Beberapa Kiat Agar Menjemput Jodoh Allah Mudahkan

Perbanyaklah istighfar. Lakukanlah taubat. Berapa kali kamu pernah membuat ibu menangis? Berapa banyak kita pernah membuat ayah bersedih? Berapa sering kamu membantah kedua orang tua? Sedangkan kamu tahu ridha Allah adalah ridha orang tua. Sedangkan kamu tahu berbakti kepada mereka adalah salah satu amalan yang paling di cintai-Nya. Sedangkan kamu tahu salah satu doa yang paling di ijabah Allah adalah doa orang tua untuk anaknya. Lalu kamu mengeluh kepada Allah, kenapa Dia belum juga memberi kita kebahagiaan berupa pasangan yang dinantikan, sementara di waktu yang sama kamu tak kunjung berhenti menggores luka di hati ayah ibu?

A. PERBANYAK TAUBAT

Dari Anas bin Malik Ra dia berkata: Aku mendengar Rasulullah sholallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, “Wahai anak Adam, sepanjang engkau memohon kepada-Ku dan berharap kepada-Ku akan Aku ampuni apa yang telah kamu lakukan. Aku tidak peduli. Wahai anak Adam, jika dosa-dosamu setinggi awan di langit kemudian engkau meminta ampunan kepada-Ku akan Aku ampuni. Wahai anak Adam, sesungguhnya jika engkau datang membawa kesalahan sebesar dunia, kemudian engkau datang kepada-Ku tanpa menyekutukan Aku dengan sesuatu apapun, pasti Aku akan datang kepadamu dengan ampunan sebesar itu pula.” (HR Tirmidzi)

Imam Al-Hasan Al-Bashri menganjurkan istighfar kepada setiap orang yang mengadukan kepadanya tentang kegersangan, kefakiran, sedikitnya keturunan dan kekeringan kebun-kebun.
Imam Al-Qurthubi menyebutkan dari Ibnu Shabih, bahwasanya ia berkata:”Ada seorang laki-laki mengadu kepada Al-Hasan Al-Bashri tentang kegersangan bumi maka beliau berkata kepadanya, “Beristighfarlah kepada Allah”. Yang lain mengadu kepadanya tentang kemiskinan maka beliau berkata kepadanya, “Beristighfarlah kepada Allah”. Yang lain lagi berkata kepadanya, “Do'akanlah kepada Allah, agar Ia memberiku anak”, maka beliau mengatakan kepadanya, “Beristighfarlah kepada Allah”. Dan yang lain lagi mengadu kepadanya tentang kekeringan kebunnya maka beliau mengatakan pula kepadanya, “Beristighfarlah kepada Allah”.

Imam Al-Hasan Al-Bashri menjelaskan tentang hal ini, “Aku tak mengatakan hal itu dari diriku sendiri. Tetapi sungguh Allah telah berfirman dlm surat Nuh.
“Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, & membanyakkan harta & anak-anakmu & mengadakan untukmu kebun-kebun & mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai- sungai”. (QS Nuh: 10-12)

Perbanyaklah istighfar. Lakukanlah taubat. Berapa banyak kamu melalaikan shalat? Saat di panggil menghadap Allah lewat lantunan Adzan kamu tak menyambut dengan sigap. Malah mengakhirkan waktunya. Jika setiap waktu kamu melalaikan sholat kita 1 jam saja. Maka sehari kamu lalai dan terlambat 5 jam. Maka satu bulan terlambat 150 jam. Maka setahun terlambat 1800 jam. Jika sudah 10 tahun kamu berbuat seperti ini, melalaikan shalat, maka kamu sudah berlambat-lambat 18.000 jam! Itu sama dengan terlambat 750 hari! Itu serupa dengan terlambat 25 bulan! Itu artinya terlambat  lebih dari 2 tahun! Masya Allah. Tak malukah meminta segera di pertemukan jodoh. Mengeluh Allah lambat sekali menunjukkan pasangan. Sementara kamu melambat-lambatkan shalat lebih dari 2 tahun?!. Bertaubatlah. Mulai sekarang perbaikilah shalatmu. Sambutlah panggilan adzan dengan segera.

Perbanyaklah taubat sahabat...semoga semua hajatmu (termasuk jodoh terbaik) Allah mudahkan.

"Barang siapa yang menekuni istighfar, Allah akan menjadikan dari setiap kesedihan kelonggaran, dan dari setiap kesempitan jalan keluar dan memberi rizki kepadanya dari arah yang tidak disangka-sangka." (HR Ibnu Majah)

Perbanyaklah istighfar. Karena dengannya Allah akan membanyakkan anak-anakmu. Sementara anak-anak tak mungkin Allah perbanyak dalam naungan keberkahan, kecuali dengan jalan pernikahan.

Sabda Nabi -shallallahu 'alaihi wa sallam- di atas merupakan KATA KUNCI bagi setiap insan yang sedang mengejar cita. .
Betapa banyak kegagalan bukan terletak pada kerja keras dan usaha, namun pada niatnya.

Maka berkacalah lagi. Apa sebenarnya niat kita untuk menikah? Apakah untuk meraih keridhaan Allah?

B. PERBAIKI NIAT

Sempurnanya pertolongan Allah, salah satunya karena sempurnanya niat.

Maka cek kembali niat kita untuk menikah, untuk apakah?

Apakah niatmu benar untuk menjaga kesucian diri?
Maka jika jujur niat kita itu, pasti akan Allah tolong.
“Tiga orang yang pasti Allah akan menolong mereka : orang yang berjihad di jalan Allah, Mukatab yang ingin menebus dirinya dan orang yang menikah dengan tujuan menjaga dirinya (dari yang haram)”
(HR At-Tirmidzi, Nasa’i,Al-Hakim)

Apakah niatmu benar untuk membuat orang tua lebih bahagia? Ingin mencari ridha mereka?
Maka jika jujur niat kita itu, pasti Allah juga akan ridha. Karena ridha Allah terletak pada keridhaan orang tua.

Apakah niatmu benar untuk membuat ibadahmu semakin baik kepada Allah? Agar membentuk keluarga Qur'ani Islami lagi penuh manfaat.
Maka jika jujur niat kita itu, pasti Allah akan suka dan Allah akan menolongmu menggapainya.

Jika engkau jujur dengan Allah
.
.
"Jika engkau jujur dengan ALLAH niscaya ALLAH akan mewujudkan keinginanmu" (HR. An Nasaa'i 1953)

C. MENABUNG

Bayangkan! Jika ada seorang anak SD ingin membeli sepeda agar bisa digunakannya pergi kesekolah, ke tempat main, ke masjid, ke tempat les….kemudian anak ini meminta kepada ayah dan ibunya untuk membelikan dia sepeda. Apakah permintaannya akan di penuhi? Bisa jadi ya. Bisa jadi tidak.
Bayangkan! Anak SD tadi kemudian memberi keterangan meyakinkan kepada ayah ibunya, bahwa dia sudah cukup mahir menggunakan sepeda. Dia sudah belajar dengan meminjam sepeda temannya. Sehingga kemungkinan besar dia tidak akan celaka karena naik sepeda. Apakah permintaannya akan di penuhi? Kemungkinannya di belikan sepeda semakin besar??? Iya! 
Bayangkan! Anak SD tadi kemudian merayu sambil menyampaikan bahwa dia sudah menabung uang Rp 427.000, yang dikumpulkan dari uang jajannya selama 6 bulan.  Ayah dan ibunya diminta tolong untuk menggenapkan uang itu agar bisa kebeli sepeda. Terserah sepeda apa, yang penting bagus dan sesuai untuk umurnya. Apakah permintaannya akan di penuhi? Kemungkinannya di belikan sepeda semakin membesaaar??? Tentu saja! 

Begitupun dengan dirimu wahai temanku. Bayangkan, anak kecil itu adalah dirimu. Kamu ingin meminta kepada Allah agar di berikan pasangan shalih/shalihah dalam bingkai pernikahan. Alih-alih galau dan menghayal sepanjang waktu, kamu harus menabung dan menabung. Ya! menabung ilmu. Ya! menabung uang.

Menabung Ilmu
• Baca buku dan ikuti kajian tentang pernikahan. Mulai dari cara menjemputnya yang sesuai sunnah Rasulullah, menurut apa yang disenangi Allah. Pelajari arahan Islam di saat-saat akad, walimah dan malam pertama.
• Baca buku tentang karakter antara lelaki dan wanita.
• Jika kamu wanita, dalami ilmu sebagai istri dan juga ibu.
• Jika kamu lelaki, dalami ilmu sebagai suami dan juga ayah.
• Pelajari lewat buku, kajian, artikel tentang bagaimana teladan rasul terhadap istrinya, sekaligus keteladanan istri-istri Rasulullah dalam mendampingi suaminya.
• Luangkan sehari minimal 2 jam untuk membaca tema tentang pernikahan ini. (Tentu saja membaca yang terkait spesialisasi profesimu tidak boleh di lupakan). Jadikan membaca dan menabung ilmu ini sebagai sebuah kebutuhan. Karena kamu memang sangat butuh ilmu untuk pernikahan.
• Buat agenda membaca yang membuat kamu membaca secara kontinu. Misal tiap malam mulai jam 20.00-22.00 WIB. Atau sehabis subuh jam 5.00-6.15 WIB dan dilanjut saat istrahat siang. Sehingga kamu bisa menuntaskan satu judul buku selama satu minggu.
• Mulai membiasakan menggunakan waktu senggang untuk membaca. Selalu bawa buku kemanapun kamu pergi.

Menabung Uang
Dalam urusan rezeki, yang paling penting sebenarnya etos kerja, khususnya dari pihak lelaki, untuk mencari nafkah. Kamu punya semangat bekerja sebaiknya demi menjemput rizkimu. Kamu juga mengetahui bagaimana langkah untuk mengembangkan usaha atau meningkatkan karirmu kedepannya. Tentu, hal ini haruslah dibarengi dengan menabung uang secara kongkrit, berikut cara-cara yang bisa kamu gunakan:
• Alokasikan sebagian (misal 30% dari gaji atau keuntungan usahamu) untuk tabungan pernikahan.
• Usahakan kurangi konsumsi terbesarmu, missal makan siang di kantor. Yang biasanya tiap siang 25.000, kurangi jadi hanya Rp 13.000. Jadi kamu bisa menabung Rp 12.000 setiap harinya.
• Sediakan tabungan kencleng di rumah/di kosan. Tiap ada kelebihan uang, selalu masukkan uang itu ke tabungan.
• Apakah cukup menutupi semua? Kemungkinan besar masih belum cukup  Tapi ingat  analogi anak SD di atas, bukankah kamu ga harus menjamin semua cukup lewat jalan usahamu sendiri? Tabung aja semaksimalmu, nanti dengan izin dariNya, Allah akan bantu tunjukkan jalan dan beri berbagai kemudahan.
• Oya, tabung aja dulu, belum ada calon itu bukan soal. Kembali ingat analogi anak SD di atas. Ga peduli dia belum tau sepeda apa yang mau di beli. Kalau udah nabung, ntar orang tuanya kan lebih semangat untuk membantu mencarikan yang terbaik sesuai dengan kondisi si anak? Benar kan begitu? 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

GANGGUAN JIN ASYIQ DAN PENYEBABNYA

Praktek Kerja Lapangan (PKL) - bagian 2

TA'ARUF