BACAAN SUJUD SAHWI

••••••••••══✿❀✿❀✿══•••••••••••
🔰WE ARE THOLABUL'ILMI 🔰
•••••••••••══✿❀✿❀✿══••••••••••

بسم الله الرحمن الرحيم

Sebagian ulama menganjurkan do’a ini ketika sujud sahwi :

سُبْحَانَ مَنْ لَا يَنَامُ وَلَا يَسْهُو

“Subhana man laa yanaamu wa laa yas-huw”
(Maha Suci Dzat yang tidak mungkin tidur dan lupa)

Namun dzikir sujud sahwi di atas cuma anjuran saja dari sebagian ulama dan tanpa didukung oleh dalil.

Ibnu Hajar rahimahullah mengatakan :

قَوْلُهُ : سَمِعْت بَعْضَ الْأَئِمَّةِ يَحْكِي أَنَّهُ يَسْتَحِبُّ أَنْ يَقُولَ فِيهِمَا : سُبْحَانَ مَنْ لَا يَنَامُ وَلَا يَسْهُو – أَيْ فِي سَجْدَتَيْ السَّهْوِ – قُلْت : لَمْ أَجِدْ لَهُ أَصْلًا .

“Aku telah mendengar sebagian ulama yang menceritakan tentang dianjurkannya bacaan : “Subhaana man laa yanaamu wa laa yas-huw” ketika sujud sahwi (pada kedua sujudnya), maka aku katakan, “Aku tidak mendapatkan asalnya sama sekali.”
(At Talkhis Al Habiir, 2/6)

Tidak ada Do'a khusus ketika sujud sahwi, Sehingga yang tepat mengenai bacaan ketika sujud sahwi adalah seperti bacaan sujud biasa ketika shalat.

Bacaannya yang bisa dipraktekkan seperti :

سُبْحَانَ رَبِّىَ الأَعْلَى

“Subhaana rabbiyal a’laa”
(Maha Suci Allah Yang Maha Tinggi)
(HR. Muslim no. 772)

Ibnu Qudamah Rahimahullah berkata :
“Dan hendaklah dia membaca di dalam sujud (sahwi)-nya bacaan yang diucapkan di dalam sujud ketika shalat, karena sujud sahwi tersebut merupakan sujud yang disyariatkan serupa dengan sujud di dalam shalat.”
(Al-Mughni, 2:432–433)

Abu Muhammad bin Hazm (Ibnu Hazm) rahimahullah berkata:
“Orang yang bersujud sahwi harus membaca, di dalam kedua sujudnya,   "Subhana Rabbiyal A’la,’  berdasarkan sabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam :

"Jadikanlah ia (bacaan itu) di dalam sujudmu."
(Al-Muhalla, 4:170)

Para ulama yang duduk di Al Lajnah Ad Daimah menjawab :

“Sujud sahwi dilakukan dengan dua kali sujud setelah tasyahud akhir sebelum salam, dilakukan sebagaimana sujud dalam shalat. Dzikir dan do’a yang dibaca ketika itu adalah seperti ketika dalam shalat.

Jika sujud sahwinya terdapat kekurangan satu raka’at atau lebih, maka ketika itu, sujud sahwinya sesudah salam. Demikian pula jika orang yang shalat memilih keraguan yang ia yakin lebih kuat,maka yang afdhol baginya adalah sujud sahwi sesudah salam. Hal ini berlandaskan berbagai hadits shahih yang membicarakan sujud sahwi.
Wabillahit taufiq, wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa aalihi wa shahbihi wa sallam.”
(Al Lajnah Ad Daimah lil Buhuts Al ‘Ilmiyyah wal Ifta’ soal ketujuh, fatwa no. 8540, 7/129)

•••┈┈•┈┈•⊰✿📚✿⊱•┈┈•┈┈•••
Website :

Website Tholabul'ilmi: tholabulilmiindonesia.blogspot.com
Website Josh:
JOSHindonesia.blogspot.com
Website Laskar Subuh:
Laskarsubuhindonesia.blogspot.com
Telegram :
t.me/tholabulilmiWA
facebook FP :
m.facebook.com/TholabulilmiWhatsApp
facebook Group :
m.facebook.com/profile.php?id=183387271707797

Follow IG Tholabul'ilmi WA :
https://www.instagram.com/p/BzWchZnnN-E/?igshid=1fx688c016f1g

▶ Gabung Komunitas Tholabul'ilmi :
Ketik : GabungTI#Nama#Domisili#Status#L/P
Kirim ke:
~ Ukh Susan Anisya :
+6285374450956
~ Ukh Petty Nusaybah :
+6285266812579

•••┈┈•┈┈•⊰✿🔰✿⊱•┈┈•┈┈•••
🔰WE ARE THOLABUL'ILMI🔰

Komentar

Postingan populer dari blog ini

GANGGUAN JIN ASYIQ DAN PENYEBABNYA

Praktek Kerja Lapangan (PKL) - bagian 2

TA'ARUF