Aku Pulang
Dan perasaan ini hadir bersama angin sejuk sore hari. . . Aku setengah berlari, dan berhenti di penghujung jalan di depan tangga kayu yang masih menyisakan aroma cat, di depan rumah pohon kita. Kubiarkan pikiranku memutar ulang fragmen-fragmen yang berloncatan membentuk peristiwa-peristiwa silam. Mengisi rongga dadaku dengan sebanyak mungkin udara untuk meredam gendering kerinduan yang ditabuh berulang. Mengapa jantungku semakin memantulan debaran dengan buncahan rasa yang sukar kujabarkan. Kuedarkan pandanganku ke sekeliling rumah setelah berdamai dengan perasaan, menelusuri tiap jengkal yang mampu kuraih. Lagi-lagi aku terpaku dengan pesona yang ditawarkan di depan mata sebelum menapaki semua tangga kayu ke atas. Pot-pot bunga melati yang kugantung di setiap sudut rumah. Bunganya yang sedang kuncup itu akan kita nikmati bersama saat mereka bermekaran. Aku suka sekali wanginya, An. Warna putihnya bagai kumpulan peri-peri yang mengucapkan selamat datang padaku. Apakah ak