Kakak
Halo Kak. emmh apa kabar?
Sudah lama rasanya tidak sering-sering menyapa dan
menanyakan kabarmu seperti dulu. Sudah lama sekali ya, iya sudah lama sekali
tidak seperti ini. Aku rindu Kak. Rindu sms-an. Rindu Telpon-an. Rindu
bagaimana menceritakan kejadian apapun mengenai hari-hari yang sudah kita
lewati. Rindu dipanggil adik. aah kakak. :(
Aku tidak perduli apa nanti tulisan ini akan terbaca oleh
orang lain dan lebih lagi terbaca olehmu. Kalau soal berbicara tentang
kenangan, aku tidak akan malu lagi. Apalagi ini tentangmu Kak, tentang ‘kita’.
Aku lupa bagaimana persisnya kita kenal dulu. Seingatku,
kamu sedang dekat dengan teman sekelasku waktu SMA. Entah kita sudah atau belum
berteman di jejaring sosial facebook
waktu itu. Entah siapa duluan yang meminta pertemanan. Mungkin aku. Hehe.
Setelah itu kita jadi tukaran nomor hape kan kak. Dan kita mulai sms-an.
Telponan juga. Curhat-curhatan juga. Ahh Kakak, aku rindu. Saat itu aku sudah
kelas tiga SMA. Padahal usia kita beda setahun. Tapi Kakak sudah kuliah tahun
kedua. Yang pasti ceritaku tentang bagaimana hari-hariku di tahun terakhir
sekolah. Tentang ujian akhir sekolah. Dan berbagai pertanyaan tentang apa yang harus
kulakukan setelah nanti lulus kuliah. Kakak lebih banyak bercerita tentang
pengalaman Kakak saat kuliah. Kakak yang kenalin aku dengan media sosial baru,
twitter. Kakak juga menyarankan buat blog dan ajarin aku nulis di situ.
Aku tau Kakak. Walaupun tidak tau persis seperti apa karena
kita belum pernah sekalipun bertemu langsung. Setiap ada kesempatan, selalu
saja salah satu dari kita tidak bisa. Aku tau nama lengkap Kakak. Kakak itu
tingginya hampir 170 ya? Lupa. Aku saja tingginya tidak sampai segitu. Aku bisa
bayangkan Kakak itu lebih tinggi dariku. Dilihat dari beberapa foto Kakak
dengan teman-teman kuliah Kakak. Aku bisa membayangkan betapa cocoknya kita
berjalan sebagai Kakak-adik. Aku tau Kakak itu ‘moody’. Aku juga Kak. Aku tau Kakak
itu manja. Aku tidak terlalu sih. Mungkin karena aku tau Kakak itu anak bungsu.
Aku tau kakak itu pintar. Kakak cumlaude kan lulusnya. Aku tidak Kak. Predikat
kelulusanku hanya sangat memuaskan. Kakak itu suka membaca. Aku juga Kak. Kakak
itu pintar nulis. Aku tidak sebaik Kakak dalam menulis. Aku suka baca tulisan kakak. Kakak
itu suka senja, suka langit, suka es krim, suka bawang goreng. Aku juga suka itu Kak.
Pokoknya banyak hal lain yang mungkin masih sedikit kuketahui tentang Kakak.
Dan aku kagum itu Kak. Berlebihan ya? Hehe maaf Kak.
Kak, bisa tidak ya kita kembali seperti dulu. Sepertinya aku
merasa ada ‘sekat’ di antara kita. Aku tidak tau ‘sekat’ ini berawal dari mana.
Aku sedih kak. Aku ingin bertemu Kakak. Ingin banyak cerita. Dan ingin
mendengar banyak cerita Kakak. Ingin Jalan-jalan sama Kakak. Menikmati langit,
es krim, dan bawang goreng sama Kakak. Ahh Kakak.
I miss you so.
Saat menulis ini, aku sedang di kampus. Malu juga sempat
terlihat sembab karena menahan air mata. Ahir-akhir ini jadi cengeng. Semua-semuanya dirasain pake hati. Hehe :’)
Komentar
Posting Komentar