SEBENARNYA YANG KURANG BUKAN NIKMAT, TAPI RASA SYUKUR KITA
••••••••••══✿❀✿❀✿══•••••••••••
🔰WE ARE THOLABUL'ILMI 🔰
•••••••••••══✿❀✿❀✿══••••••••••
بسم الله الرحمن الرحيم
Allah Ta'ala berfirman :
إِنَّ الْإِنسَانَ لِرَبِّهِ لَكَنُودٌ
“Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Tuhannya”
(QS Al-‘Adiyaat : 6)
Al-Hasan rahimahullah berkata :
هُوَ الَّذِي يَعُدُّ الْمَصَائِبَ، وَيَنْسَى نِعَمَ رَبِّهِ.
Yaitu orang yang menghitung hitung musibah (yang sedikit) dan melupakan kenikmatan kenikmatan Rabnya (yg telah banyak diberikan kepadanya).
(Tafsir Ibnu Katsir 8/467)
Akan terlihat hakikat kita sesungguhnya tatkala kita ditimpa musibah, apakah kita termasuk كَنُوْد (ingkar) ? Atau termasuk sabar (yang tidak lupa dengan karunia karunia Allah sehingga menjadikan kita lebih sabar dalam menerima keputusan Allah)?
Musibah yang menimpa kita hanyalah sesekali, sementara kenikmatan terus tercurah kepada kita tiada hentinya dengan berbagai macam modelnya.
Namun demikianlah karena kurang kuatnya iman sebagian kita sehingga tatkala terkena musibah yang diingat ingat hanyalah beratnya musibah tersebut, sementara anugerah dan karunia Allah terlupakan.
Contoh kecil :
– Ada yang mobilnya mogok, maka iapun mengeluh sejadi jadinya.
Ia lupa bahwa mobilnya mogok hanya sekali-sekali, selama ini sekian ribu kilo meter mobilnya jalan dengan baik tanpa halangan.
– Ada yang uangnya hilang, iapun marah dan mengeluh.
Padahal selama ini uang yang Allah berikan kepadanya tidak pernah hilang, namun ini semua terlupakan, yang diingat hanya uangnya yang hilang tersebut.
– Ada yang tubuhnya sakit, lalu iapun mengeluh dan tidak sabar.
Padahal puluhan tahun Allah menjadikan tubuhnya sehat, lantas apakah sakit yang sebentar tersebut membuatnya lupa dengan kesehatan puluhan tahun lamanya?
– Ada yang mengalami kegagalan, maka iapun marah.
Padahal kegagalan tersebut hanya sesekali, dan bisa jadi sekali saja. Sementara kemudahan dan keberhasilan sudah sering ia raih, namun terlupakan karena kegagalan tersebut.
– Yang lebih berat, adalah ada yang anaknya meninggal karena sakit atau sebab yang lainnya. Maka iapun meronta dan menangis sejadi jadinya dengan mengangkat suara, seakan akan protes dengan keputusan Allah.
Ia lupa bahwasanya Allah telah banyak memberikan kepadanya banyak anak, dan yang lainnya dalam kondisi sehat wal afiyat.
Jika kita terkena musibah maka berusahalah mengingat kebaikan kebaikan Allah kepada kita, sehingga hal ini akan meringankan beban musibah kita dan kita tetap berhusnuzon (berbaik sangka) kepada Allah.
As-Suddiy rahimahullah berkata :
“Daging nabi Ayub berjatuhan (karena sakit parah) maka tidak tersisa di tubuhnya kecuali urat dan tulang.
Istrinya mengurusnya dan membawakan makanan diletakan di sisi nabi Ayub. Maka istrinya berkata tatkala lama sakitnya nabi Ayub :
“Wahai Ayub, kenapa engkau tidak berdoa kepada Rabmu untuk menghilangkan sakitmu?”
Maka nabi Ayub ‘alaihis salam berkata :
“Aku telah hidup selama 70 tahun dalam kondisi sehat, maka bukankah perkara yang sedikit karena Allah jika aku bersabar karena-Nya 70 tahun pula?
(Tafsir Ibnu Katsir : 5/360)
Demikianlah mengingat ingat kenikmatan menjadikan musibah terasa lebih ringan.
Wallahu A’lam
•••┈┈•┈┈•⊰✿📚✿⊱•┈┈•┈┈•••
Website :
Website Tholabul'ilmi: tholabulilmiindonesia.blogspot.com
Website Josh:
JOSHindonesia.blogspot.com
Website Laskar Subuh:
Laskarsubuhindonesia.blogspot.com
Telegram :
t.me/tholabulilmiWA
facebook FP :
m.facebook.com/TholabulilmiWhatsApp
facebook Group :
m.facebook.com/profile.php?id=183387271707797
Follow IG Tholabul'ilmi WA :
https://www.instagram.com/p/BzwMOE-H9Pp/?igshid=128hj6dozy6mi
▶ Gabung Komunitas Tholabul'ilmi :
Ketik: GabungTI # Nama# Domisili# Status# L/P
Kirim ke:
~ Ukh Susan Anisya :
+6285374450956
~ Ukh Petty Nusaybah :
+6285266812579
•••┈┈•┈┈•⊰✿🔰✿⊱•┈┈•┈┈•••
🔰WE ARE THOLABUL'ILMI🔰
Komentar
Posting Komentar