BIDADARI SURGA

••••••••••══✿❀💟❀✿══•••••••••
       REKAP KAJIAN ONLINE
JOMBLO SAMPAI HALAL (JOSH)
••••••••••══✿❀💟❀✿══•••••••••

NARASUMBER : BUNDA HALIMAH
💟GROUP : JOSH AKHWAT 3
HARI/TGL : SABTU, 22 JUNI 2019
💾TEMA : BIDADARI SURGA
NOTULEN : IMAHABBAH

••••••••••══✿❀✿❀✿══•••••••••

Alhamdulillah wa barakallah sahabat josh... Semoga Allah swt senantiasa berikan perlindungan, kesehatan, keberkahan, rizki, istiqomah dan inayah... 🥰🥰

Alhamdulillah hari ini kita berjumpa laGi di KOL Josh dengan tema" *Bidadari Surga*"

Bidadari adalah kenikmatan surga yang Allah berikan kepada orang-orang saleh yang senantiasa berada dalam jalan takwa dan menjaga dirinya dari fitnah dunia. Bidadari adalah kerinduan yang terbalas bagi orang-orang yang mengimani Allah dan hari akhir kelak nanti di surga.

Bidadari adalah kesempurnaan harapan pemuda Muslim yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya, ketika di dunia tidak mendapa tinya, di akhirat akan selalu bersama mendampinginya. Ia adalah wujud fisik yang sempurna dari sebuah arti tentang paras dan kecantikan serta tentang jelita dan keterpesonaan.

sebagaimana firman Allah yang artinya, "Di dalam surga-surga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik dan jelita." (QS ar-Rahman: 70).

Keanggunan penciptaan pada bidadari tak lekas menghilangkan kecemburuannya pada perempuan salehah yang ada di dunia. "Ya Rasulullah, beritakanlah kepada kami, mana yang lebih utama di surga, wanita di dunia ataukah bidadari surga?" tanya Ummu Salamah Radhiyallah 'anha kepada Rasulullah SAW.

Pertanyaan salah satu istri Rasulullah SAW yang setia lagi cerdas ini boleh jadi mewakili pertanyaan semua kaum Hawa yang telah berdedikasi baik dalam hidupnya. Jawaban Rasulullah SAW sangat membahagiakan para ummahaat. "Perempuan dunia ketika di surga akan sangat lebih utama daripada bidadari surga karena shalat, puasa, dan ibadah yang dilakukannya."

Diriwayatkan bahawa Rasulullah SAW bersabda: “Allah SWT telah menciptakan wajah-wajah bidadari terdiri dari 4 warna; putih, hijau, kuning dan merah. Dan tubuhnya diciptakan dari za’faran, misik dan kafur. Dan rambutnya diciptakan dari cengkeh. Bagian tubuhnya mulai dari kaki sampai lutut tercipta dari za’faran. Dari lutut sampai buah dada tercipta dari anbar. Dari leher sampai kepala tercipta dari kafur. Andaikata meludah ke dunia, maka ludahnya akan menjelma menjadi misik. Pada setiap dadanya tertulis nama suaminya dan nama dari nama-nama Allah SWT. Pada setiap tangannya mengenakan 10 gelang dari emas, memakai cincin sebanyak 10 pada jari-jarinya, memakai 10 perhiasan gelang kaki dari mutiara dan permata.”

Bersyukur sekali ketika dilahirkan menjadi seorang perempuan. Karena perempuan adalah calon ibu. Ibu yang akan mendidik putra-putrinya kelak. Dari seorang ibulah akan terbentuk sebuah peradaban, bangsa yang besar. Meskipun, ibu sama sekali tak pernah mengenyam bangku pendidikan yang tinggi. Yang ibu ketahui hanyalah, bagaimana caranya mendidik putra-putrinya agar bisa menjadi orang yang berguna. Yang ia inginkan agar kelak anak-anaknya mampu hidup lebih baik dari dirinya.

Dalam Qs. al-Baqarah: 30-39, ketika Allah menciptakan Adam, Allah pun menciptakan Hawa yang akan memberikan kesempurnaan kepada Adam. Sehingga Adam tak hidup sendirian. Begitulah Allah menciptakan seorang perempuan dari tulang rusuk laki-laki untuk menyempurnakan. Sehingga kelak diperoleh keturunan yang mengisi kehidupan di dunia ini.

Terlebih lagi ketika dilahirkan dalam keadaan Islam, maka kita akan mendapat gelar sebagai seorang muslimah. Muslimah yang sudah Allah berikan cinta tanpa kita meminta, memelas ataupun merengek pada-Nya. Bukti cinta Allah pada muslimah pun terlihat dalam al-Qur’an. Salah satunya dengan adanya surat an-Nisa. Surat yang membahas tentang seorang muslimah. Ibadahnya, akhlaknya bahkan pergaulannya. Belum lagi dalam surat-surat lain yang bertebaran ayat-ayat cinta Allah untuk para muslimah di dalamnya.

Dalam hadits-hadits nabi pun banyak membahas tentang muslimah. Bahkan, ada hadits yang benar-benar mengagungkan kodrat seorang muslimah. Hadits yang memerintahkan seorang anak untuk lebih menghormati ibunya ketimbang ayahnya. Kata ummi pun tiga kali berturut-turut disebutkan dalam hadits ini. Rasulullah pun sangat menghormati seorang perempuan. Terlihat dalam keseharian Beliau. Ia tak pernah sedikit pun menyakiti hati seorang perempuan.

Keistimewaan lain yang Allah berikan pada muslimah pun begitu banyaknya. Ketika seorang muslimah melahirkan anaknya bisa disebut sebagai jihad. Sedangkan bagi laki-laki, ia harus pergi ke medan jihad terlebih dahulu. Ketika ia meninggal saat melahirkan anaknya, maka kematiannya sama dengan jihad fi sabilillah. Belum lagi terdapat hadits yang menyatakan bahwa, ‘Surga itu terletak dibawah telapak kaki ibu’. Begitulah agama kita memuliakan seorang perempuan.

Namun sayangnya, dengan keistimewaan-keistimewaan yang Allah berikan, tak semua muslimah menerimanya dengan senang hati. Beberapa justru mengabaikannya. Ia menganggap peraturan-peraturan yang Allah berikan merupakan sebuah kekangan untuk hidupnya. Ia merasa, itu seperti tak adil. Ketika diperintahkan menutup aurat, ia justru tidak melaksanakannya. Padahal telah jelas, Allah gambarkan bahwa ‘Kebanyakan penghuni neraka dihuni oleh wanita.’ Ini disebabkan oleh para muslimah sendiri yang tak menaati perintah-Nya. Padahal, di balik itu semua tentu Allah lebih mengetahui yang terbaik untuk kita.

Dalam Qs. al-Ahzab: 59 disebutkan, “Hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali, sehingga mereka tidak diganggu.’

Jadi, menutup aurat agar kita mudah dikenali dan tidak diganggu. Bukan untuk mengekang sehingga kita tak lagi bisa mengikuti tren. Tapi, untuk apa mengikuti tren jika akhirnya hanya mengeksploitasi diri sendiri? Apa kita mau keindahan yang kita punya, yang seharusnya diberikan untuk suami kita, justru dijual bebas begitu saja? Kalau begitu, apa bedanya kita dengan barang obralan yang bisa dipegang dan dicoba semaunya?

Jika seorang muslimah sudah memutuskan jalannya hanyalah untuk mengabdi pada yang kuasa, maka Allah akan memudahkan. Tak usah mencari hidayah atau menunggu kemantapan niat. Karena sesungguhnya, hidayah bertebaran dimana-mana. Hanya kita saja yang tak mau mengambilnya atau justru menyia-nyiakannya begitu saja. Niat kita pun tak akan mantap. Karena akan selalu ada setan yang mengganggu dan menggoyahkan keyakinan kita. Lebih baik lakukan dari sekarang. Sebelum terlambat dan menyesal kemudian.

Jadilah seorang muslimah yang kembali pada fitrahnya. Muslimah yang sempurna, yang merupakan anugerah terindah bagi orang-orang di sekitarnya. Muslimah yang mampu memberikan manfaat bagi lingkungannya. Sekalipun hanya hal sepele yang sepertinya tak bernilai apa-apa. Semisal memberikan sebuah senyuman ketika bertemu dengan orang lain. Mungkin, bagi kita itu hanyalah sebuah senyuman. Namun ternyata, bagi mereka itu amat bermakna, bagaikan sebuah sapaan hangat atau bahkan pemberi semangat baginya.

Jadilah muslimah yang melengkapi. Bukan mengurangi atau memberi masalah bagi orang lain. Jadikanlah kedatangan kita pada suatu forum merupakan sebuah penantian. Kehadiran yang ditunggu-tunggu. Karena kita mampu memberikan sedikit solusi atau hanya sebagai penetralisir suasana yang mampu menjadi pendengar setia ketika yang lain sedang sibuk berapi-api dengan argumennya.

Jadilah muslimah yang berharga jual tinggi. Bukan muslimah yang rendah, bahkan murahan. Bukan muslimah yang sembarang orang bisa melihat keindahannya karena pakaiannya yang tidak menutupi aurat; bukan pula muslimah yang semuag orang bisa memegangnya, karena begitu banyaknya laki-laki yang sudah pernah menjadi pacarnya. Tetapi muslimah yang mampu menjadi contoh di masyarakatnya, mampu menebar kebaikan, memiliki keindahan akhlak, ibadahnya sempurna dan yang akidahnya kuat.

Seperti filosofi sebuah mawar. Mawar itu indah untuk dilihat. Namun, tak sembarang orang bisa mencabutnya. Itulah muslimah shalihah. Muslimah yang indah. Indah karena akhlaknya. Muslimah shalihah pun tak sembarang orang bisa memilikinya. Karena ia memiliki duri yang tajam. Duri itulah yang menjaga muslimah itu. Duri adalah agama dan keshalihannya. Maka jadilah mawar. Meskipun dunia telah gersang dan kering.

Kelak, kau akan menjadi bidadari surga yang kecantikannya sungguh luar biasa. Karena kau selalu menjaga diri. Yang matanya indah, karena selalu menundukan pandangannya dari hal-hal yang diharamkan oleh Allah. Yang tentunya akan diberikan kepada pemuda-pemuda shaleh yang juga senantiasa menjaga dirinya. Seperti tercantum dalam Qs. an-Nur: 26, “Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji untuk perempuan-perempuan yang keji (pula), sedangkan perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik (pula).”

Yuk... Mulai sekarang kita lebih lagi melaksanakan semua apa yang di perintahkan Allah swt dan menjauhi apa yang dilarangnya ...

Tetap istiqomah dan komitmen dalam menjalankan syariat islam... Kita pasti menjadi pribadi yang islami yang kuat...

••••••••••══✿❀✿❀✿══••••••••••
TANYA JAWAB KAJIAN ONLINE
     JOMBLO SAMPAI HALAL
••••••••••══✿❀💟❀✿══•••••••••

💟GROUP AKHWAT 3⃣
MODERATOR: Irma Wulandari

📝PERTANYAAN:
•••••••✿❀✿❀✿•••••••

1⃣Assalamualaikum wr. Wb afwan, sy ingin bertanya bagaimana sikap kita sebagai perempuan yang berusaha menundukkan pandangan, tapi disisi lain ikhwannya yang belum bisa menundukkan pandangannya. Bgaimn cara kita sebagai akhwat menyikapinya.

2⃣Afwan, bgaimn kalau misalnya kita sdh mencoba menegurnya dengan baik tapi si ikhwannya blm bisa mengerti. Apakah ada cara lain untuk menyikapi hal tersebut??

3⃣Bismillah, assalamu'alaikum warahmatullahi wa barakaatuh, ustadzh caranya agar bisa komitmen melakukan syari'at Allah agr bisa istiqomh bagaimana?

JAWABAN:
••••✿❀✿❀✿••••

1⃣Kita bisa langsung menegur ya dengan baik bahwa sebagai muslim kita harus menjaga pandangan kita, semoga dengan demikian ikhwah itu akan mengerti

2⃣Kita yang harus bisa menjaga pandangan dan jarak dengan ikhwah tersebut sehingga dia bisa mengerti kenapa kita selalu menjaga pandangan dan jarak atau bisa dengan mengeshare artikel tentang menjaga pandangan di grup yang ada ikhwah tersebut...

3⃣Adapun komitmen yang harus ada dan tertanam di dalam diri setiap individu,jika menginginkan kwalitas ke-Islamannya baik,diantaranya :

1.Mengimani/Meyakini Dien Islam

Setiap individu harus mengimani/meyakini,bahwa hanya Dien Islamlah satu-satunya Dien yang benar dan diridoi Allah SWT. Hal ini sesuai firman Allah dalam Surat Ali Imran ayat 19 sebagai berikut :

Artinya : Sesungguhnya Dien yang diridoi Allah hanyalah Dien Islam. (3/19).

Begitu pula pada Surat Ali Imran ayat 85-nya :

Artinya : Barangsiapa yang mencari Dien selain Dien Islam,maka sekali-kali tidaklah akan diterima Dien itu oleh Allah dan dia di ahiratpun termasuk orang-orang yang merugi.

(3/85).

2.Mempelajari Dien Islam.

Seseorang yang mnginginkan kwalitas ke-Islamannya baik,idealnya memang tidak ada kata lain,yaitu mempelajari Dien Islam dengan sungguh-sungguh dan sedalam-dalamnya. Bahkan bila bicara soal belajar,ada nasihat dariAllah SWT. Bagi setiap orang di dalam ber-Dien Islam,yaitu : “Jangan ikut-ikutan” alias “taqlid buta”,tapi “harus berdasarkan ilmu Allah”. Hal ini sesuai firmanNya Surat Al Isra ayat 36 sebagai berikut :

Artinya : Dan “janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya”. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya.

Sementara itu, Rasulullah saw juga berpesan kepada seluruh umat Islam agar mempelajari Din Islam dengan tidak melihat batasan usia. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah saw yang berbunyi :

Artinya : Tuntutlah ilmu dari sejak buaian hingga ke liang lahat.

Saking wajibnya mempelajari Din Islam, Allah swt memerintahkan kepada setiap individu untuk mencari tahu ( menanyakan ) kepada orang-orang yang berilmu. Hal ini sebagaimana firmanNya dalam Surat Al Anbiya ayat 7 yang berbunyi sbb :

Artinya : Kami tidak mengutus rasul-rasul sebelum kamu ( Muhammad ), melainkan beberapa orang laki-laki yang kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tidak mengetahui.

enam faktor yang mampu melahirkan istiqomah dalam jiwa seseorang sebagaimana berikut;

- Beramal dan melakukan optimalisasi

“Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu dan (begitu pula) dalam (Al Qur'an) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong.” (QS 22:78)

- Berlaku moderat antara tindakan melampui batas dan menyia-nyiakan

“Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.” (QS 25:67)

Dari Abdullah bin Amru, ia berkata bahwa Rasulullah saw bersabda, “Setiap amal memiliki puncaknya dan setiap puncak pasti mengalami kefuturan (keloyoan). Maka barang siapa yang pada masa futurnya (kembali) kepada sunnahku, maka ia beruntung dan barang siapa yang pada masa futurnya (kembali) kepada selain itu, maka berarti ia telah celaka”(HR Imam Ahmad dari sahabat Anshar)

- Tidak melampui batas yang telah digariskan ilmu pengetahuannya

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggung jawaban.” (QS 17:36)

- Tidak menyandarkan pada faktor kontemporal, melainkan bersandar pada sesuatu yang jelas

- Ikhlas

“Padahal mereka tidak disuruh melainkan supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta'atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (QS 98:5)

- Mengikuti Sunnah

Rasulullah saw bersabda, “Siapa diantara kalian yang masih hidup sesudahku maka dia pasti akan melihat perbedaan yang keras, maka hendaklah kalian mengikuti sunnahku dan sunnah para Khalifah Rasyidin (yang lurus), gigitlah ia dengan gigi taringmu.”(Abu Daud dari Al-Irbadl bin Sariah)

Imam Sufyan berkata, “Tidak diterima suatu perkataan kecuali bila ia disertai amal, dan tidaklah lurus perkataan dan amal kecuali dengan niat, dan tidaklah lurus perkataan, amal dan niat kecuali bila sesuai dengan sunnah.”

Dampak Positif Dan Buah Istiqomah

Manusia muslim yang beristiqomah dan yang selalu berkomitmen dengan nilai-nilai kebenaran Islam dalam seluruh aspek hidupnya akan merasakan dampaknya yang positif dan buahnya yang lezat sepanjang hidupnya. Adapun dampak dan buah istiqomah sebagai berikut;

- Keberanian (Syaja’ah)

Muslim yang selalu istiqomah dalam hidupnya ia akan memiliki keberanian yang luar biasa. Ia tidak akan gentar menghadapi segala rintangan dakwah. Ia tidak akan pernah menjadi seorang pengecut dan pengkhianat dalam hutan belantara perjuangan. Selain itu jugaberbeda dengan orang yang di dalam hatinya ada penyakit nifaq yang senantiasa menimbulkan kegamangan dalam melangkah dan kekuatiran serta ketakutan dalam menghadapi rintangan-rintangan dakwah.

Perhatikan firman Allah Taala dalam surat Al-Maidah ayat 52 di bawah ini;

“Maka kamu akan melihat orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya (orang-orang munafik) bersegera mendekati mereka (Yahudi dan Nasrani), seraya berkata, “Kami takut akan mendapat bencana". Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan (kepada Rasul-Nya), atau sesuatu keputusan dari sisi-Nya. Maka karena itu, mereka menjadi menyesal terhadap apa yang mereka rahasiakan dalam diri mereka.”

Dan kita bisa melihat kembali keberanian para sahabat dan para kader dakwah dalam hal ini;
Ketika Rasulullah saw menawarkan pedang kepada para sahabat dalam perang Uhud, seketika Abu Dujanah berkata, “Aku yang akan memenuhi haknya, kemudian membawa pedang itu dan menebaskan ke kepala orang-orang musyrik.” (HR Muslim)

Pada saat seorang sahabat mendapat jawaban dari Rasulullah saw bahwasanya ia masuk surga kalau mati terbunuh dalam medan pertempuran, maka ia tidak pernah menyia-nyiakan waktunya lagi seraya melempar kurma yang ada di genggamannya kemudian ia meluncur ke medan pertempuran dan akhirnya mendapatkan apa yang diinginkan yaitu, syahadah (mati syahid). (Muttafaqun Alaih)

Rasulullah saw bersabda kepada Ali bin Abu Thalib setelah ia menerima bendera Islam dalam peperangan Khaibar sebagai berikut, “Jalanlah, jangan menoleh sehingga Allah SWT memberikan kemenangan kepada kamu.” Lantas Ali berjalan, kemudian berhenti sejenak dan tidak menoleh seraya bertanya dengan suara yang keras; “Ya Rasulullah atas dasar apa aku memerangi manusia?” Beliau bersabda, “Perangi mereka sampai bersaksi bahwasanya tiada Tuhan selain Allah……” (HR Muslim)

Inilah gambaran keberanian para sahabat yang lahir dari keistiqomahannya yang harus diteladani oleh generasi-generasi penerus dalam menegakkan nilai-nilai kebenaran, kebaikan dan keindahan Islam.

- Ithmi’nan (ketenangan)

Keimanan seorang muslim yang telah sampai pada tangga kesempurnaan akan melahirkan tsabat dan istiqomah dalam medan perjuangan. Tsabat dan istiqomah sendiri akan melahirkan ketenangan, kedamaian dan kebahagian. Meskipun ia melalui rintangan dakwah yang panjang, melewati jalan terjal perjuangan dan menapak tilas lika-liku belantara hutan perjuangan. Karena ia yakin bahwa inilah jalan yang pernah ditempuh oleh hamba-hamba Allah yang agung yaitu para Nabi, Rasul, generasi terbaik setelahnya dan generasi yang bertekad membawa obor estafet dakwahnya. Perhatikan firman Allah di bawah ini;

“Dan berapa banyaknya nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepadamusuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar.” (QS 3:146)

“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS 6:82)

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS 13:28)

- Tafa’ul (optimis)

Keistiqomahan yang dimiliki seorang muslim juga melahirkan sikap optimis. Ia jauh dari sikap pesimis dalam menjalani dan mengarungi lautan kehidupan. Ia senantiasa tidak pernah merasa lelah dan gelisah yang akhirnya melahirkan frustasi dalam menjalani kehidupannya. Kefuturan yang mencoba mengusik jiwa, kegalauan yang ingin mencabik jiwa mutmainnahnya dan kegelisahan yang menghantui benaknya akan terobati dengan keyakinannya kepada kehendak dan putusan-putusan ilahiah. Hal ini sebagaimana yang diisyaratkan oleh beberapa ayat di bawah ini;

“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya.

Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berdukacita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS 57:22-23)

“Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir".(QS 12: 87)
Ibrahim berkata, “Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhan-nya, kecuali orang-orang yang sesat".(QS 15:56)

Maka dengan tiga buah istiqamah ini, seorang muslim akan selalu mendapatkan kemenangan dan merasakan kebahagiaan, baik yang ada di dunia maupun yang dijanjikan nanti di akherat kelak. Perhatikan ayat di bawah ini;

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, “Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan, “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu. Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) apa yang kamu minta. Sebagai hidangan (bagimu) dari Tuhan Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”(QS 41:30-32)
•••┈┈•┈┈•⊰✿💟✿⊱•┈┈•┈┈•••

Website Tholabul'ilmi: tholabulilmiindonesia.blogspot.com
Website Josh:
JOSHindonesia.blogspot.com
Website Laskar Subuh:
Laskarsubuhindonesia.blogspot.com
Telegram :
t.me/tholabulilmiWA
facebook FP :
m.facebook.com/TholabulilmiWhatsApp
facebook Group :
m.facebook.com/profile.php?id=183387271707797

Follow IG Tholabul'ilmi WA :
https://www.instagram.com/p/BfweMAflyYR/

▶ Gabung Komunitas Tholabul'ilmi :
Ketik : GabungTI#Nama#Domisili#Status#L/P
Kirim ke:
~ +62 853-7445-0956
~ +62 877-4234-8166

•••┈┈•┈┈•⊰✿💟✿⊱•┈┈•┈┈•••
💟JOMBLO SAMPAI HALAL💟

Komentar

Postingan populer dari blog ini

GANGGUAN JIN ASYIQ DAN PENYEBABNYA

Praktek Kerja Lapangan (PKL) - bagian 2

TA'ARUF