Mencari Kebenaran Di Dunia

Dimana-mana yang benar itu tetap benar, dan yang salah itu tetap dinyatakan bersalah.
Itulah kenyataan yang seharusnya.
Tapi yang kita lihat sekarang, yang benar di salahkan dan yang salah malah dibenarkan!
Apa maksud dari semua itu?
Ada yang bisa menjelaskan kepada saya?
pernyataan diatas bukannya sudah di ajarkan kepada kita sedari kecil?
Dan siapakah yang mengajarkan itu?
Sudah pasti orang Dewasa!
Berawal dari orang tua kita sendiri di rumah, kemudian guru di sekolah tempat kita menimba ilmu, sampai ke masyarakat di sekitar lingkungan kita.
Lalu, mengapa sekarang yang terlihat adalah kebalikan dari pernyataan tersebut?
Yang benar bisa di salahkan, dan yang salah bisa di benarkan.
Contoh kasus:
ada seorang Anggota Polri yang berpangkat AKBP  yang mungkin baru saja bisa menyetir mobil, menabrak bemper depan sebuah mobil sedan tua yang parkir di sebelah mobil si AKBP tersebut. Pemilik mobil tersebut juga seorang Anggota Polri, tapi hanya berpangkat BRIPTU.  Kaca mobil sedan tua itu pecah karena hantaman yang sangat kuat dari arah depan.  Banyak saksi yang melihat kejadian itu. Karena kejadian berlangsung di area parkir depan kantor saat apel sore berakhir. Tapi apa mau di kata, si pelaku  yang merasa pangkatnya lebih tinggi dari si korban itu tidak mau ganti rugi atas perbuatannya kepada si korban. Jangankan ganti rugi, mengaku pun tidak.  Saat si korban meminta pertanggungjawaban, si pelaku malah marah. Si pelaku bertindak layaknya orang yang merasa dirinya benar. Mungkin beliau merasa karena pangkatnya lebih tinggi, jadi beliau bertindak semuanya. Si korban yang merasa jabatannya tidak lebih tingggi dari si pelaku, mungkin merasa lebih baik cari aman dengan tidak mencari masalah dengan si pelaku. Karena si pelaku tidak mau mengaku dan dinyatakan bersalah,  akhirnya dengan berat hati si korban berkata, “saya tidak meminta ganti rugi dari Bapak, saya hanya minta pengakuan dari Bapak”. Si korban berkata seperti itu karena banyak saksi yang melihat kejadian itu. Dan sangat di sayangkan karena hanya ada satu saksi yang berani membuka mulut . ya, satu dari 3 orang lebih saksi yang berada disekitar tempat kejadian itu. Saksi lain lebih memilih bungkam daripada mendapat masalah. “saya melihat dengan mata kepala saya sendiri. Dan bukan hanya saya saja yang melihatnya, banyak saksi yang melihatnya. Mungkin Anda tidak mengakuinya, tapi Allah Maha Tahu segalanya!”.
Melihat kasus diatas, mungkin Anda yang membacanya sudah bisa menyimpulkan sendiri.
Apa pendapat Anda?
Harus di laporkan kepada siapakah kasus tersebut?  Polisi?
Bagaimana kita mau percaya kepada pihak kepolisian untuk mengusut tuntas kasus-kasus seperti ini, kalau Anggotanya saja tidak mau jujur terhadap diri sendiri?
Patutkah seorang petugas yang mengayomi masyarakat bertindak seperti itu?
Oh My God.
Tidak ada kah kebenaran di dunia ini lagi?

>>sumber dirahasiakan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

GANGGUAN JIN ASYIQ DAN PENYEBABNYA

Praktek Kerja Lapangan (PKL) - bagian 2

TA'ARUF