TIDUR DALAM KEADAAN JUNUB TANPA MANDI DAN WUDHU'

••••••••••══✿❀✿❀✿══•••••••••••
  🔰WE ARE THOLABUL'ILMI 🔰
•••••••••••══✿❀✿❀✿══••••••••••


بسم الله الرحمن الرحيم

Ada yang berhubungan intim dimalam hari dengan pasangannya sehingga ia pun junub,tidur malam tanpa mandi wajib terlebih dahulu.
Apakah ini diperbolehkan?

Ada hadist yang menyebutkan sebagai berikut :

.عن ابن عبر أن عمربن الخطابسأل رسو ل الله -صلى الله عليه وسلم -أيرقد أحدنا جنب قال نعم إزاتو ضاأحدكم فليرقد وهو جنب

"Dari Ibnu'Umar ia berkata bahwa 'Umar bin Al Khattab bertanya kepada Rasulullah Shallallahu'alaihi Wa Sallam,"
Apakah salah seorang diantara kami boleh tidur sedangkan ia dalam keadaan junub?

Beliau Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam menjawab :
"Iya jika salah seorang diantara kalian junub,hendaklah ia berwudhu lalu tidur"
(Hr.Bukhari no.287 dan Muslim no.306)

Dari'Aiysah Radhiallahu'anha ia berkata :

كا ن النبين لصى عليه وسلم إزا أرادأن ينا م وهم جنب غسل فر جه وتو ضاللصلاة

"Nabi Shallallahu'alaihi Wa Sallam biasa dalam keadaan junub dan hendak tidur,beliau mencuci kemaluannya lalu wudhu sebagaimana hendaknya wudhu untuk shalat"
(Hr.Bukhari no.288)

Aiysah pernah ditanya oleh 'Abdullah bin Abu Qois mengenai keadaan Rasulullah Shallallahu'alaihi Wa sallam :

كيف كان يصنع فى الجنابة أكان يغتسل قبل أن ينام أم ينام قبل أن يغتسل فا لث كل زاك قد كان يفعل ربمااغتسل فنام وربماتوضأفنام قلث الحمد الله الزي جعل فى الأمر سعة

"Bagaimana Nabi Shallallahu'alaihi Wa Sallam jika dalam keadaan junub?Apakah beliau mandi sebelum tidur atau ataukah tidur sebelum mandi?"

Aisyah menjawab :
"itu semua pernah beliau lakukan kadang belum mandi,lalu tidur. Kadang pula beliau wudhu,barulah tidur."

Abdullah bin Abu Qois berkata  :
"Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan segala urusan begitu lapang"
(Hr.Muslim no.307)

Berikut keterangan Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di ketika menjelaskan hadits ‘Umar dalam penjelasan kitab ‘Umdatul Ahkam.

Para ulama berkata bahwa disunnahkan bagi yang junub untuk berwudhu ketika hendak makan, minum, tidur ataupun ketika ingin mengulangi hubungan intim. 
Namun jika memilih untuk mandi, itu lebih sempurna.

Jika tidak berwudhu, maka berarti meninggalkan yang lebih utama.
Untuk tidur, dimakruhkan untuk tidur dalam keadaan junub berdasarkan dalil ini. Karena orang yang tidur terlepas ruhnya sementara waktu.
Ketika itu, ruh tersebut sujud di hadapan Allah. Sedangkan jika seseorang dalam keadaan junub, tidak bisa seperti itu.

Jadinya, jika seseorang tidur dalam keadaan junub lantas junubnya tersebut tidak juga diperingan dengan wudhu, maka maksud ruh untuk sujud di sini tidaklah tercapai.

Begitu pula ada maslahat jika seseorang mandi terlebih dahulu untuk menghilangkan junub sebelum tidur.

Ada maslahat badaniyah di sana, yaitu badan bertambah semangat dan ia pun ketika bangun tidur bertambah fit.

Jika tidak mandi, maka minimal berwudhu.
Jika tidak berwudhu, maka badan akan mudah malas dan lemas.
Ketika bangun tidur pun demikian, bahkan lebih bertambah malas.

Hadits di atas intinya menjelaskan tidak mengapa seseorang tidur dalam keadaan junub, namun disarankan berwudhu terlebih dahulu.
(Lihat Syarh ‘Umdatil Ahkam, hal. 87.)

Namun hadits di atas masih menunjukkan bolehnya orang yang junub tidur walau tidak dengan wudhu.

Ketika Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya,
“Apakah salah seorang di antara kami boleh tidur sedangan ia dalam keadaan junub?”

Beliau lantas menjawab, “Iya.”
Ini menunjukkan bahwa wudhu tersebut hanyalah disunnahkan, bukanlah wajib.

Karena jawaban Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam dapat berarti boleh tidur dalam keadaan junub (walau tanpa wudhu).

Kesimpulan keadaan orang yang junub sebelum tidur :

1. Junub lalu mandi sebelum tidur, ini lebih sempurna.

2. Junub dan wudhu terlebih dahulu sebelum tidur, ini yang disunnahkan untuk memperingan junub.

3. Junub dan tanpa wudhu, lalu tidur. Seperti ini masih dibolehkan.

Wallahu a’lam

•••┈┈•┈┈•⊰✿📚✿⊱•┈┈•┈┈•••
Website :

Website Tholabul'ilmi: tholabulilmiindonesia.blogspot.com
Website Josh:
JOSHindonesia.blogspot.com
Website Laskar Subuh:
Laskarsubuhindonesia.blogspot.com
Telegram :
t.me/tholabulilmiWA
facebook FP :
m.facebook.com/TholabulilmiWhatsApp
facebook Group :
m.facebook.com/profile.php?id=183387271707797

Follow IG Tholabul'ilmi WA :

▶ Gabung Komunitas Tholabul'ilmi :
Ketik : GabungTI#Nama#Domisili#Status#L/P
Kirim ke:
~ Ukh Susan Anisya :
+6285374450956
~ Ukh Petty Nusaybah :
+6285266812579

•••┈┈•┈┈•⊰✿🔰✿⊱•┈┈•┈┈•••
🔰WE ARE THOLABUL'ILMI🔰

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MACAM MACAM IKHTILAF (Perselisihan Pendapat Ulama)

Praktek Kerja Lapangan (PKL) - bagian 2

I.M.M 2