TIDAK MENGHAFAL KARENA DIHANTUI OLEH MITOS- MITOS YANG TAK BERDASAR

••••••••••══✿❀✿❀✿══•••••••••••

Tanggal : 31 AGUSTUS 2018

Hari      : JUM'AT

Waktu : 19.55 WIB S/D SELESAI

Tema : TIDAK MENGHAFAL KARENA DIHANTUI OLEH MITOS- MITOS YANG TAK BERDASAR

Narasumber : USTADZ SLAMET SETIAWAN

Tempat : ROOM JOSH AKHWAT6

Moderator : UKHTY JOTRI MIMA SETIANA

Notulen : UKHTY IMAHABBAH

•••••••••••══✿❀✿❀✿══••••••••••

Ilmu itu lebih baik daripada harta..
Ilmu akan menjaga engkau dan engkau menjaga harta.
Ilmu itu penghukum (hakim) sedangkan harta terhukum.
Kalau harta itu akan berkurang apabila dibelanjakan..
Tetapi ilmu akan bertambah apabila dibelanjakan.

(Sayidina Ali bin Abi Thalib)

••••••••••══✿❀💟❀✿══•••••••••
        (JOMBLO SAMPAI HALAL)

Tidak Menghafal Karena Dihantui Oleh Mitos-mitos Tak Berdasar

Salah satu hal yang terkadang membuat orang yang sudah punya niat untuk menghafal al-Qur’an merasa takut untuk mulai menghafal adalah adanya mitos-mitos yang tak berdasar. Di antara mitos yang banyak beredar seputar menghafal al-Qur’an adalah bahwa konon katanya seseorang yang sedang menghafal al-Qur’an itu akan diuji dengan penyakit tertentu, diuji dengan lawan jenis, diuji dengan musibah yang menimpa keluarganya, dan masih banyak lagi mitos-mitos lainnya. Bahkan, mitosmitos seperti ini bukan hanya dapat mempengaruhi mereka yang baru punya niat menghafal saja, tetapi juga bisa mempengaruhi mereka yang bahkan sudah mulai menghafalkannya.

Beredarnya mitos-mitos seperti ini terkadang membuat banyak orang menganggap bahwa menghafal al-Qur’an itu merupakan suatu amalan yang menakutkan, tidak ada yang berani melakukannya kecuali orang-orang yang siap dengan segala ujian yang akan menghampirinya. Terkadang, mitos-mitos tersebut sebenarnya muncul karena ada satu atau dua penghafal al-Qur’an yang kebetulan mengalami musibah tertentu ketika proses menghafal al-Qur’an. Apa yang terjadi hanya pada satu atau dua penghafal itulah yang kemudian digeneralisasi, seakan-akan semua penghafal al-Qur’an akan mengalami hal yang sama.

Anda yang memang sudah punya niat untuk menghafal al-Qur’an, seharusnya harapan anda untuk mendapatkan pahala, keutamaan dan keistimewaan dari al-Qur’an itu dapat mengalahkan rasa takut anda terhadap mitos-mitos tak berdasar tersebut. Anda sama sekali tidak pantas memikirkan mitos tersebut, karena yang seharusnya selalu dipikirkan adalah bagaimana caranya supaya anda segera mendapatkan pahala, keutamaan dan keistimewaan dari al-Qur’an dengan jalan menghafalkannya. Iika anda masih terpengaruh oleh mitos-mitos tersebut, maka ada kemungkinan memang keinginan anda untuk dapat hafal al-Qur’an itu belum seberapa.

Ingatlah bahwa al-Qur'an tidak akan pernah membawa keburukan sedikit pun, bahkan justru ia akan mempersembahkan begitu banyak kebaikan dan keberkahan untuk anda. Nama lain al-Qur'an sendiri adalah kitabum mubarakun, kitab yang penuh dengan keberkahan. Allah swt. berfirman:

“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah....” (QS. Shad [38]: 29) Jadi, sangat salah jika seseorang menganggap bahwa menghafal al-Qur’an menyebabkan seseorang ditimpa musibah tertentu. Malah, yang ada adalah kebalikannya, dengan menghafal al-Qur’an seseorang justru akan panen pahala dan kebaikan, di dunia maupun di akhirat.

Terkait dengan musibah tertentu yang menimpa beberapa penghafal al-Qur’an, maka yang perlu anda ingat adalah bahwa setiap orang sudah pasti akan menemukan ujian dalam hidupnya, tak terkecuali para penghafal al-Qur’an. Ujian yang menimpa setiap manusia pun berbeda-beda, ada yang ditimpa ujian berupa penyakit, kekurangan harta, bahkan sebaliknya, ada juga yang diuji dengan kesehatan terus-menerus, kelebihan harta, dan lain sebagainya. Semuanya tidak lain untuk mengetahui bagaimana sikap seseorang dalam menghadapi ujian-ujian tersebut, seberapa kuat kesabarannya ketika ditimpa sesuatu yang tidak mengenakkan, dan seberapa besar rasa syukurnya ketika diberi ujian kenikmatan. Semua itu erat sekali hubungannya dengan kadar keimanan yang ada di dalam diri seseorang.

Jika anda yang sudah mulai menghafal al-Qur’an, kemudian ternyata anda tertimpa musibah persis seperti dalam mitos tersebut, maka ingatlah bahwa musibah tersebut menimpa bukan karena anda menghafal al-Qur’an, tetapi karena memang anda adalah seorang manusia yang harus menerima ujian dari Sang Pencipta, Allah swt. Dan tidaklah anda mendapat ujian kecuali sebenarnya anda mampu menghadapinya. Ujian tersebut sebenarnya merupakan salah satu cara Allah mengangkat derajat anda, asalkan anda mampu menghadapinya dengan tetap sabar. Jangan sampai ketika anda tertimpa ujian tersebut, akhirnya anda berhenti dari menghafal al-Qur’an. Karena jika demikian, maka derajat ketinggian anda di hadapan Allah tidak bertambah, bahkan bisa dikatakan berkurang, sebab, anda tidak mau bersabar menghadapinya.

"Hafalkan Meski Tidak Hafal-hafal"

Tetap "ISTIQAMAH" menghafal, meskipun TAK HAFAL-HAFAL, barangkali lewat pintu itu, Allah Ingin memberikan banyak karunia-Nya...

Satu huruf Al-Qur'an satu kebaikan, dan satu kebaikan 10 pahala. Bagi yang kesulitan melafalkan, satu hurufnya dua kebaikan. Berarti setiap hurufnya 20 pahala. Semakin sulit semakin banyak. Kalikan dengan jumlah pengulangan anda.

Al-Qur'an, seluruhnya, adalah kebaikan. Menghafal tak hafal-hafal berarti Anda berlama-lama dalam kebaikan. Semakin lama semakin baik. Bukankah anda menghafal untuk mencari kebaikan.

Ketika Anda menghafal Al-Qur'an, berarti Anda sudah punya niat yang kuat. Rasulullah shallallahu alaihi wa salam menyebut 70 syuhada' dalam tragedi sumur Ma'unah sebagai qari (hafizh), padahal hafalan mereka belum semua. Ini karena seandainya mereka masih hidup, mereka akan terus menghafal. Jadi, meski Anda menghafal tak hafal-hafal, Anda adalah hafizh selama tak berhenti menghafal. Bukankah hafizh yang sebenarnya di akhirat?

Menghafal Al-Qur'an ibarat masuk ke sebuah taman yang indah. Mestinya anda betah, bukan ingin buru-buru keluar. Menghafal tak hafal-hafal adalah cara Allah memuaskan anda menikmati taman itu. Terseyumlah.

Ketika anda menghafal Al-Quran, meski tak hafal-hafal, maka dapat dipastikan, paling tidak, selama menghafal, mata Anda, telinga Anda, dan lisan Anda tidak sedang melakukan maksiat. Semakin lama durasinya, semakin bersih.

Memegang mushaf adalah kemuliaan, dan melihatnya adalah kesejukan. Anda sudah mendapatkan hal itu saat menghafal kendati tak hafal-hafal.

Adakalanya kita banyak dosa. Baik yang terasa maupun tak terasa. Dan menghafal tak hafal-hafal adalah kifaratnya, di mana, barangkali, tidak ada kifarat lain kecuali itu.

Tak hafal-hafal adakalanya karena Allah sangat cinta kepada kita. Allah tak memberikan ayat-ayat-Nya sampai kita benar-benar layak dicintai-Nya. Jika kita tidak senang dengan keadaan seperti ini, maka kepada siapa sebenarnya selama ini kita mencintai. Ini yang disebut: Dikangenin ayat.

Menghafal tak hafal-hafal tentu melelahkan. Inilah lelah yang memuaskan, karena setiap lelahnya dicatat sebagai amal sholeh. Semakin lelah semakin sholeh.

Menghafal tak hafal-hafal, tandanya anda di pintu hidayah. Tandanya jauh dari nafsu. Jauh dari nafsu tandanya dekat dengan ikhlas. Dan ikhlas lahirkan mujahadah yang hebat.                                                              Istiqamah... Istiqamah dan terus ISTIQAMAH... Itulah jalan kemuliaan.

Baarakallahu fiikum..

Klik tombol SUBSCRIBE pada link berikut (apabila belum), dan dapatkan tips menghafal Al-Quran setiap hari (GATIS). https://www.youtube.com/SlametSetiawan

••••••••••══✿❀✿❀✿══••••••••••
  TANYA JAWAB KAJIAN ONLINE
       JOMBLO SAMPAI HALAL
••••••••••══✿❀💟❀✿══•••••••••

💟GROUP AKHWAT 6
MODERATOR: JOTRI MIMA SETIANA

📝PERTANYAAN:
•••••••✿❀✿❀✿•••••••

1⃣ Hal- hal apa saja yang sekiranya dapat membuat kita percaya akan mitos2 trsebut?  Lalu bagaimana cara kita menghadapinya?

2⃣ Bagaimana jika ada org yg pandai menghafal Al- Quran tapi tidak tau artinya.. Sehingga dia ga bisa mengamalkannya

3⃣ Bukannya kemaren ad nabi/para sahabat ya yg hafalan nya hilang karena melihat betis wanita ?
Afwan, rasa malas untuk menghapal Al-Qur'an apakah termasuk musibah?

4⃣ Ana mau bertanya
Kan mengingat umur untuk menghafal ini sudah sulit
Karna banyak sekali pikiran untuk mengejar studi
Atau pun masalah2 yang ada di hidup kita
Jadi apakah hukum nya jika kita tidak menghafal al-qur'an
Syukron🙏

5⃣ kalau ada seseorang penghafal alqur'an tidak mengamalkan hafalannya, apa itu termasuk dosa besar? Mau tanya tpi Ini termasuk dalam tema tidak?😁

6⃣ Ana orangnya pelupa sekali ustadz,  bagaimana ya tipsnya agar bisa menghafal sedngkan waktupun hanya sbntr Setelah ana telusuri ana mudah mnghapal dengan mndengar murotal berkali2, namun satu surah panjang saja mmbthn brpuluh2 kali mndengrkan ustadz. Apa Tips agar istiqomah juga dalam menghapal, kdang merasa lelah krn ga hapal2 🙈

JAWABAN:
••••✿❀✿❀✿••••

1⃣ Biasanya orang yang percaya dengan mitos tersebut karena pernah ada kejadian yang menimpa 1 atau 2 menghafal Alquran, kemudian digeneralisir kejadian tersebut seolah-olah menjadi akibat jika kita melakukan hal yang sama yaitu menghafal.

Cara menghadapinya adalah dengan kita meyakini bahwa setiap orang pasti akan mengalami ujian, salah satunya bisa saja bentuknya adalah seperti mitos mitos yang dipercaya itu. Baik kita menghafal ataupun tidak menghafal pasti akan diuji oleh Allah. Jadi kita meyakini saja bahwa jika kita mengalami hal yang sama ketika kita menghafal maka itu adalah bentuk ujian bukan karena kita menghafal kemudian dapat musibah itu.

2⃣ Nggak papa. Istimewanya Alquran adalah dengan membacanya saja tanpa tahu artinya itu sudah dapat 10 pahala per hurufnya apalagi kalau dihafalkan.. dan jika sekarang kita belum paham maknanya, Insya Allah dengan berjalannya waktu nanti Allah akan memberikan jalan kepada kita untuk memahami ayat ayatnya.

Dulu Ketika saya mulai menghafal sama sekali tidak paham kosakata bahasa Arab, bahkan Ana dan Antum saja saya tidak tahu artinya. Tapi alhamdulillah setelah hafal Allah memberikan jalan saya untuk bisa menuntut ilmu belajar dan memahami sedikit demi sedikit apa yang saya hafalkan.

3⃣ Cerita yang hafalannya memburuk ketika tidak sengaja melihat betis wanita adalah imam syafii.

Kemudian beliau mengadukan kepada gurunya. Dan gurunya mengatakan, "ilmu adalah cahaya, dan cahaya Allah ﷻ (alquran) tidak akan diberikan kepada orang yang makdiat.

Cerita ini memberi ibrah kpd kits untuk menjauhi/menjaga diri dari maksiat jika ingin dimudahkan menghafal.

Rasa malas adalah godaan paling berat dan paling sering menimpa para penghafal. Makanya disini perlu niat yang ikhlas dan kesungguhan.

4⃣ Sudah Terlanjur Tua, Bisakah Menghafal Qur'an?

Meskipun menghafal al-Qur'an merupakan sesuatu yang penting, sekaligus merupakan amalan yang memiliki banyak keutamaan dan kesitimewaan. Tetapi pada kenyataannya memang tidak semua umat Islam sadar bahwa ia benar-benar penting, juga tidak semua mereka mengetahui berbagai keistimewaan dan keutamaannya. Tak jarang pula kesadaran dan pengetahuan tersebut baru mereka peroleh tatkala usia mereka sudah tua. Sehingga ketika mereka punya keinginan untuk turut memperoleh keutamaan dan keistimewaan tersebut dengan menghafalkannya, maka saat itulah biasanya muncul rasa ragu, apakah masih bisa menghafal sementara usia sudah tua? Apakah masih bisa menghafal al-Qur’an sementara daya ingat sudah tidak seperti dulu saat masih muda? Apakah masih bisa menghafal aI-Qur’an sementara apa yang harus dipikirkan semakin banyak?

Pertanyaan-pertanyaan inilah yang kemudian banyak mempengaruhi pikiran mereka. Hingga akhirnya, belum juga mereka mencoba menghafalkannya, tetapi mereka sudah mengambil kesimpulan sendiri, bahwa menghafal al-Qur’an untuk orang yang sudah terlanjur tua itu merupakan sesuatu yang sulit diwujudkan.

Memang benar bahwa daya ingat orang yang sudah tua itu biasanya semakin menurun, berbeda dengan daya ingat ketika masih muda. Tetapi, bukan berarti mereka sama sekali tidak punya kesempatan untuk bisa hafal al-Qur’an. Pada kenyataannya banyak pula orang yang memulai menghafal al-Qur’an di waktu senja dan tetap berhasil hingga menyelesaikan hafalannya dengan sempurna. Memang benar pula bahwa yang tua itu biasanya semakin banyak sesuatu yang dipikirkannya, termasuk di antaranya memikirkan harta, bagaimana memperolehnya, bagaimana ia bisa menyejahterakan anak keturunannya nanti, dan lain sebagainya. Rasulullah saw. sendiri pernah bersabda:

“Semakin tua anak Adam (manusia), maka semakin besar pula dua perkara yang mengiringinya; yaitu kecintaan terhadap harta dan panjangnya umur.” (HR. al-Bukhari)

Namun, pada kenyataannya tak sedikit pula mereka yang berhasil menghafal al-Qur’an meskipun umurnya sudah tua, kesibukannya semakin padat dan pikiran semakin bercabang-cabang. Pada intinya, apa yang diragukan itu sebenarnya tidak selamanya menjadi penghambat seseorang untuk dapat menghafal al-Qur’an, semua kembali kepada tekad dan kesungguhannya masing-masing dan mengusahakannya.

Iadi, faktor yang paling utama dalam hal ini adalah tekad dan kesungguhan. Berhasil atau tidaknya menghafal al-Qur’an di usia senja sebenarnya tidak perlu dijadikan fokus tujuan. Yang penting adalah ketika kita tetap istiqamah menghafal al-Qur’an, istiqamah mengisi masa-masa senja kita dengan al-Qur’an, agar benar-benar mendapatkan husnul khatimah. Tetapi jika Allah mengizinkan kita untuk menyelesaikan hafalan al-Qur’an tersebut, maka itu adalah anugerah yang luar biasa.

Hal lain yang perlu diingat adalah bahwa menghafal al-Qur’an merupakan salah satu cara terbaik yang dapat dilakukan untuk mengisi masa-masa senja. Ada sebuah riwayat bahwa Rasulullah saw. pemah ditanya oleh seseorang: “Wahai Rasulullah, siapakah manusia terbaik?” Beliau menjawab:

“Orang yang panjang umurnya dan baik amalannya.” Seseorang tersebut kembali bertanya: “Lalu siapakah orang yang terburuk?” Beliau menjawab:

“Orang yang panjang umurnya tetapi buruk amalnya." (HR. Ahmad)

Maka, dengan menghafal al Qur’an berarti kita sedang mengusahakan diri untuk menjadi sebaik-baik manusia (khairun nas), yaitu yang panjang umurnya serta baik amalannya, dan menghafal al Qur’an bukan hanya menjadi amalan yang baik, tetapi juga mulia, tiada lain karena kemuliaan al-Qur’an itu sendiri. Terakhir, ingatlah pula bahwa Rasulullah saw. dan para sahabatnya pun baru mulai menghafal al-Qur’an di waktu usia mereka yang sudah tidak muda lagi. Wallahu a'lam

5⃣ Jika "sengaja melupakan" dengan tidak murojaah, maka itu termasuk dosa.

Tapi jika lupanya karena memang karena kemampuan daya ingat kita yang terbatas, tapi kita tetap mengusahakan terus murojaah, maka ini justru akan dapat pahala dobel. Pahsla menghafal dan pahala kesungguhan dalam mempertahankan.

6⃣ Semakin lupa itu artinya kita harus semakin sering murojaah, terutama hafalan baru. Hafalan yang belum berumur 1 hari harus dimurojaah sebelum 2 jam. Artinya setiap 2 jam sekali kita harus murojaah. Jika tidak melakukan itu wajar jika hafalan kemaren hari ini udah lupa.

Dan inget, ganjaran keutamaan menghafal diberikan bukan karena kita hafal sekian juz, tapi seberapa besar usahayg kita keluarkan dalam proses menghafal. Nah ini sudah ketemu metode yang cocok.

Puluhan metode menghafal yang beredar tidak bisa semuanya cocok dengan kita. Karena setiap orang punya kecocokan terhadap metode yang berbeda-beda. Jadi untuk awal-awal menghafal memang kita perlu eksperimen metode mana yang kira-kira pas buat kita. Untuk menghasilkan sebuah keistimewaan dalam menghafal yang pertama niat harus benar dan yang kedua motivasi harus jelas. Baca dan renungkan keutamaan keutamaan menghafal agar motivasi kita menghafal terus terpupuk dan terpelihara.
•••┈┈•┈┈•⊰✿💟✿⊱•┈┈•┈┈•••

      💟JOMBLO SAMPAI HALAL💟

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MACAM MACAM IKHTILAF (Perselisihan Pendapat Ulama)

Praktek Kerja Lapangan (PKL) - bagian 2

I.M.M 2