kafir.

Firman Allah  :

وَقَالَ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ وَالْإِيمَانَ لَقَدْ لَبِثْتُمْ فِي كِتَابِ اللَّهِ إِلَى يَوْمِ الْبَعْثِ فَهَذَا يَوْمُ الْبَعْثِ وَلَكِنَّكُمْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ  [ الروم / 56 ]

“Dan berkata orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan dan keimanan (kepada orang-orang kafir): "Sesungguhnya kamu telah berdiam (dalam kubur) menurut ketetapan Allah, sampai hari berbangkit; maka inilah hari berbangkit itu akan tetapi kamu selalu tidak meyakini(nya)". Qs Ar-Rum : 56

Maka hanya dengan kepemilikan ilmu, seseorang bisa takut dan taat kepada Allah.  Firman Allah :

إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ  [ فاطر / 28 ]

"Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah orang-orang yang berilmu”. Qs Fathir : 28

Az-Zuhri –rahimahullah- berkata :

مَا عُبِدَ اللهُ بِمِثْلِ الْعِلْمِ

“Allah tidaklah diibadahi seperti ibadah ilmu”.

 
Meraih ilmu merupakan suatu prestasi kebaikan dan kesuksesan. Sabda Nabi –shallallahu alaihi wa sallam- bersabda :

"  مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّيْنِ " متفق عليه

“Barang siapa yang dikehendaki oleh Allah kebaikan padanya maka Allah akan menjadikannya faqih (faham) dalam agama”. Muttafaq alaih
 

Manusia pilihan adalah manusia yang paling banyak ilmunya. Nabi-shallallahu alaihi wa sallam- bersabda :

" فَخِيَارُكُمْ فِي الجَاهِلِيَّةِ خِيَارُكُمْ فِي الإِسْلاَمِ إِذَا فَقُهُوا " متفق عليه

“Sebaik-baiknya kalian pada masa jahiliyah adalah yang terbaik di antara kalian pada masa Islam, jika mereka paham agama.” Muttafaq alaihi.
 

Ilmu merupakan neraca untuk mengetahui tingkatan kualitas amal seseorang dan kadar derajatnya. Dengan ilmu, amal seseorang menjadi berkualitas dan tumbuh bersih. Kemurnian akidah seseorang dan keikhlasannya dalam beribadah kepada Allah serta pengamalan sunnah nabiNya tidak akan terwujud kecuali dengan ilmu. Firman Allah :

فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ  [ محمد /19 ]

“Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan sesembahan kecuali Allah”. Qs Muhammad : 19

Di sini Allah –subhanahu wa ta’ala- memulai penyebutan ilmu sebelum ucapan dan pengamalan. Ilmu adalah penuntun dan panglima terlaksananya suatu amal. Maka setiap amal yang tidak dibimbing oleh ilmu tidaklah berguna bagi pelakunya bahkan menjadi senjata makan tuan.

Barangsiapa yang beribadah kepada Allah tanpa dibarengi ilmu, maka ibadahnya lebih banyak mendatangkan kemudharatan dari pada kemaslahatan. Suatu kemusyrikan dan perbuatan bid’ah tidaklah mungkin terjadi kecuali disebabkan kurangnya ilmu dan jauhnya pelakunya dari ulama.

Kesesatan adalah identik dengan kebodohan. Itulah sebabnya, Allah –subhanahu wa ta’ala – memerintahkan kita untuk selalu memohon perlindungan kepadaNya dari jalan orang-orang yang tersesat pada setiap rakaat shalat kita.

 
Allah-subhanahu wa ta’ala- pun menafikan penyamaan antara orang yang  berilmu dan orang yang tidak berilmu. Tidak mungkin sama, seperti tidak samanya orang hidup dengan orang mati, orang yang bisa melihat dengan orang tuna netra. Firman Allah :

قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ  [ الزمر/ 9 ]

“Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?". Qs Az-Zumar :9

Dengan ilmu pula masyarakat menjadi hidup dan bersinar. Firman Allah :

أَوَمَنْ كَانَ مَيْتًا فَأَحْيَيْنَاهُ وَجَعَلْنَا لَهُ نُورًا يَمْشِي بِهِ فِي النَّاسِ كَمَنْ مَثَلُهُ فِي الظُّلُمَاتِ لَيْسَ بِخَارِجٍ مِنْهَا [ الأنعام / 122 ]

“Dan apakah orang yang sudah mati kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang tidak akan dapat keluar dari padanya?”. Qs Al-An’am : 122

Kepiawaian seseorang dan pemahamannya terhadap agama merupakan ciri khas orang yang beriman. Dada mereka memancarkan cahaya ilmu, sebagaimana firman Allah :

بَلْ هُوَ آيَاتٌ بَيِّنَاتٌ فِي صُدُورِ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ وَمَا يَجْحَدُ بِآيَاتِنَا إِلَّا الظَّالِمُونَ [ العنكبوت/49]

“Sebenarnya, Al Quran itu ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zalim”. Qs Al-Ankabut : 49

 
Di dalam Al-Qur’an terdapat lebih dari 40 ayat tentang perumpamaan (dalam kehidupan). Hal itu memerlukan ilmu untuk dapat menangkap dan memahami makna yang dimaksudkan. Firman Allah :

وَتِلْكَ الْأَمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ وَمَا يَعْقِلُهَا إِلَّا الْعَالِمُونَ [ العنكبوت / 43 ]

“Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia; dan tidak ada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu”. Qs Al-Ankabut : 43

Ketika sebagian ulama salaf mendengar perumpamaan (dalam Al-Qur’an), namun perumpamaan itu tidak membuatnya mengerti maksudnya, menangislah dia lalu mengatakan : “Aku tidak termasuk orang-orang yang berilmu”.

 
Rahmat kasih sayang Allah serta selalu menyelimuti majlis-majlis ilmu dan peserta kajian ilmu, demikian juga para malaikat menaungi mereka dan turut hadir mersama mereka. Sabda Nabi :

وَإِنَّ الْمَلَائِكَةَ لَتَضَعُ أَجْنِحَتَهَا رِضًا لِطَالِبِ الْعِلْمِ

“Dan sesungguhnya para Malaikat merendahkan sayapnya sebagai apresiasi keridhaan kepada penuntut ilmu”. HR Tirmizi.

Ibnul-Qayim –rahimahullah- berkata :

" ولو لم يكن فى العلم إلا القرب من رب العالمين والإلتحاق بعالم الملائكة وصحبة الملإ الأعلى لكفى به فضلا وشرفا فكيف وعز الدنيا والآخرة منوط به ومشروط بحصوله "

 
“Andaikata ilmu itu tidak memiliki pengaruh apa-apa selain dapat mendekatkan diri seseorang kepada Tuhan semesta alam dan memungkinkannya bergabung dengan alam malaikat serta persahabatan dengan komunitas pilihan di langit, niscaya hal itu sudah cukup sebagai anugerah dan kehormatan, belum lagi kejayaan dunia dan derajat seseorang di akhirat sangat ditentukan oleh ilmu dan tergantung pada perolehan ilmu “.

Majelis mereka penuh dengan hikmah, dan mereka adalah sebaik-baik teladan bagi umat ini. Manfaat mereka selain kembali pada diri mereka sendiri, juga menular kepada orang lain. Karenanya semuanya memuji mereka dan mendoakan mereka. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda ;

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ وَأَهْلَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ حَتَّى النَّمْلَةَ فِي جُحْرِهَا وَحَتَّى الْحُوتَ لَيُصَلُّونَ عَلَى معلم النَّاس الْخَيْر

"Dan sesungguhnya Allah dan para malaikatnya, serta para penghuni langit dan bumi, bahkan semut yang berada di lubangnya dan juga ikan, benar-benar mendoakan kebaikan bagi pengajar kebaikan bagi manusia" (HR At-Tirmidzi)

 
Berusaha menuntut ilmu termasuk berjihad di jalan Allah. Abu Ad-Dardaa' radhiallahu 'anhu berkata ;

مَنْ رَأَى الْغُدُوَّ وَالرَّوَاحَ إِلَى الْعِلْمِ لَيْسَ بِجِهَادٍ فَقَدْ نَقَصَ فِي عَقْلِهِ وَرَأْيِهِ

"Barangsiapa yang memandang bahwa pergi di pagi hari dan pulang di sore hari karena menuntut ilmu bukanlah jihad, maka sungguh telah kurang akalnya dan pandangannya"
 

Berlomba dan bersaing dalam ilmu adalah perkara yang terpuji, dan tidak ada hasad dalam dua orang, yaitu seorang yang berbuat baik apakah dengan amalnya atau dengan hartanya. Adapun selain dua orang ini maka tidak dihasadi karena sedikit manfaatnya. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :

لَا حَسَدَ إِلَّا فِي اثْنَتَيْنِ رَجُلٍ آتَاهُ اللَّهُ مَالًا فَسَلَّطَهُ عَلَى هَلَكَتِهِ فِي الْحَقِّ وَرَجُلٍ آتَاهُ اللَّهُ الْحِكْمَة فَهُوَ يقْضِي بهَا وَيعلمهَا

"Tidak ada hasad kecuali pada dua orang, seorang yang Allah berikan kepadanya harta, lantas ia menghabiskannya pada kebenaran, dan seorang yang Allah anugrahkan kepadanya al-hikmah (ilmu) maka ia berhukum dengan ilmu tersebut dan mengajarkannya" (HR Al-Bukhari dan Muslim)
 

Telah jelas di syari'at dan taqdir bahwasanya balasan sesuai dengan perbuatan, maka barangsiapa yang menempuh jalan ilmu maka ia telah menempuh jalan menuju surga, dan jalan ilmu adalah jalan termudah menuju surga dan yang paling menyenangkan. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّل اللَّهُ بِهِ طَرِيقًا إَلَى الْجَنَّةِ

"Barangsiapa yang menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu maka Allah mudahkan baginya jalan menuju surga" (HR Muslim)

 
Ilmu syar'i adalah benteng dari fitnah-fitnah dan musibah dan bencana. Al-Imam Malik rahimahullah berkata ;

إِنَّ أَقْوَامًا ابْتَغَوْا الْعِبَادَةَ وَأَضَاعُوا الْعِلْمَ فَخَرَجُوا عَلَى أُمَّةِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِأَسْيَافِهِمْ، وَلَوْ ابْتَغَوا الْعِلْمَ لَحَجَزَهُمْ عَنْ ذَلِكَ

"Sesungguhnya beberapa kaum mencari ibadah dan meninggalkan ilmu lalu merekapun memberontak terhadap umat Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam dengan menghunus pedang-pedang mereka. Seandainya mereka mencari ilmu tentu ilmu akan mencegah mereka dari perbuatan tersebut".
 
Karena begitu besar manfaat ilmu maka datang perintah untuk menyampaikannya dan menyebarkannya.

Demikian kajian kita malam ini. Silahkan dibaca dan semoga dpt dipahami dg baik. Ana kembalikan kpd admin. Baarakallahu fiekunna jami'an.

••••••••••══✿❀✿❀✿══••••••••••
  TANYA JAWAB KAJIAN ONLINE
       JOMBLO SAMPAI HALAL
••••••••••══✿❀💟❀✿══•••••••••

💟GROUP AKHWAT 6⃣
MODERATOR: Ukhty Gevhy Ayu

📝PERTANYAAN:
•••••••✿❀✿❀✿•••••••

1⃣ assalamualaikum mau nanya kan menuntut ilmu wajib tapi ketika menuntut nya banyak godaannya sperti datang malas susah masuk dan susah mengerti gampang lupa nya.bagaimana cara mengatasi smua godaan itu dalam menuntut ilmu?syukron

2⃣ Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh ustadz.
Yg dimaksud imam ahmad ra. Itu ilmu agama saja atau ada ilmu duniawinya ya ustadz ?

3⃣Assalamualaikum
Sementara mereka membutuhkan ilmu satiap saat, jika dilihat zaman sekarang bgimna y peranan generasi sekarang untk menjadi lebih baik?syukron

JAWABAN:
••••✿❀✿❀✿••••

1⃣Wa 'alaikummussalam warohmatullahi wabarokatuh..
Kembali lagi kita, bagaimana muhasabah diri kita, kalau bukn dri sekarng untk menuntut ilmunya kapan lagi sampai kapan kita akam mals pdahl nabi kita shollallahu 'alaihi wasallam mngtkn. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda ;

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ وَأَهْلَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ حَتَّى النَّمْلَةَ فِي جُحْرِهَا وَحَتَّى الْحُوتَ لَيُصَلُّونَ عَلَى معلم النَّاس الْخَيْر

"Dan sesungguhnya Allah dan para malaikatnya, serta para penghuni langit dan bumi, bahkan semut yang berada di lubangnya dan juga ikan, benar-benar mendoakan kebaikan bagi pengajar kebaikan bagi manusia" (HR At-Tirmidzi)

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّل اللَّهُ بِهِ طَرِيقًا إَلَى الْجَنَّةِ

"Barangsiapa yang menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu maka Allah mudahkan baginya jalan menuju surga" (HR Muslim)

Nah apalagi yang akan membuat kita untk tidak bersemangat...

2⃣Imam Ahmad Rohimahullah, bukn ra, dan yang di mksud adalh ilmu akhrt dek,

•••┈┈•┈┈•⊰✿💟✿⊱•┈┈•┈┈•••

     💟JOMBLO SAMPAI HALAL💟

Komentar

Postingan populer dari blog ini

GANGGUAN JIN ASYIQ DAN PENYEBABNYA

TA'ARUF

Praktek Kerja Lapangan (PKL) - bagian 2