Hijab in love
Ini sepenggal kisah temanku malam ini.
Sebenarnya aku sudah mengenalnya sejak kecil, cukup kecil
oleh orang tuaku sendiri. Waktu itu aku masih tidak mengerti mengapa aku harus
mengenalnya. Aku mulai selalu bersamanya ketika aku menginjak kelas satu SMA.
Itupun masih sedikit tidak betah dengan keberadaanya.Hmm ini BUKAN seseorang yang mendampingiku. Ini tentang
kerudungku. Hal ini sudah orang tuaku kenalkan kepadaku dan kepada adik
perempuanku sejak kami masih kecil. Pertama aku mengenakannya hanya saat aku pergi ke surau,
atau saat lebaran. Saat bermain aku memang belum diwajibkan menggunakannya oleh
orang tuaku. Tapi dengan syarat baju yang kupakai lengan panjang dan celana
panjang. Kebetulan saat itu pakaianku serupa dengan pakaian kakak laki-lakiku. Yaah begitulah bentuknya, cukup maskulin dengan potongan rambut
pendekku. Bertahun-tahun aku mengenakannya dan melepasnya, aku masih
belum jatuh cinta kepadanya. Mungkin aku malu ketika aku membuka di depan bukan
mahram. Tetapi tetap belum bisa menyentuh hati ini. Bertahun-tahun dia
melindungiku, tapi aku belum bisa care padanya. Alhamdulillah sekitar empat tahun lalu, aku bertemu
seseorang yang mengenalkanku lagi pada”nya”. Alhamdulillah sekali, tapi aku
belum jatuh cinta padanya. Menjalin hubungan lagi dengannya bukanlah sebuah jawaban. Aku
hampir memustuskan untuk benar-benar berhenti tentangnya. Yaa saat berhenti itu aku tiba-tiba jatuh cinta. Jatuh cinta
kepadanya yang telah menemaniku dari kecil, melindungiku dari kecil, mengubah
cara berpikirku, dan cara berperilakuku.
Hal ini bermula saat aku berkenalan dengan seseorang. Sangat
menyenangkan mendengar tutur katanya. Dan sangat menyenangkan pula mengikuti
alur berpikirnya. Kata-katanya sangat menggerakkan hati. Mungkin bukan hanya
karena kata-katanya tapi selama ini aku memang mencari sesuatu hal dari sekedar memakai
kerudung itu sendiri. Sesuatu hal dari hati yang memang sulit untuk dijabarkan
dengan kata-kata. Dan kata-katanya mendukungku untuk terus mencari dan membuatku
jatuh cinta.
Ya Allah, aku jatuh cinta dengannya. Hal yang membuatku semakin
mencintai-Mu. Memang belum lama aku jatuh cinta kepadanya dan jujur kalau
diingat-ingat aku sedang memulai lagi mencintai-Mu, mendekati-Mu, menjaga-Mu
agar tidak benci atau marah padaku. Sebenarnya kalau aku mau menyadarinya, dulu aku selalu
diberikan lingkungan yang mendukung. Tapi sepertinya aku masih saja menutup
hati, untuk memperbaiki caraku berpakaian. Karena setiap aku ingin memperbaiki
diriku, aku terjatuh kembali. Aku selalu ingin mulai dari hal kecil dan basic tapi
sangat mendukung memperbaiki caraku berpakaian di depan umum.
Mungkin tulisan ini sedikit membingungkan, tapi entahlah. Aku
sudah cukup puas mengatakan melalui tulisan ini bahwa “hey, hijab. I’m in love”.
Temanku: EQ.
Komentar
Posting Komentar