Jika aku jadi kamu



(ini bukan cara saya peduli pada hidup sesorang)

Tulisan ini saya post untuk seseorang yang dengannya saya tidak pernah bisa leluasa mendiskusikan apapun itu. Tulisan ini saya post ketika saya membayangkan bagaimana rasanya jika saya menjadi dia.

Dia seperti ruangan yang seluruh dindingnya terbuat dari es, tapi ternyata ada perapian didalamnya.

#ini bukan caraku peduli pada hidup seseorang

Saya tidak suka ikut campur urusan orang lain. Saya cukup tidak perduli dengan hidup orang -yang terkadang- jika saya bertanya “kamu kenapa?” hanyalah alibi untuk saya tahu “ada apa”, ini bukan ungkapan bahwa saya peduli kamu. Ini bukan cara saya peduli pada hidup seseorang .

Saya tidak sering memberi sms “semangat buat ujiannya besok yaa” atau “udah makan? Jangan lupa makan, nanti kamu sakit” kepada teman-teman saya. Saya cuek? Tidak perduli? Tidak ber-per-ke-kawan-an?
Ini bukan cara saya peduli pada hidup seseorang.

Saya tidak perduli seberapa kecil warna yang saya torehkan di hidup mereka, atau bahkan mungkin saya tidak terlalu berarti apa-apa bagi mereka. Tapi mereka selalu berarti bagi saya. Saya menyayangi mereka semuanya. HANYA BEBERAPA ORANG yang terseleksi untuk dapat mengerti bagaimana rasa sayang saya bekerja dengan caranya.

Iya, bukan seperti kebanyakan orang menunjukkan rasa pedulinya. Seringkali tidak disamping mereka, tapi doa selalu mengalir untuk orang tersayang. Semoga mereka menjadi manusia, sebaik-baik manusia, yang bermanfaat bagi sesama, yang saling menasihati dalam kebaikan dan kesabaran. 

Dalam doa dan usaha menunjukkan dan saling mengingatkan  jalan hidup yang bercahaya, dengan sebaik-baik cahaya.

…inilah cara saya perduli pada hidup seseorang.

“tidak ada seorang muslim pun yang mendoakan kebaikan bagi saudaranya (sesama muslim) tanpa sepengetahuannya, melainkan malaikat akan berkata, “dan bagimu juga kebaikan yang sama”.” (HR. Muslim No. 4912)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

GANGGUAN JIN ASYIQ DAN PENYEBABNYA

Praktek Kerja Lapangan (PKL) - bagian 2

TA'ARUF