Ilusi 'Perkawinan' Antara Wanita dan Ekonomi Digital

•••┈┈•┈┈•⊰✿💟✿⊱•┈┈•┈┈•••

Alhamdulillah malam ini Kita Telah Berkumpul Kembali Untuk Menyimak Kajian Bersama Narasumber Kita

🧕🏻 Ustadzah Tely

📝 Dengan tema   :
Ilusi 'perkawinan' antara wanita dan ekonomi digital

Semoga Dengan Izin Allah Ta'ala.. Acara Kita Malam Ini Bisa Berjalan Dengan Lancar..

Aamiin Yaa Rabbal'Alamiin...

•••┈┈•┈┈•⊰✿💟✿⊱•┈┈•┈┈•••

Sahabat JOSH Yang dimuliakan oleh Allah..
Untuk lebih mengenal Narasumber Kita

••••••••••══✿❀✿❀✿══••••••••••
        BIODATA NARASUMBER
••••••••••══✿❀💟❀✿══•••••••••

🧕🏻 Nama Lengkap : Tely Herliyani

🧕🏻 Nama Panggilan: ummu fathiyah

🗓 TTL : bdg, 27/10/1976

🏡 Domisili : johar-karawang

🖤 Status : menikah

📚 Pendidikan : D1

💼 Aktivitas : ibu rumah tangga

🕋 Amanah Sosial dan Dakwah : Pengisi acara cermin wanita sholihah jatiluhur TV

📌 Motto Hidup : Hidup untuk mempersiapkan kematian

📱 Whatsapp No : 089977728630

•••┈┈•┈┈•⊰✿💟✿⊱•┈┈•┈┈•••
Bismillahirrahmanirrahim..

Assalamualaikum warahmatullahi wa barokaatuh
Innalhamdalillah Nahmaduhu wanasta’inuwanastaghfiruhu wana’udzubillahi min syuruuri anfusinaa wamin sayyiaati a’maalina. Man yahdillah falaa hadiyalah..wa man  yudhillhu falaa haadiyalahu. Asyhadu alaa illaaha illallaah wa  asyhadu anna Muhammadan abduhuu warosuluh.

Ilusi 'perkawinan' antara wanita dan ekonomi digital"

Dalam persepsi gender, wanita dipandang tidak berdaya ketika dia tidak menghasilkan karya, dlm bentuk materi tentunya. Wanita dianggap sumber kemiskinan dan wanita berada pada posisi subordinat ( no 2 dibawah laki") ketika wanita melakukan perannya sebagai ibu rumah tangga.
Karena, para penggiat gender begitu bersemangat menyebarkan fahamnya agar wanita2 banyak kluar rumah untuk berkarya, meninggalkan peran utamanya sebagai ibu dan pengelola rumah tangga.

Menuju kehancurannya, dunia kapitalis memang belum berhasil menarik seluruh perempuan terlibat dalam ekonomi. Komitmen internasional yang menuntut keterlibatan semua negara, terus menerus diperbaharui. Menuju tahun 2030, women’s equality and empowerment menjadi tujuan ke-5 dari 17 tujuan Sustainable Development Goals [SDGs].

Kalangan akademisi di universitas, bank raksasa, lembaga keuangan besar dan perusahaan multinasional begitu percaya pada gagasan bahwa tahun 2030 adalah titik balik “total”, seperti revolusi industri dan revolusi elektronik pada tahun 1980-an. Mereka sadar, tantangan pembangunan masa depan harus dihadapi. Termasuk serius dalam menggarap potensi besar ekonomi perempuan melalui perantaraan pemimpin yang pro kebijakan kapitalistik.

“In Asia, the future is female,” ungkap Sri Mulyani Indrawati, yang menjadi salah satu Co-Chair gelaran World Economic Forum on ASEAN di Hanoi, Vietnam pada 11-13 September 2018. Jargon itu tidak lagi baru, karena dahulu mantan Menlu AS, Hillary Clinton dalam Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) High-Level Policy Dialogue on Women and the Economy di San Francisco, 16 September 2011 pernah menyatakan, “Women are vital in the participation age.” Era partisipasi penuh (full partipation age) untuk memobilisasi perempuan mewujudkan talenta ekonomi mereka memang konsisten didengungkan dunia. Tujuannya, agar menghilangkan rasa bersalah pada diri perempuan jika harus mati-matian mengejar target ekonomi, sekalipun harus merampas kehidupan alami mereka sebagai ibu generasi.

“Perkawinan” Perempuan dan Ekonomi Digital

Dalam 2018 National Defense Strategy of USA, Amerika Serikat berniat menjadikan Indo-Pasifik sebagai kawasan yang menyediakan kesejahteraan dan keamanan bagi kepentingannya (prosperity and security for all). Tidak mengherankan jika ASEAN –sebagai bagian kawasan Indo-Pasifik- menjadi proyek ekonomi penting bagi AS.

Strategi menguasai ASEAN memang telah dirancang sebagai bagian arsitektur dan institusi global pasca Perang Dunia II demi mendorong arus investasi dan perdagangan.

Begitu besar harapan Kapitalis atas perempuan, sehingga McKinsey memperkirakan ekonomi global akan kehilangan US $ 4,5 triliun Pendapatan Domestik Bruto (PDB) pada tahun 2025 jika melepaskan begitu saja potensi ekonomi perempuan. Maka ‘mengawinkan’ pemberdayaan ekonomi perempuan dan perkembangan teknologi digital akan menjadi hitung-hitungan yang menguntungkan bagi bisnis masa depan.

Di Indonesia, saat ini 63 persen dari 5 juta pelaku ekonomi didominasi perempuan. Pada Sidang Umum ke-35 International Council of Women (ICW) serta Temu Nasional Seribu Organisasi Perempuan Indonesia di Yogyakarta 13 – 14 September 2018 menjadi momentum untuk ‘mengawinkan’ pemberdayaan perempuan dan ekonomi digital. PT Telkom bersama BUMN lain telah membentuk Rumah Kreatif BUMN (RKB) yang tersebar di 514 kabupaten dengan program pembinaan startup Indigo Creative Nation di 18 kota.

Dan yang paling menjanjikan, tentu saja generasi muda. Kalangan yang berusia di bawah 30 tahun di ASEAN ini, 90 persennya memiliki akses internet. Apalagi jika rata-rata anak muda ASEAN menghabiskan waktu sepanjang 6 jam 4 menit untuk online, maka jenis pekerjaan masa depan untuk pasar tunggal ASEAN adalah bisnis digital. Jenis pekerjaan yang memiliki permintaan dan pertumbuhan tinggi di masa depan adalah jasa, penjualan retail dan sektor pariwisata yang bisa dilakukan secara digital.

Investasi bagi perempuan muda (girls) bukan hanya disampaikan Sri Mulyani pada forum WEF on ASEAN tersebut. UNWomen telah lama mengaruskannya. Bahkan pada Hari Keterampilan Pemuda Sedunia (World Youth Skills Day), 15 Juli 2016 di markas besar PBB, UNWomen meluncurkan Global Coalition of Young Women Entrepreneurs untuk mempromosikan inovasi dan kewirausahaan perempuan muda.

Obsesi dunia kapitalis dalam memberdayakan perempuan muda tidak hanya untuk menjadi pencari nafkah, tetapi juga pencipta pekerjaan demi agenda SDGs 2030 pada tujuan memberantas kemiskinan (1st Goal is end poverty).

Ilusi Menumbuhkan Ekonomi Melalui Tangan Perempuan

Menumbuhkan ekonomi melalui pemberdayaan ekonomi perempuan adalah ilusi. Bahkan, jika kesetaraan ekonomi perempuan terwujud –dimana perempuan lebih banyak menduduki jabatan penting di level manajerial dan direksi, atau menjadikan gajinya lebih besar daripada gaji laki-laki- akan mampu mengentaskan kemiskinan adalah gagasan absurd.

Bagaimana bisa, pemberdayaan ekonomi perempuan akan mampu mengubah masyarakat menuju sejahtera?

Padahal, stagnasi ekonomi yang melanda hampir seluruh wilayah dunia diakibatkan oleh faktor inheren kapitalisme itu sendiri.

Jadi solusi meningkatkan pertumbuhan ekonomi adalah meniadakan faktor-faktor penyebabnya, bukan lantas menimpakan pergerakan ekonomi pada mobilisasi tenaga, pikiran ataupun potensi internal perempuan.

Apalagi bila menyandingkan kesetaraan gender –sebagai tujuan ke-5 SDGs– dengan menghilangkan kemiskinan –tujuan pertama SDGs. Berulang kali digembar-gemborkan jika perempuan terlibat sepenuhnya dalam pemberdayaan ekonomi, keluarga-keluarga akan terbebas dari kemiskinan. Itu jelas logika absurd.

Kemiskinan dalam sistem kapitalisme adalah keniscayaan. Golongan masyarakat yang tidak mampu mengakses peluang ekonomi, akan tetap miskin secara struktural. Jurang strata sosial yang menganga lebar disebabkan oleh masalah distribusi pendapatan.

Itulah sebab utama permasalahan ekonomi. Bukan karena perempuan secara keseluruhan –sebagaimana rancangan dalam Planet 50 : 50- belum terlibat penuh dalam pemberdayaan ekonomi.

Memberi perempuan tugas untuk meningkatkan pendapatan domestik keluarga, ataupun berkontribusi dalam industri besar –sebagaimana konsensus 34th ICW di Izmir, Turki- adalah tindakan yang tidak populer dalam syari’at Islam. Sekalipun saat ini masyarakat berada dalam era kapitalistik yang mengakibatkan semua kebutuhan hidup tak pernah tercukupi bagi mayoritas manusia, sehingga menyebabkan perempuan-perempuan turut memikul beban nafkah keluarga, tetap saja beban nafkah tidak pernah berpindah ke pundak mereka. Kewajiban menafkahi perempuan, anak-anak, orang tua, dan anggota keluarga berkebutuhan khusus tetap dibebankan atas laki-laki, sebagaimana Allah SWT telah menugaskannya.

“Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang baik.” [TQS Al Baqarah : 233].

Sekalipun itu kewajiban laki-laki, Allah tidak pernah membebani mereka di luar kemampuannya.

“Tidaklah Allah membebani seseorang melainkan sesuai dengan kadar kesanggupannya”. [TQS Al Baqarah : 286].

Karena itulah, Allah telah menetapkan sistem ekonomi yang komprehensif dalam mengurangi beban kepala keluarga melalui tugas dan tanggung jawab Khalifah.

Dalam syari’at Islam ada mekanisme sempurna untuk menyelesaikan problem nafkah keluarga. Sistem ekonomi Islam mewajibkan negara Khilafah untuk menanggung kebutuhan komunal wajib seperti pendidikan dan kesehatan. Khilafah juga memudahkan pemilikan rumah dan lahan bagi warga negara, tanpa beban kredit yang mencekik leher.

Pemenuhan sarana umum –seperti transportasi, energi dan air bersih- harus dipastikan negara terdistribusikan dengan benar dan murah, bahkan gratis bagi rakyat. Jika semua telah dilayani negara, maka kepala keluarga ibaratnya, hanya menanggung nafkah untuk memenuhi kebutuhan sandang-pangan, dan kebutuhan komplementar saja.

Karena itu, bila sistem ekonomi Islam diterapkan dalam Khilafah Islamiyah, setiap keluarga tidak perlu ‘memaksa’ perempuan berjibaku turut mencari penghasilan demi memenuhi kebutuhan keluarga. Sebaliknya, perempuan akan nyaman berada di habitat alaminya, sebagai ibu generasi dan ratu rumah tangga (ummun wa rabbatul bait).

Tak ada lagi rasa bersalah harus melalaikan ‘tupoksi’ utamanya demi mengejar rupiah. Segenap potensinya akan dicurahkan demi menjaga harmonisasi keluarga dan pengasuhan serta pendidikan anak-anaknya. Sekalipun mubah baginya bekerja, namun pekerjaan bukan segala-galanya, tempat dia mendarmabaktikan sepanjang usianya demi kepentingan perusahaan, bukan keluarga atau kewajiban agamanya.

Maka, tak ada juga ekonomi eksploitatif. Dengan dalih pemberdayaan ekonomi, namun mengeksploitasi seluruh kemampuan perempuan, baik pemikiran ataupun tenaganya. Karena sesungguhnya, menyikapi perkembangan teknologi adalah tugas negara, bukan perempuan. Alhasil, teknologi dalam tatanan syariat akan digunakan untuk mempermudah peran kemanusiaan mereka sekaligus sarana untuk meningkatkan ketakwaan pada Allah SWT. Bukan menjerumuskan manusia –apalagi perempuan- untuk kian melupakan fitrah utamanya sebagai ibu generasi.[]

••••••••••══✿❀✿❀✿══••••••••••
  TANYA JAWAB KAJIAN ONLINE
       JOMBLO SAMPAI HALAL
••••••••••══✿❀💟❀✿══•••••••••

💟GROUP AKHWAT6⃣
MODERATOR: Jotri Mima Setiana

📝PERTANYAAN:
•••••••✿❀✿❀✿•••••••

1⃣ Assalamu'alaikum,  nak brrtanya us bagaimana dengan zaman sekrng yang kbnykn istri bekerja dikantor sedngkn suami bekerja sbgy seorng pmbisnis yang waktunya lbh banyak dri istri sehingga seorang suami yg lbh banyak waktunya untuk anak2, bagaimana mnsikapi hal seperti ini pdhl seorng isyri yg shrsnya mngurus anak dll

2⃣ Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh..
Ana bole bertanya ustazah afwan knp perempuan banyak di bandingkan degan laki laki... Ustazah...???
Afwan 🙏

3⃣ ustat sekarang banyak anak perempuan yang di sekolahkan setinggi tingginya oleh orang tua untuk membantu perekonomoian keluarganya dan bagaimana pendapat ustat tentang perempuan yang bekerja tersebut?

4⃣Krg lebih pertanyaan sy sama dgn no 3

Tambahan ya us, sebagai anak pertama walaupun sy perempuan, sy jd merasa punya beban amanah setelah kuliah wajib kerja untuk membantu ortu membiayai skolah adik. Sedikit lg ayah sy akan pensiun, otomatis sy harus punya kerjaan agar bisa mencukupi kbutuhan sehari2. Lalu jika sy menikah, ikut suami, tanggungjawab sy gmn?
Terima kasih ustadzah jika berkenan menjawab ☺

5⃣ Assalamu'alaikum ustadz. Bagaimana dengan orang tua yang memaksakan anak perempuannya tuk dijodohkan agar bisa menutupi perekonomian keluarga si perempuan. Walaupun si ibu bapak perempuan tersebut terpaksa melakukannya ataupun sengaja. Dan si anakpun terpaksa lalu meridhoi akan keputusan orang tuanya. Makasih ustadz.

6⃣Kalau misal kita masih ada perasaan besar ke org yg dulu, tp kita nikah dg yg lain? Dan diri kadang ngrasa kesiksa itu bagaimana umm?

JAWABAN:
••••✿❀✿❀✿••••

1⃣  wa'alaikumussalam..
Didalam tulisan diatas sy sampekan bhw, para penggiat gender memandang  ktk perempuan menjalankan fungsinya sbg ibu dan pengelola rmh tangga, mk mrk dikatakan sbg perempuan yg tdk berdaya dan penyebab kemiskinan Krn perempuan tdk menghasilkan materi sendiri dan tergantung kpd laki2.
Shg mrk memandang bahwa perempuan hrs berdaya dgn punya penghasilan sndr shg mrk mandiri tdk tergantung kpd laki2.
Pemahaman inilah yg kemudian dicekokan ketengah tengah wanita muslimah. Akhirnya banyak perempuan" yg keluar dr rmhnya untuk mencari nafkah.
Pandangan kedua yg dilihat oleh org" kafir adalah bhw saat ini sdh mulai ada kesadaran dr kaum wanita bhw ktk mrk meninggalkan rmh untuk bekerja, mk keluarga mrk akan terlantar dan rusaklah generasi.
Krnanya, mrk menciptakan cara baru yg seolah-olah baik, wanita ttp tinggal dirmhnya. Yaitu dgn bisnis online.
Padahal pd kenyataannya, kaum perempuan itu iya mmg tinggal dirumahnya, tp ttp wktnya tersita oleh bisnisnya dan fungsi utamanya terbengkalai.
Itulah dua strategi diantara strategi" lainnya yg digunakan org" kafir barat untuk menghancurkan keluarga" muslim.

2⃣sebetulnya Islam tdk membanding bandingkan antara laki2 dan perempuan. Yg membedakannya  hanyalah ketakwaannya.
Hanya sj, ketika  Qt memandang laki" dari  sisi tabiatnya sbg laki" dan perempuan sbg perempuan, maka Islam memberikan seperangkat aturan yg berbeda, Krn bentuk tubuh dan tabiatnya berbeda antara laki" dan perempuan. Misal, perempuan punya rahim dan payudara yg membesar ktk dia hamil dan menyusui. Perempuan lemah lembut sedangkan laki" perkasa..dll.
Shg Krn perbedaan inilah, ada seperangkat aturan yg berbeda antara laki" dan perempuan. Inilah yg diatur dlm Islam..
Berbeda dgn pandangan org" kafir kapitalis. Mrk tdk memahami hakekat penciptaan manusia. Shg mrk tdk memikirkan adanya perbedaan fisik n tabiat laki" dan perempuan. Mrk memandang bhw laki" dan perempuan itu manusia shg sgl sesuatunya hrs sama dan setara. Shg akhirnya mrk membanding bandingkan antara laki" dan perempuan.

3⃣n4⃣ sy sambungkan brarti ya...
Kebanyak ortu saat ini menyekolahkan anaknya tinggi" baik laki" maupun perempuan agar bs memiliki penghasilan yg besar setelah lulus nanti shg bs membantu ekonomi keluarga. Dan setelah anaknya tamat kuliah, seolah-olah selesailah tugasnya sbg ortu untuk membiayai anaknya n saatnya anak membalas jasa ortu yg telah membesarkan nya..

Inilah pemahaman yg salah yg ada pada diri kaum muslimin.
Yg seharusnya difahami adalah:

Pertama, ortu dlm hal ini seorang ayah adalah org yg memiliki kewajiban untuk memberikan nafkah dan pendidikan kpd istri"nya dan anak"nya. Sampai menikahkannya kl dia anak perempuan. Kl anak laki" sampai dia baligh dan bs mencari nafkah sendri. Kl anak laki" blm bs mencari nafkah sndr, sunah bagi ayahnya untuk memberikan nafkah. Jd menyekolahkan nya tinggi" adalah kewajiban ayah.

Kedua, memberikan pendidikan terhadap anak adalah kewajiban dr ortu membekali anaknya mengarungi kehidupan menuju syurgaNya.
Dlm Al Qur'an surat an Nisa, Allah berfirman. " Maka takutlah kalian meninggalkan generasi yg lemah"
Jd menyekolahkan anak tinggi" itu bkn untuk mendapatkan pekerjaan yg memiliki penghasilan yg besar shg bs membalas jasa ortu dan ortu bs pensiun dr memberikan nafkah. Tp menyekolahkan anak tinggi" itu untuk membekali menjalani kehidupan menuju syurgaNya.
Pemahaman inilah yg hrs diluruskan ditengah tengah kaum muslimin saat ini.
Seorang wanita, baik dia sdh menikah ataw blm, tdk ada kewajiban bg dia untuk menafkahi ortu dan keluarganya. Ktk sdh menikah, mk wanita menjadi tanggung jawab suaminya.✅

5⃣pernah terjadi pd masa Rasulullah, seorang wanita datang menemui Rasulullah dan dia mengadukan bapaknya yang telah menikahkannya dgn seorang laki" . Kemudian Rasulullah bertanya kpd perempuan itu, apakah engkau ridho dgn hal itu?
Kl ridho, lanjutkan kalo tdk mk berpisah lah.
Kemudian Rasulullah SAW bersabda, " Wanita itu dinikahkan dgn izinnya dan izinnya itu diamnya".
Jd seorang ayah dgn alasan apapun tdk blh memaksakan anaknya untuk menikah.
Hanya sj, ktk seorang ayah memilihkan jodoh yg baik buat Qt, baik dr sisi agama nya yg utama, mk alangkah baiknya jk Qt menerimanya Krn itu merupakan tanggung jawab nya sbg seorang ayah✅

6⃣Kehidupan rumah tangga itu dibangun untuk memunculkan rasa nyaman diantara keduanya. Bkn saling menyiksa.
Jk Qt sdh menerima yg sekarang, maka move on donk....😊
Yakin bhw jodoh adalah ketetapan dr Allah. Ktk Qt sdh menikah dgn yg sekarang, berarti itu adalah jodoh yg terbaik dr Allah untuk Qt..
•••┈┈•┈┈•⊰✿💟✿⊱•┈┈•┈┈•••

      💟JOMBLO SAMPAI HALAL💟

Komentar

Postingan populer dari blog ini

GANGGUAN JIN ASYIQ DAN PENYEBABNYA

TA'ARUF

Praktek Kerja Lapangan (PKL) - bagian 2