Berjuang Membawa Lapang Hati Bersama Tidur
•••┈┈•┈┈•⊰✿💟✿⊱•┈┈•┈┈•••
Alhamdulillah malam ini Kita Telah Berkumpul Kembali Untuk Menyimak Kajian Bersama Narasumber Kita
Ustadzah Deasy
📝 Dengan tema :
Berjuang Membawa Lapang Hati Bersama Tidur
Semoga Dengan Allah Ta'ala.. Acara Kita Malam Ini Bisa Berjalan Dengan Lancar..
Aamiin Yaa Rabbal'Alamiin...
•••┈┈•┈┈•⊰✿💟✿⊱•┈┈•┈┈•••
Sahabat JOSH Yang dimuliakan oleh Allah..
Untuk lebih mengenal Narasumber Kita
BERIKUT BIODATA BELIAU :
👇
••••••••••══✿❀✿❀✿══••••••••••
BIODATA NARASUMBER
••••••••••══✿❀💟❀✿══•••••••••
Nama Lengkap : Deasy Adelina
Nama Panggilan: Deasy
TTL : Malang, 30 Nopember 1976
Domisili : Malang, Jawa Timur
Status : Menikah
Pendidikan : S-1 Pendidikan Sejarah
Aktivitas : PNS (Guru Sejarah di SMA)
Amanah Sosial dan Dakwah :Sekretaris Salimah Kabupaten Malang
Motto Hidup : Selalulah merasa muroqobatullah
Email : deasyadelinawahyu@yahoo.com
Whatsapp No : 081233749603
✍ Motivasi bergabung group TI :
•••┈┈•┈┈•⊰✿💟✿⊱•┈┈•┈┈•••
📝
🍕Seperti halnya makan, minum, tertawa dan menangis, tidur itu adalah tabiat kita sebagai makhluk, yang bisa kita lakukan kapan saja, ketika dorongan untuk melakukannya dating. Ketika kantuk dan rasa lelah menyerang, tidur bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja. Tapi tatkala kita bicara soal tidur dan malam sebagai ruangnya, maka ia tidak selalu sesederhana yang kita kira. Terlebih jika topiknya adalah membawa kelapangan hati, walaupun itu sesuatu yang memang harus kita usahakan, harus kita perjuangkan.
Melepas Beban Hati, Meretas Keridhoan
🍕Perjalanan kita bersama waktu di sepanjang hari tentu tidak semua menyenangkan. Di belakang interaksi kita dengan banyak orang dan dengan beragam keadaan, pasti di sana menyelinap sesuatu yang tidak nyaman. Pasti karena manusia, kita punya perasaan, karena kita punya hati. Dan sesuatu yang tidak nyaman itu pasti pula menjadi beban dalam hati kita, dalam kehidupan kita.
Tidak mudah melupakan beban itu. Tidak gampang melupakan kekeliruan orang pada kita. Seperti juga tidak gampang memberi maaf untuk sebuah kesalahan. Tapi kita diberi sarana tidur oleh Allah Swt untuk melepaskan segala jenis kelelahan yang kita temui di sepanjang hari. Termasuk pula kelelahan bantin dan hati yang lahir dari interaksi kita dengan sesama manusia.
🍕Namun agama kita mengajarkan, bahwa beban hati itulah yang lebih layak untuk segera kita buang bersama tidur, ketimbang sekedar rasa capek dan lelah fisik. Ketika kita merebahkan badan di atas kasur atau dipan, meletakkan kepala di atas bantal, setelah berdoa dan berdzikir, segera pula hati kita kosongkan dari berbagai penyakit seperti dendam, dengki, angkuh, sombong dan sebagainya. Sebab itulah salah satu jalan kita meraih ridha Allah Swt, itulah salah satu jalan kita meraih maaf dan perlindungan-Nya.
Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya, mengisahkan seorang sahabat Nabi yang selalu melakukan hal seperti itu sebelum tidurnya. Dan Rasulullah Saw mengapresiasi perilaku terpuji itu dengan janji surge, seperti yang disampaikan Allah Swt kepada beliau.
Berjuang membawa lapang hati bersama tidur, memiliki ujung yang sangat jauh, jauh sekali. Ialah bahwa seseorang bisa dengan itu mencapai derajat tinggi, mendapat janji surga. Maka tidak berlebihan bila urusan tidur tidak sekedar memejamkan mata dan melemparkan tubuh. Tidur adalah saat-saat sangat penting dan utama, tempat kita mengejar surga dengan membangun suasana hati yang benar. Itu yang dimaksud dengan perjuangan membawa lapang hati.
🍃1⃣🍃
📝 Agar Malam Tidak Ternoda oleh Perilaku Kita yang Buruk
🍕Malam adalah bagian dari kehidupan kita yang memiliki banyak keistimewaan. Allah menurunkan Al-Qur’an di malam hari. Allah meng-Isra’-kan Rasulullah Saw juga di malam hari. Allah Swt turun untuk mendengarkan dan menjawab do'a-do'anya kita pun di malam hari. Maka tidak pantas rasanya, jika malam yang menjanjikan banyak keindahan, kedamaian, dan pahala itu kita habiskan hanya untuk hal-hal yang tidak bermanfaat.
Karena itu syari’at Islam melarang kita melewati malam dengan banyak begadang, mengobrol yang tidak penting, sebab berpotensi mendatangkan perilaku dan keadaan yang buruk. Nabi Saw mengingatkan,”Tidak ada begadang kecuali bagi orang yang melakukan shalat atau menempuh perjalanan.” (HR. Ahmad)
🍕Salman Al-Farisi ra meriwayatkan bahwa manusia terbagi dalam tiga keadaan setelah shalat Isya’. Ia berkata,”Jika manusia telah melakukan shalat Isya’, maka mereka berada dalam tiga keadaan: di antara mereka ada yang mendapatkan kebaikan dan tidak ditimpa keburukan; ada yang ditimpa keburukan dan tidak mendapatkan kebaikan; dan ada juga yang tidak mendapatkan kebaikan dan juga tidak ditimpa keburukan.
Salman kemudian menjelaskan, bahwa orang yang melakukan shalat Isya’, lalu mengambil kesempatan dari kelalaian orang lain dari gelapnya malam dengan melaksanakan sholat malam maka itulah golongan pertama. Sedangkan orang yang tidur, maka dia tidak mendapatkan kebaikan dan tidak juga ditimpa keburukan. Adapun orang yang tidak termasuk ke dalam dua golongan ini, tentulah ia termasuk kelompok yang ketiga; akan ditimpa keburukan dan tidak akan mendapatkan kebaikan.
🍕Dua riwayat di atas secara jelas menyebutkan bahwa begadang adalah sesuatu yang tidak disukai, bahkan akan menjadi haram jika itu menyebabkan kita melalaikan shalat Subuh. Terlebih jika begadang itu dilakukan dalam hal-hal nyata yang diharamkan.
Shalat malam tentu sesuatu yang mulia. Tapi akan lebih baik jika kita tetap menyisakan waktu untuk tidur, sebelum sholat malam tersebut atau sesudahnya. Dan kita perlu berjuang melakukan itu, dengan menjauhkan diri dari apa saja yang membuat kita begadang, agar malam tidak terlewati hanya dengan hal-hal yang tidak bermanfaat.
Setelahnya Ada Sumber Kekuatan yang Kita Butuhkan
🍕Malam dihadirkan Allah Swt untuk kita sebagai tempat beristirahat, sebagai waktu untuk tidur. Tapi tentu tidak sepenuhnya untuk tidur. Malam tidak dibentangkan hanya untuk memejamkan mata agar kegelapan berlalu tanpa kita rasa, atau agar kelelahan benar-benar hilang sebelum kita menikmati berbagai aktifitas di siang selanjutnya.
Malam terlalu murah jika harus kita habiskan hanya untuk tidur. Malam terlalu rendah jika harus kita lewati hanya dengan mendengkur. Sebab malam tidak hanya membantu kita memulihkan kekuatan kita yang terkuras di siang hari, tapi juga mengasup kita kekuatan maknawi yang jauh lebih kita butuhkan untuk kehidupan.
🍕Di sebagian malam ada waktu untuk bermunajat, mendirikan shalat dan berdo'a setelah kita tidur. Itulah sumber kekuatan yang seringkali kita lewatkan karena mengutamakan tidur. Itulah sumber kekuatan yang seringkali kita lewatkan karena mengutamakan tidur. Itulah yang kita sebut dengan shalat tahajud atau shalat malam.
🍕Dikatakan oleh sebagian ulama bahwa tahajud berarti perbuatan meninggalkan tidur dalam makna fisik untuk melakukan sholat. Tapi ini tentu saja tidak mudah. Karena meninggalkan tidur yang lelap untuk melakukan tahajud di tengah deraan rasa lelah dan dinginnya malam, sangatlah berat. Memerlukan kesungguhan dan kesadaran untuk meraih yang terbaik. Seperti yang Allah Swt tegaskan,”Sesungguhnya bangun di waktu malam, dia lebih berat dan bacaan di waktu itu lebih berkesan.
Sesungguhnya bagimu di siang hari kesibukan yang panjang.” (QS. Al-Muzammil:6-7)
🍕Ayat ini memberi kita dua kesimpulan penting. Pertama, sengaja untuk bangun malam. Kedua bacaan di malam hari memiliki efek dan dampak yang lebih mengesankan. Sengaja bangun malam hanya bisa dilakukan oleh orang yang memiliki niat kuat. Dan niat yang kuat pasti didorong oleh motivasi yang kuat, sehingga pekerjaan tersebut akan dilakukan dengan ikhlas dan bersungguh-sungguh.
Sebenarnya bukan hanya surga, bahkan di dunia pun kita akan mendapatkan kekuatan yang sangat kita butuhkan dari tahajud atau munajat kita; meneguhkan iman kita, jiwa kita, dan mental kita untuk menghadapi masalah hidup di dunia ini. Dan melakukan itu, sekali lagi tidak mudah. Tapi perlu niat,kesungguhan dan perjuangan.
Kadang Kita Menciptakan Kerumitan Sendiri
🍕Tidur di malam hari sebenarnya hanyalah aktifitas yang mudah. Sekadar merebahkan badan yang kelelahan, kemudian memejamkan mata yang telah didera kantuk. Tapi seringkali kita tidak mampu melakukan hal yang sederhana itu. Bahkan sebagian kita merasakan ketersiksaan yang amat berat karena tidak mampu melakukannya. Bukan lantaran kita didera sakit parah, atau menderita insomnia yang akut, tapi karena kerumitan yang kita ciptakan sendiri.
Kita menciptakan gelisah, gundah, dan cemas yang tidak perlu dalam diri kita. Ketika telah berada di atas tempat tidur, kita biarkan pikiran kita bermain dengan segala macam problem yang kita hadapi di siang hari. Kita lepaskan ingatan kita berselancar di atas segala persoalan-persoalan kerja yang belum selesai, mengarungi gelombang ketidakpastian materi yang kita kejar, dan menelusuri lorong-lorong gelap obsesi yang tak terkendalikan. Akhirnya, malam terus berlalu tapi kita belum juga bisa memejamkan mata. Fisik mulai teras tak nyaman, sementara pagi semakin dekat. Malam-malam yang panjang hanya kita lewati dengan kegelisahan yang kita ciptakan sendiri.
🍕Kita menciptakan kerumitan sendiri dalam diri kita. Kita menyiksa diri sendiri dengan sesuatu yang tidak perlu. Persoalan-persoalan yang kita bawa hingga ke tempat tidur itu, tentu tidak akan selesai hanya dengan dipikirkan. Dia akan tetap seperti itu, dan esok hari akan kita hadapi kembali, sementara fisik kita tidak cukup sehat untuk menghadapinya lantaran kehilangan waktu untuk menikmati tidur dan istirahat yang memadai.
🍕Rasulullah Saw mengingatkan, “Kosongkan hati kalian dari keinginan-keinginan duniawi sekuat kemampuan kalian. Sebab barangsiapa yang menjadikan dunia itu sebagai cita-citanya yang paling besar, Allah akan melebarkan jalan bagi kehilangannya dan menjadikan kemiskinan di depan matanya.”(HR. Baihaqi)
🍕Tidur itu mudah. Tapi membawa kelapangan hati bersama tidur tidak selalu mudah. Mungkin kita perlu perjuangan. Namun seperti apapun usaha kita, semoga kita bisa melakukannya, karena kita memang harus tidur tanpa ada beban, tanpa ada sesuatu yang mengganjal hati. Sebab sebagian kebahagiaan kita ada bersama tidur yang tanpa beban, bersama kelapangan hati.
Wallahu a’lam
🍃2⃣🍃
Sahabat Fillah......🍂
🍃 Banyak orang yang menganggap bahwa berdakwah itu adalah kewajiban da’i, ustadz, atau orang-orang yang faham agama. Konotasi dakwah juga terbatas pada majelis ta’lim. Orang yang berdakwah akhirnya hanya identik dengan orang yang berceramah. Dengan pandangan ini, seorang muslim yang bukan da’i atau ustadz merasa tidak punya tanggung jawab dakwah.
🍂 Dakwah seharusnya menjadi komitmen setiap muslim untuk menyebarkan Islam kepada orang-orang terdekatnya dan menyebar ke lingkungannya. Dakwah seperti ini tidak harus menunggu menjadi pakar. Kalau dakwah harus menunggu seseorang menjadi pakar, maka Islam akan kalah oleh orang-orang kafir atau Syiah yang sangat gencar menyebarkan ajarannya dengan mengerahkan semua potensi pemeluknya.
🌿Allah Ta’ala menyebutkan bahwa seruan dakwah adalah ucapan terbaik.🍃
وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلاً مِّمَّن دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحاً وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ (فصلت: 33)
📖
“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang shaleh, dan berkata: “Sesungguhnya Aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?” (Fusshilat: 33)
🗣Dakwah adalah amal terbaik di sisi Allah. Dakwah juga merupakan kerja hamba-hamba pilihan Allah dari para nabi dan rasul. Merekalah orang-orang terpilih untuk menyampaikan risalah kepada umat manusia. Dakwah adalah menyeru kepada kebaikan dan mengajak manusia untuk hanya menyembah Allah Ta’ala semata.
📖
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. sekiranya ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” (Ali Imran: 110)
📹 Sebenarnya dakwah adalah sebuah kewajiban bagi setiap muslim sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Karena demikianlah yang namanya kewajiban. Para ulama memberikan kaedah, “Kewajiban itu tergantung pada kemampuan”.
💽 Oleh karenanya, pandangan bahwa berdakwah itu adalah kewajiban da’i, ustadz, atau orang-orang yang faham agama saja, adalah pandangan orang-orang yang tidak mempunyai rasa tanggungjawab.
📀Jika setiap muslim mempunyai komitmen untuk berdakwah sesuai kemampuan dan kapasitas keilmuannya masing-masing, maka islam akan mudah cepat tersebar kepada orang-orang terdekat dan di lingkungan, karena masih banyak saudara-saudara kita yang belum memahami islam secara benar.
🍂🍃 Seorang syaikh bercerita bahwa dia pernah berdakwah di belantara hutan Afrika. Dia menempuh perjalanan yang jauh dengan berjalan kaki melewati rawa-rawa menginjak lumpur-lumpur dan dia merasa bahwasannya dia sudah berjuang untuk berdakwah. Ternyata di tengah hutan belantara tersebut dia mendapati seorang wanita bule yang sudah lama tinggal di sana sebagai misionaris mendakwahkan kesyirikan dan kekufuran.
🍃🍂 Maka ketika itu syaikh sadar bahwasannya yang telah dia lakukan belum apa-apa dibandingkan dengan pejuang kesyirikan tersebut, terlebih lagi dia adalah seorang wanita.
Para pelaku maksiat, para pelaku kesyirikan, mereka juga berjuang menyebarkan kesyirikan dan kemaksiatan yang mereka lakukan.
🌿Allah Swt telah meyebutkan dalam Al Quran tentang kesabaran mereka:
Muhammad nyaris menghilangkan tradisi penyembahan kita kepada tuhan-tuhan kita yang sejak dahulu kita lakukan. Karena itu, kita harus bersabar menghadapi seruannya.” Kelak di akhirat orang-orang kafir setelah menyaksikan adzab neraka akan tahu siapa sebenarnya yang hidupnya sesat di dunia (QS Al-Furqoon : 42)
Sebagian ahli tafsir mengatakan bahwa kaum musyrikin sombong dan bangga dengan kesabaran mereka di atas kesyirikan, sehinga Nabi Muhammad Saw tidak berhasil mendakwahi mereka.
Meraka dengan bangga mengatakan bahwa kalau bukan karena kesabaran mereka, bukan karena ketegaran mereka dalam kesyirikan maka mereka akan terbawa oleh dakwahnya Nabi Muhammad Saw.
Demikianlah kebanggaan mereka.Dalam ayat yang lain Allah Swt juga meyebutkan:
"Dan pergilah pemimpin-pemimpin mereka (seraya berkata): Pergilah kamu dan tetaplah (menyembah) tuhan-tuhanmu,” (QS: Shaad:6)
⁉ Lihat, bagaimana mereka saling berwasiat untuk bersabar. Karenanya kita dapati orang-orang yang berdakwah kepada kekufuran kepada kesyirikan berjuang dengan mengorbankan jiwa dan raga. Mereka juga berinfaq mengeluarkan harta mereka.
Allah Swt berfirman:”Sesungguhnya orang-orang yang kafir menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah. Mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. Dan ke dalam Jahannamlah orang-orang yang kafir itu dikumpulkan.” (QS: Al-Anfaal: 36)
⁉ Lihat, padahal mereka berinfaq dan infaq mereka mengantarkan mereka ke dalam neraka jahanam, namun mereka bersabar.
🐝1⃣®
Sahabat Fillah... 🍃
🛡 Ternyata pelaku kemaksiatan, pelaku kesyirikan dan kekufuran juga bersabar. Padahal kesabaran mereka itu semakin menjerumuskan mereka kedalam neraka jahannam, semakin membuat terperosok di dasar neraka jahannam.Lantas kenapa kita tidak bersabar?
🎙 Sementara anda adalah pejuang dakwah, anda berpegang teguh di atas jalan Allah Swt, kenapa anda tidak bersabar dalam berjuang?
⏰ Kenapa anda tidak bersabar dalam berdakwah? Kenapa anda tidak bersabar dalam berinfaq di jalan Allah Swt? Kenapa anda tidak bersabar tatkala dicaci maki oleh orang-orang yang menyuruh kepada kesesatan?
⌛Jika para pelaku maksiat bersabar kenapa anda tidak bersabar?Kenapa kita tidak bersabar?
🌿 Dakwah sesuai kemampuan 💫
Dakwah merupakan salah satu tanda bahwa seorang manusia tidak hidup dalam kerugian.
”Demi masa.Sesungguhnya manusia kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh dan nasihat menasihati supaya menataati kebenaran dan nasihat-menasihati supaya menetapkan kesabaran.” (QS.Al-Ashr:1-3)
⏳ Dengan batas kemampuannya masing-masing,setiap muslim harus melibatkan diri dalam gerak dakwah. Allah Swt berfirman,
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya” (QS. Al Baqarah: 286).
“Kami tidak memikulkan kewajiban kepada diri seseorang melainkan sekedar kesanggupannya, mereka itulah penghuni-penghuni surga; mereka kekal di dalamnya” (QS. Al A’rof: 42).
“Dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan” (QS. Al Hajj: 78).
Dari Abu Hurairah, ia berkata, Nabi Saw bersabda,“Dan apa yang diperintahkan bagi kalian, maka lakukanlah semampu kalian” (HR. Bukhari no. 7288 dan Muslim no. 1337).
Dari Abu Sa’id Al Khudri radhiyallahu ‘anhu, ia mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Barangsiapa di antara kalian melihat suatu kemungkaran, maka ubahlah dengan tangannya. Jika tidak mampu, maka ubahlah dengan lisannya.Dan jika tidak mampu, maka ingkarilah dengan hatinya.Ini menunjukkan serendah-rendahnya iman” (HR. Muslim no. 49).
Rasullulah SAW bersabda ,”Sampaikan dariku walaupun hanya satu ayat.”(HR.Bukhari).
🌿Ini menunjukan setiap muslim harus berusaha berdakwah dengan batas ilmu yang minimal sekalipun. Karena itu, komitmen untuk mengajak kepada kebaikan tidak dituntut seseorang untuk menjadi ustad atau ulama terlebih dahulu. Dakwah juga tidak harus menunggu kesempatan-kesempatan formal seperti majelis taklim, pengajian-pengajian maupun kesempatan sejenis. Tetapi, harus menjadi bagian dari kehidupan yang menyatu dengan keseharian seseorang muslim, baik dirumah, di kantor, pasar dan dimanapun selalu terbuka lahan untuk berdakwah.
🌺 Dakwah juga tidak selalu harus berceramah seperti para da’i dan ustad. Dakwah dapat disampaikan dengan cara yang sederhana;dalam obrolan dengan teman, cengkrama dengan keluarga, sms, wa, facebook dan lain-lain.
💎Seseorang diharapkan tidak takut untuk berdakwah karena khawatir ilmunya belum mapan. Kalau menunggu mapan, bisa jadi tidak seorang ustadzpun yang mau berdakwah. Kekurangan tidak harus menghalangi kewajiban seseorang muslim untuk berdakwah. Banyak cara yang dapat dilakukan seorang muslim untuk menunaikan tugas dakwahnya dan tidak harus menunggu menjadi ustadz yang pandai berceramah
📽 Hasan Al-Bashri berkata, “Wahai manusia, sesungguhnya aku tengah menasihati kalian, dan bukan berarti aku orang yang terbaik di antara kalian, bukan pula orang yang paling shalih di antara kalian. Sungguh, akupun telah banyak melampaui batas terhadap diriku. Aku tidak sanggup mengekangnya dengan sempurna, tidak pula membawanya sesuai dengan kewajiban dalam menaati Rabb-nya.
🔋Andaikata seorang muslim tidak memberi nasihat kepada saudaranya kecuali setelah dirinya menjadi orang yang sempurna, niscaya tidak akan ada para pemberi nasihat. Akan menjadi sedikit jumlah orang yang mau memberi peringatan dan tidak akan ada orang-orang yang berdakwah di jalan Allah ‘Azza wa Jalla, tidak ada yang mengajak untuk taat kepada-Nya, tidak pula melarang dari memaksiati-Nya.
💎Namun dengan berkumpulnya ulama dan kaum mukminin, sebagian memperingatkan kepada sebagian yang lain, niscaya hati-hati orang-orang yang bertakwa akan hidup dan mendapat peringatan dari kelalaian serta aman dari lupa dan kekhilafan. Maka terus meneruslah berada pada majelis-majelis dzikir (majelis ilmu), semoga Allah ‘Azza wa Jalla mengampuni kalian. Bisa jadi ada satu kata yang terdengar dan kata itu merendahkan diri kita namun sangat bermanfaat bagi kita. “
🕰 Seseorang pernah berkata kepada Imam Ahmad bin Hanbal, “Apakah sesorang itu tetap bertahan terus sampai dia sempurna, kemudian baru mendakwahi manusia? Imam Ahmad menjawab, “Siapakah orang yang sempurna? Tetaplah berdakwah kepada manusia.”
Saudaraku Fillah.....
Jangan alasan kita banyak dosa untuk tidak berdakwah, karena Allah Swt mengingatkan bahwa manusia pasti melakukan dosa, Allah Swt berfirman,
Sekiranya bukan karena karunia dan belas kasih Allah kepada kalian, selamanya tidak seorang pun di antara kalian bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu).Hanya Allah yang dapat membersihkan hati orang yang dihendaki-Nya dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu.Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui setiap perbuatan kalian. (QS. An-Nuur : 21)
💡Setiap kita pernah melakukan kesalahan, dan sebaik-baik orang yang berbuat salah adalah orang yang bertaubat. Rasulullah Saw bersabda, “Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, kalau sekiranya kamu tidak berbuat dosa, niscaya Allah Swt akan melenyapkan kamu. Kemudian Allah Swt akan mendatangkan kaum selain kamu. Mereka berbuat dosa dan mereka meminta ampun kepda Allah, lalu Allah mengampuni mereka (HR. Muslim)
Saudarakau, maka jangan sampai kita berhenti beramar ma’ruf nahi munkar dengan alasan kita adalah seorang pendosa.Dalam kitab Talbis Al-Iblis, Ibnu Jauzi mengatakan, “Sungguh Iblis telah berhasil membujuk rayu sebagian ahli ibadah. Dia melihat kemungkaran. Lalu orang tadi berkata, “Yang mencegah kemungkaran dan yang menyuruh kebaikan adalah orang yang sudah bagus dan baik. Semantara saya belum baik betul, bagaimana mungkin saya menyuruh orang lain?” Hal ini adalah sebuah kesalahan, karena dia seharusnya mencegah kemungkaran dan menyuruh kepada kebaikan.”
💡Ibnu Taimiyyah dalam kita Al-Fatawa berwasiat,
🌿 “Seorang hamba pasti melakukan kesalahan dan dosa adalah sebuah kemestian yang ada pada seorang hamba. Namun dia harus meminta ampun kepada Allah Swt, sehingga seseorang tidak beralasan untuk tidak melakukan kebaikan hanya karena ia telah berdosa.”🌾
🐝2⃣
Sahabat AIHQ rahimakumullah 🌿
💎Keutamaan berdakwah
Semoga dengan mengenal keutamaan dakwah berikut ini kita semakin bersemangat.
💎 Allah Swt berfirman, “Apakah ada orang yang lebih baik dari yang menyeru kepada ajaran tauhid dan taat kepada Allah semata-mata serta beramal shalih, dan dia berkata, “Sungguh aku termasuk kaum muslim.” (QS. Fushlihat : 33)
👳🏻 Dari Abu Mas’ud Uqbah bin Amir Al Anshari radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya” (HR. Muslim no. 1893). Bahkan pahala orang yang didakwahi tidak berkurang sebagaimana sabda Nabi Saw,
🌿“Barangsiapa memberi petunjuk pada kebaikan, maka ia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengikuti ajakannya tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun juga” (HR. Muslim no. 2674).
👳🏻Dari Abu Umamah Al Bahili ra, ia berkata, Rasulullah Saw bersabda,“Sesungguhnya para malaikat, serta semua penduduk langit-langit dan bumi, sampai semut-semut di sarangnya, mereka semua bershalawat (mendo'akan dan memintakan ampun) atas orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia” (HR. Tirmidzi no. 2685. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
✍🏻 Rasulullah Saw bersabda, kepada Ali bin Abi Thalib; “Demi Allah, sesungguhnya Allah ta’ala menunjuki seseorang dengan sebab (dakwah) mu, maka itu lebih bagi bagimu dari unta merah (HR. Bukhari & Muslim)
🌀Yahya bim Syarf An Nawawi rahimullah memberikan penjelasan unta merah adalah har ta yang teristimewa di kalangan orang arab kala itu. Di sini Nabi Saw menjadikan unta merah sebagai pemisalan untuk mengungkapkan berharganya mulianya suatu perbuatan dan memang tidak ada harta yang lebih istimewa dari unta merah kala itu. Permisalan ini seperti perkara akhirat dengan keuntungan dunia, ini hanyalah gambaran agar mudah paham
Wallahu a'lam
🐝3⃣®
Komentar
Posting Komentar