SEBELUM RAMADHAN MENINGGALKAN KITA
••••••••••══✿❀✿❀✿══•••••••••••
🔰WE ARE THOLABUL'ILMI 🔰
•••••••••••══✿❀✿❀✿══••••••••••
بسم الله الرحمن الرحيم
Tanpa terasa kita sudah berada di penghujung bulan Ramadhan. Artinya sebentar lagi kita akan meninggalkan bulan suci tersebut.
Siapa pun yang memiliki iman di dalam jiwanya pasti akan merasa sedih dengan perpisahan ini.
Bagaimana tidak?
Bulan yang penuh berkah, penuh rahmah dan selalu menjajikan ampunan, kini pergi meninggalkannya. Kondisi jiwa seperti ini dirasakan betul oleh para salaf di penghujung Ramadhan.
Ibnu Rajab dalam kitab Latha’if Al-Ma’arif, hlm. 232, mencoba melukiskan perasaan tersebut : “Bagaimana bisa seorang mukmin, kata beliau, tidak meneteskan air mata ketika berpisah dengan Ramadhan, Padahal ia tidak tahu apakah masih ada sisa umurnya untuk berjumpa dengannya lagi.
Hati orang orang yang bertakwa mencintai bulan ini, dan bersedih karena pedihnya jiwa ketika harus berpisah dengannya.
Wahai bulan Ramadhan, Mendekatlah, berderai air mata para pecintamu, terpecah hati mereka karena perihnya berpisah denganmu.
Beliau melanjutkan : “Semoga perpisahan ini mampu memadamkan api kerinduan yang membakar.
Semoga masa bertaubat dan berhenti berbuat dosa mampu memperbaiki puasa yang rusak.
Semoga yang terputus dari rombongan orang yang diterima amalannya dapat menyusul.
Semoga tawanan dosa dosa bisa terlepaskan.
Semoga orang yang seharusnya masuk neraka bisa terbebaskan.
Dan semoga rahmat Allah bagi pelaku maksiat akan menjadi hidayah taufik.”
Demikianlah kondisi ulama salaf dahulu. Mereka sadar betul bahwa dengan berlalunya Ramadhan berarti secara otomatis waktu yang penuh rahmat, berkah, ampunan, dan berlipat gandanya pahala setiap kebajikan akan hilang meninggalkannya.
“Pada bulan itu pintu-pintu langit dibuka,”
Sabda Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam :
“Pintu-pintu (neraka) jahim ditutup, setan setan durhaka dibelenggu. Padanya Allah memiliki malam yang lebih baik dari seribu bulan, siapa yang terhalang mendapatkan kebaikannya, maka sungguh dia terhalang (mendapatkan kebaikan yang banyak).”
(HR. Nasa’I dan Ahmad)
Kemudian mereka lebih khawatir lagi, Tidak ada garansi umur mereka dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala untuk melaksanakan puasa Ramadhan pada tahun depan.
Tidak ada jaminan mereka ketemu kembali dengan bulan ini.
Kekhawatiran ini semakin menjadi di kala ia berpikir dan merenungkan seluruh bentuk amaliyah Ramadhannya, apa sudah sempurna atau belum?
Kuantitas dan kualitas ibadah yang mereka lakukan belum ada jaminan dari Allah Ta’ala, layak diterima ataukah tidak.
Mereka sangat cemas jangan sampai mereka hanya memperoleh seperti yang digambarkan Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam yaitu, berpuasa tapi tidak mendapatkan apa apa kecuali lapar, dahaga, dan rasa capek saja.
رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الجُوْعُ وَالعَطَشُ
“Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga,”
Karena itu, mereka terus berdoa :
“Wahai Rabb kami, terimalah setiap amal ibadah kami di Bulan Ramadhan, terimalah puasa kami, terimalah shalat kami, ruku’ kami, sujud kami dan tilawah kami. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
Bahkan tidak hanya berdoa di akhir Ramadhan saja. Konon, kekhawatiran tersebut membuat mereka berdoa selama enam bulan berturut turut setelah Ramdhan, agar amal amal di bulan Ramadhan mereka diterima Allah.
Ibnu Rajab Al-Hambali berkata :
“Sebagian salaf berkata, “Dahulu mereka (para salaf) berdoa kepada Allah selama enam bulan agar mereka disampaikan pada Bulan Ramadhan. Kemudian mereka juga berdoaselama enam bulan agar Allah menerima (amalan mereka di bulan Ramadhan).”
Lalu bagaimana dengan kita?
Bukankah amalan kita masih terlalu jauh bila harus dibandingkan dengan amalan para ulama salaf?
Lalu mengapa kondisi kita di penghujung Ramadhan merasa aman aman saja? Dimana rasa takut, cemas, khawati bila amal tidak diterima oleh Allah?
Justru kondisi yang sangat disayangkan dan terjadi di sebagian masyarakat kita adalah ketika Ramadhan hendak berlalu, sebagian mereka malah disibukkan dengan kue lebaran, baju baru, makanan enak dan sebagainya untuk menyambut hari raya.
Jangankan perasaan takut atau cemas dengan amalannya di bulan ramadhan, justru mereka bahagia dan senang ketika Ramadhan pergi.
Na’udzubillah!
Semoga hal itu tidak terjadi pada diri kita.
Karena itu, mari kita tingkatkan kesungguhan kita dalam beramal di.
Teruslah berdoa agar apa yang kita lakukan ini diterima oleh Allah dan tidak berujung sia sia.
Dan salah satu tanda diterimanya amal, kata para ulama adalah dengan dimudahkannya kita untuk melakukan amal kebaikan setelahnya.
إِنَّ مِنْ عَلَامَةِ قُبُوْلِ الْحَسَنَةِ، الحَسَنَةُ بَعْدَهَا
“Sesungguhnya diantara alamat diterimanya kebaikan adalah kebaikan selanjutnya”
Maka jangan sampai kita termasuk orang orang yang hanya beribadah dan mengenal Allah di bulan Ramadhan saja, namun setelah Ramadhan berlalu mereka sudah tidak mengenal Allah.
Suatu ketika ada yang bertanya kepada Bisyr Al-Hafi :
“Bagaimana pendapat anda bila ada suatu kaum, dimana mereka bersungguh sungguh melakukan ibadah di bulan Ramadhan. Akan tetapi, ketika Ramadhan berakhir mereka pun meninggalkan amalan ibadah tersebut.
Lantas beliau berkata :
بِئْسَ القَوْم قَوْمٌ لَا يَعْرِفُوْنَ اللهَ إِلَّا فِي رَمَضَان.
“Sejelek-jelek kaum adalah mereka yang hanya mengenal Allah Ta’ala di bulan Ramadhan,”
Karenanya, sebagian ulama ada yang menyatakan :
“Laa takuunuu Ramadhaniyyan, walaakin kuunuu Rabbaniyyan".
"Janganlah kita menjadi hamba Ramadhan, tapi jadilah hamba yang Rabbaniyah (hamba Allah yang sesungguhnya)"
•••┈┈•┈┈•⊰✿📚✿⊱•┈┈•┈┈•••
Website :
Website Tholabul'ilmi: tholabulilmiindonesia.blogspot.com
Website Josh:
JOSHindonesia.blogspot.com
Website Laskar Subuh:
Laskarsubuhindonesia.blogspot.com
Telegram :
t.me/tholabulilmiWA
facebook FP :
m.facebook.com/TholabulilmiWhatsApp
facebook Group :
m.facebook.com/profile.php?id=183387271707797
Follow IG Tholabul'ilmi WA :
▶ Gabung Komunitas Tholabul'ilmi :
Ketik : GabungTI#Nama#Domisili#Status#L/P
Kirim ke:
~ Ukh Susan Anisya :
+6285374450956
~ Ukh Petty Nusaybah :
+6285266812579
•••┈┈•┈┈•⊰✿🔰✿⊱•┈┈•┈┈•••
🔰WE ARE THOLABUL'ILMI🔰
Komentar
Posting Komentar