Teruslah melangkah

Apa kabar, Tuanku?

Kita pernah duduk bersama-sama di dalam bumi yang sama. Meski kita duduk sendiri-sendiri dikursinya masing-masing. Mungkin kita pernah berpapasan di jalan ketika sedang menikmati senja di sore hari. Meski kita tidak ingat lagi kapan itu terjadi. Sebab mungkin kita tidak saling kenal.

Kita bergerang seperti daun-daun yang jatuh. Tidak mampu menggerakkan dirinya sendiri. Pasrah dihempaskan angin kemanapun membawanya pergi. Kita menggantungkan pada takdir, percaya bahwa kita akan jatuh di tempat yang sama. Kita percaya, itu mudah bagi Tuhan.

Kita belum bertemu, masih sibuk menyelesaikan urusan kita sendiri-sendiri. Sibuk menata banyak hal, menyelesaikan masa lalu, menghidupkan hari ini, dan merencanakan hari esok di masa depan. Kita hanya harus terus melangkah. Karena setiap langkah kaki kita akan mendekatkan kita. 

Jangan berhenti, Tuan. :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MACAM MACAM IKHTILAF (Perselisihan Pendapat Ulama)

Praktek Kerja Lapangan (PKL) - bagian 2

I.M.M 2