BENARKAH YANG DIAM SELALU LEBIH SELAMAT DIBANDING YANG BERBICARA
••••••••••══✿❀✿❀✿══•••••••••••
🔰WE ARE THOLABUL'ILMI 🔰
•••••••••••══✿❀✿❀✿══••••••••••
بسم الله الرحمن الرحيم
Imam Ibnu Al Qayyim Menjelaskan :
"Pada lisan manusia terdapat dua petaka besar, bila engkau terhindar dari satunya, sering kali engkau tidak dapat terhindar dari yang lainnya :
1. Petaka berbicara
2. Petaka diam.
Dan bisa jadi ada saatnya, dosa masing masing dari keduanya lebih berat dibanding dosa yang lainnya.
Orang yang diam membisu sehingga tidak menyampaikan kebenaran, bila ia tidak sedang dalam kondisi takut akan keselamatan dirinya, maka ia adalah setan bisu dan pelaku maksiat kepada Allah, riya' lagi penjilat .
Sedangkan orang yang berbicara dengan kebatilan maka ia adalah setan crewet, dan pelaku maksiat kepada Allah.
(Ad Daau wa Ad Dawa' oleh Ibnu Al Qayyim Al Jauziyah 70)
Oleh karenanya, siapa saja yang mengatakan kebatilan dan menyeru kepada kebatilan, maka ia termasuk golongan Syaithon Nathiq (setan dr manusia yg berbicara).
Sedangkan siapa saja yang diam dari mengatakan kebenaran padahal ia mampu menyampaikannya, dan siapa saja yang tidak memerintahkan kepada yang ma’ruf dan tidak mencegah dr kemungkaran, serta tidak merubah apa yang wajib dirubah, tetapi ia diam saja padahal ia mampu berbicara dengan kebenaran, maka ia disebut setan yang bisu dari jenis manusia.
Karena kewajiban seorang mukmin adalah mengingkari kebatilan, dan menyeru kepada yang ma’ruf (kebaikan) jika ia mampu menjalankannya.
Hal ini sebagimana fiman Allah Ta’ala :
وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, merekalah orang orang yang beruntung.”
(QS. Ali Imron: 104)
Dan Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda :
من رأى منكم منكرا فليغيره بيده فإن لم يستطع فبلسانه فإن لم يستطع فبقلبه وذلك أضعف الإيمان
“Barangsiapa diantara kamu yang melihat kemungkaran, hendaklah ia merubah/mencegah dengan tangannya (kekuasaannya). Jika ia tidak mampu, maka hendaklah ia merubah/mencegahnya dengan lisahnya (nasehat dan peringatan). Dan jika tidak mampu, maka hendaklah ia merubah/mencegahnya dengan hatinya (yakni merasakan tidak senang dan tidak rela). Dan yg demikian itu adalah selemah lemah Iman”.
(Diriwayatkan oleh Imam Muslim, dan Ahmad).
Dalil dalil syar’i ini menjelaskan kepada kita akan wajibnya mengingkari kemungkaran sesuai dengan kemampuan kita (masing masing).
Urutannya adalah dengan tangan (kekuasaan), kemudian dengan lisan, kemudian dengan hati.
Maka siapa saja yang diam dari mengingkari kemungkaran padahal ia mampu mencegah dan merubahnya, serta tidak ada penghalang baginya, maka dia adalah Syaithon Akhros (setan yg bisu dari jenis manusia).”
Al-Haq (kebenaran) yang tidak boleh bagi siapa pun untuk berdiam diri dari menyampaikannya secara garis besar adalah segala perintah, larangan dan adab adab yang terkandung di dalam Al-Quran Al-Karim dan Hadits hadits Nabi yang Shahih.
•••┈┈•┈┈•⊰✿📚✿⊱•┈┈•┈┈•••
Website :
Website Tholabul'ilmi: tholabulilmiindonesia.blogspot.com
Website Josh:
JOSHindonesia.blogspot.com
Website Laskar Subuh:
Laskarsubuhindonesia.blogspot.com
Telegram :
t.me/tholabulilmiWA
facebook FP :
m.facebook.com/TholabulilmiWhatsApp
facebook Group :
m.facebook.com/profile.php?id=183387271707797
Follow IG Tholabul'ilmi WA :
https://www.instagram.com/p/BwX7DLSlBLq/?utm_source=ig_share_sheet&igshid=adk0jg1f5iwf
▶ Gabung Komunitas Tholabul'ilmi :
Ketik : GabungTI#Nama#Domisili#Status#L/P
Kirim ke:
~ Ukh Susan Anisya :
+6285374450956
~ Ukh Petty Nusaybah :
+6285266812579
•••┈┈•┈┈•⊰✿🔰✿⊱•┈┈•┈┈•••
🔰WE ARE THOLABUL'ILMI🔰
Komentar
Posting Komentar