Salahkah merindu?

Aku mulai menulis lagi.
Menulis tanpa arah.
Hanya menuangkan apa yang kurasa tanpa harus kupikir terlebih dahulu.

Aku merindu lagi.
Aku rindu kamu, separuhku.
Rindu yang tak habis setelah kepergianmu.
Rindu yang selalu terasa berat dan sakit.
Rindu seperti siang yang terus mengejar malam.
Rindu yang tak kunjung habis pikirku.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

GANGGUAN JIN ASYIQ DAN PENYEBABNYA

TA'ARUF

Praktek Kerja Lapangan (PKL) - bagian 2