Jangan Pernah Mengeluh dan Mencela Akan Sakit Dikala Kita Demam

•••┈┈•┈┈•⊰✿💟✿⊱•┈┈•┈┈•••

Alhamdulillah malam ini Kita Telah Berkumpul Kembali Untuk Menyimak Kajian Bersama Narasumber Kita

👳 Ustadz Dodi

📝 Dengan tema   :
Jangan pernah mengeluh dan mencela akan sakit dikala kita demam

Semoga Dengan Izin Allah Ta'ala.. Acara Kita Malam Ini Bisa Berjalan Dengan Lancar..

Aamiin Yaa Rabbal'Alamiin...

•••┈┈•┈┈•⊰✿💟✿⊱•┈┈•┈┈•••

Sahabat JOSH Yang dimuliakan oleh Allah..
Untuk lebih mengenal Narasumber Kita

BERIKUT BIODATA BELIAU :

••••••••••══✿❀💟❀✿══•••••••••

👳‍♂Nama : Ir. Dodi Kristono, MM.

👨‍💼Nama panggilan : Dodi

🗓 TTL : Gorontalo, 17 April 1976

📱No HP : 0811927266

📧 Email : dodi.kristono@me.com

🖤Status : Menikah
      Anak : 3

🏡 Domisili : Jakarta

🗂 Usaha (Y/N) : Y
Bergerak dibidang : Services, Analytic, Consulting, Advisor

📚 Pendidikan / background
(Ceritakan secara garis besar) :
Latar Belakang Pendidikan :
→  Latar belakang yang berbasis ilmu Teknik dan Ilmu Management.
→  Latar belakang pendidikan agama, otodidak, kajian dan berguru dengan guru yang memiliki ke-TAUHID-an yang KUAT.

💼 Latar Belakang Pekerjaan :
→  Merintis mulai dari bawah dibeberapa Perusahaan Retail national maupun PMA, Entertainment, Distribution, F&B, Logistik, Warehousing, dll. Mulai dari Staff - Direktur (terakhir di Perusahaan dengan OMSET terbesar  dan Tenaga Kerja terbanyak di Indonesia).

Hal yang dikuasai dan dikerjakan dalam Bisnis Pribadi sampai dengan sekarang  :
- Management
- Human Resources
- Trainer
- Legal
- Public Relation
- Business Development
- Information Teknologi
- Six Sigma
- Financial
- Setting Up New Company
- Motivator
- dan hal lainnya.

Masih menjadi Dosen Terbang dengan Mata Kuliah :
- Perencanaan Tata Letak Fasilitas
- Statistik Industri
- Ekonomi Teknik
- Pengantar Teknik Industri

•••┈┈•┈┈•⊰✿💟✿⊱•┈┈•┈┈•••

📗 Jangan pernah mengeluh dan mencela akan sakit apalagi dikala kita demam
👤 Dodi Abu El Jundi
📆 23 Februari 2018
Sebagian orang yang tidak sabar, ketika ditimpa musibah atau sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginan hatinya maka ia mengeluh bahkan mencela.

Seseorang yang sakit mungkin awalnya ia akan mengeluh, akan tetapi lama-lama ia akan mencela dan memaki.  Apalagi jika sakit tersebut disertai dengan demam yang tinggi dan sulit hilang, atau hilang-muncul.

Terdapat larangan dalam syariat agar kita tidak mencela demam. dari Jabir radiyallahu ‘anhu,

أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم دَخَلَ عَلَى أُمِّ السَّائِبِ (أَوْ: أُمِّ الْمُسَيَّبِ)، فَقَالَ: مَا لَكِ يَا أُمَّ السَّائِبِ (أَوْ: يَا أُمَّ الْمُسَيَّبِ) تُزَفْزِفِيْنَ؟ قَالَتْ: اَلْحُمَّى، لاَ بَارَكَ اللهُ فِيْهَا. فَقَالَ: لاَ تَسُبِّي الْحُمَّى، فَإِنَّهَا تُذْهِبُ خَطَايَا بَنِيْ آدَمَ كَمَا يُذْهِبُ الْكِيْرُ خَبَثَ الْحَدِيْدِ.

“Bahwasanya Rasulullah ﷺ  menjenguk Ummu as-Saib (atau Ummu al-Musayyib), kemudian beliau bertanya, ‘Apa yang terjadi denganmu wahai Ummu al-Sa’ib (atau wahai Ummu al-Musayyib), kenapa kamu bergetar?’ Dia menjawab, ‘Sakit demam yang tidak ada keberkahan اللّهُ  padanya.’ Maka beliau bersabda, ‘Janganlah kamu mencela demam, karena ia menghilangkan dosa anak Adam, sebagaimana alat pemanas besi mampu menghilangkan karat’.“

Demikianlah secara umum sakit bisa menggugurkan dosa seseorang asalkan dia bersabar Nabi ﷺ  bersabda,

مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُصِيْبُهُ أَذًى مِنْ مَرَضٍ فَمَا سِوَاهُ إِلاَّ حَطَّ اللهُ بِهِ سَيِّئَاتِهِ كَمَا تَحُطُّ الشَّجَرَةُ وَرَقَهَا

“Setiap muslim yang terkena musibah penyakit atau yang lainnya, pasti akan hapuskan kesalahannya, sebagaimana pohon menggugurkan daun-daunnya”

Dan beliau ﷺ  bersabda,

مَا مِنْ شَيْءٍ يُصِيْبُ الْمُؤْمِنَ مِنْ نَصَبٍ، وَلاَ حَزَنٍ، وَلاَ وَصَبٍ، حَتَّى الْهَمُّ يُهِمُّهُ؛ إِلاَّ يُكَفِّرُ اللهُ بِهِ عَنْهُ سِيِّئَاتِهِ

“Tidaklah seorang muslim tertusuk duri atau sesuatu hal yang lebih berat dari itu melainkan diangkat derajatnya dan dihapuskan dosanya karenanya.”

bahkan bisa jadi ia tidak mempunyai dosa sama sekali, menjadi suci sebagaimana anak yang baru lahir ketika sembuh atau ketika meninggal karena penyakit tersebut.

Nabi ﷺ  bersabda,

مَا يَزَالُ الْبَلاَءُ بِالْمُؤْمِنِ وَالْمُؤْمِنَةِ فِي جَسَدِهِ وَمَالِهِ وَوَلَدِهِ حَتَّى يَلْقَى اللهَ وَمَا عَلَيْهِ خَطِيْئَةٌ

“Cobaan akan selalu menimpa seorang mukmin dan mukminah, baik pada dirinya, pada anaknya maupun pada hartanya, sehingga ia bertemu dengan اللّهُ  tanpa dosa sedikitpun.”

Masih mau mencelakah akan sakit yang kita alami....? Atau dimusim musim panca roba ini banyak sekali manusia terkena penyakit flu, batuk dllnya yang menyebabkan demam.

Untuk itu... Bersyukurlah jika kena demam yaaa.

Karenanya Syaikhul Islam Ibnu Taimiah menyebutkan 4 tingkatan manusia dalam menghadapi musibah, mulai dari yang terendah sampai ke yang tertinggi:

1.    Marah dan tidak bersabar. Baginya dosa yang besar.

2.    Sabar. Dia telah selamat dari dosa dan mendapatkan pahala karena kesabarannya

3.    Ridha terhadap musibah yang menimpa. Dia mendapatkan pahala tambahan yang jauh lebih besar daripada pahala kesabaran.

4.    Syukur. Inilah jenjang tertinggi dalam menghadapi musibah.

‎والله أعلم بالصواب

••••••••••══✿❀✿❀✿══••••••••••
  TANYA JAWAB KAJIAN ONLINE
       JOMBLO SAMPAI HALAL
••••••••••══✿❀💟❀✿══•••••••••

💟GROUP AKHWAT 6
MODERATOR: Ukhty Fina Wa Sabhira

📝PERTANYAAN:
•••••••✿❀✿❀✿•••••••

1⃣Saya nanya ustadz
Kalau kita sakit
Karena seseorang itu gimana ustadz?

2⃣ Ustadz saya bertanya nih :
'Marah dan tidak bersabar" baginya dosa besar.
Apakah kita boleh marah ustadz?
Kalau boleh kenapa?  tidak boleh kenapa?

3⃣Ustadz mau tanya...
Bgaimna sih cara kita ngadepin orang yg ga suka kalau kita sakit, jadi semisal ada yg sakit, orang itu malah tanya "kenapa sih kamu sakit2an trus?" begitu ustadz🙏

JAWABAN:
••••✿❀✿❀✿••••

1⃣Yang membuat sakit itu اللّهُ. Bukan seseorang.

2⃣Boleh saja dan manusiawi. Tetapi menahannya jauuuuuuuh lebih baik.

3⃣Kasih tau aja. Bahwa sakit itu ketetapan اللّهُ Ta’ala. Walaupun sebabnya bisa disebabkan oleh diri kita sendiri.

•••┈┈•┈┈•⊰✿💟✿⊱•┈┈•┈┈•••

      💟JOMBLO SAMPAI HALAL💟

Komentar

Postingan populer dari blog ini

GANGGUAN JIN ASYIQ DAN PENYEBABNYA

TA'ARUF

Praktek Kerja Lapangan (PKL) - bagian 2