Secarik kisah menjadi simponi.
Diam dan dalam.
Sebait sajak menjadi siluet di sisi hati yang manja.
Perlukah terima kasih saat iblis menyelinap di sela hati.
Mungkin iya dan mungkin tidak.
Wahai hati yang sendiri.
Usia kan memakan mu.
Tanpa manja dan keerotisan bahasa.
Yang ada hanya tamparan zaman.
Hingga keriput dan lebam disekitar matamu yang tak lagi
merayu.
Komentar
Posting Komentar