Hukum Beraktifitas dalam Keadaan Junub

••••••••••══✿❀✿❀✿══•••••••••••
    🔰WE ARE THOLABUL'ILMI 🔰
•••••••••••══✿❀✿❀✿══••••••••••

Orang yang dalam kondisi junub, baik karena mimpi basah atau sebab lainnya, dibolehkan melakukan aktivitas apapun, kecuali perbuatan yang dipersyaratkan harus suci dari hadas besar, seperti: _Shalat, thawaf, berdiam di dalam masjid, atau menyentuh mushaf._
Selain itu boleh untuk dilakukan.

Diantara dalilnya adalah hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa beliau pernah dalam kondisi junub berpapasan dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di suatu jalan.
Kemduian Abu Hurairah langsung menyelinap pergi dan mandi. Selesai mandi, Abu Hurairah menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan ditanya, mengapa tadi ketemu malah menghilang. Beliau menjawab,
“Tadi saya junub, dan saya malu duduk bersama Anda, sementara saya tidak suci.”

Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

سبحان الله ، إن المسلم لا ينجس

“Subhaanallah, sesungguhnya seorang muslim tidak najis.”
(HR. Bukhari 279 dan Muslim 371).

Ketika menjelaskan hadist ini, al-hafidz Ibnu Hajar mengatakan :

وفيه جواز تأخير الاغتسال عن أول وقت وجوبه ، … وعلى جواز تصرف الجنب في حوائجه

“Hadist ini dalil bolehnya mengakhirkan mandi junub dari awal waktunya,.. dan bolehnya orang yang junub melakukan aktivitas untuk memenuhi kebutuhannya.”
(Fathul Bari, 1:391).

DISYARI'ATKAN WUDHU'

Bagi orang yang menunda mandi dan ingin beraktivitas ketika junub, dianjurkan untuk berwudhu terlebih dahulu.

Wudhu ini hukumnya tidak wajib, dan tidak bisa menghilangkan hadats besar, namun sifatnya sebatas meringankan hadats tersebut.

Dari Aisyah radhiallahu ‘anha, bahwa beliau mengatakan :

كان رسول الله صلى الله عليه و سلم إذا كان جنبا فأراد أن يأكل أو ينام توضأ وضوءه للصلاة

“Apabila Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berada dalam kondisi junub, kemudian beliau ingin makan atau tidur, beliau berwudhu sebagaimana wudhu ketika hendak shalat.”
(HR. Muslim, no. 305)

Juga diriwayatkan dari Ibnu Umar, bahwa Umar bin Khatab pernah bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Bolehkah seseorang tidur dalam kondisi junub?
Beliau menjawab :

نعم ، إذا توضأ أحدكم فليرقد وهو جنب

Ya boleh, apabila kalian telah berwudhu, silahkan tidur dalam kondisi junub.”
(HR. Bukhari 283 dan Muslim 306).

Berdasarkan hadist ini, sebagian ulama menegaskan bahwa makruh hukumnya seseorang tidur dalam kondisi junub sementara dia belum wudhu.
(Majmu’ Fatawa, 21:343)

Allahu a’lam

•••┈┈•┈┈•⊰✿📚✿⊱•┈┈•┈┈•••
Website :

Website Tholabul'ilmi: tholabulilmiindonesia.blogspot.com
Website Josh:
JOSHindonesia.blogspot.com
Website Laskar Subuh:
Laskarsubuhindonesia.blogspot.com
Telegram :
t.me/tholabulilmiWA
facebook FP :
m.facebook.com/TholabulilmiWhatsApp
facebook Group :
m.facebook.com/profile.php?id=183387271707797

Follow IG Tholabul'ilmi WA :
https://www.instagram.com/p/Bp2tvwvlwqw/?utm_source=ig_share_sheet&igshid=9gwf4s5aet52

▶ Gabung Komunitas Tholabul'ilmi :
Ketik : GabungTI#Nama#Domisili#Status#L/P
Kirim ke:
~ Ukh Susan Anisya :
+6285374450956
~ Ukh Petty Nusaybah :
+6285266812579

•••┈┈•┈┈•⊰✿🔰✿⊱•┈┈•┈┈•••
    🔰WE ARE THOLABUL'ILMI🔰

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MACAM MACAM IKHTILAF (Perselisihan Pendapat Ulama)

Praktek Kerja Lapangan (PKL) - bagian 2

I.M.M 2