AMMA BA'DU DALAM KHUTBAH

••••••••••══✿❀✿❀✿══•••••••••••
    🔰WE ARE THOLABUL'ILMI 🔰
•••••••••••══✿❀✿❀✿══••••••••••

Salah satu kebiasaan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam menyampaikan mukadimah khutbah adalah mengakhiri mukadimah itu dengan kalimat “Amma Ba’du”.

Diantara dalilnya, hadis dari sahabat Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma, beliau menceritakan :

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila berkhutbah, beliau memerah matanya, lantang suaranya, terlihat sangat marah, seolah beliau sedang memberi orientasi pasukan perang…

Beliau mengatakan :

“Amma ba’du, "Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah kitabullah, sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad, dan seburuk-buruk perkara agama adalah bid'ah dalam agama. Karena semua bid'ah adalah sesat." (H.R.  Muslim 2042).

Shiddiq Hasan Khan mengatakan :

Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengucapkan “Amma Ba’du”. Secara tekstual, beliau merutinkan kalimat ini dalam semua khutbahnya. Dan itu diucapkan setelah memuji Allah dan tasyahud.
(al-Ajwibah an-Nafi’ah, hlm. 55)

MAKNA “AMMA BA'DU”

Kata “أَمَّا بَعْدُ”  bisa juga diungkapkan dengan : “وَبَعْدُ” . Keduanya bermakna sama. Sering diartikan dengan:
“Adapun Selanjutnya”.

Kalimat ini disebut “فَصْلُ الخِطَابِ” (kalimat pemisah).

Kalimat ini digunakan untuk memisahkan mukadimah dengan isi dan tema khutbah.

Ini merupakan bagian dari perhatian seseorang terhadap ceramah yang disampaikan. Demikian keterangan Syekh Ibnu Utsaimin dalam Asy-Syarhul Mumthi’, (1/7).

SIAPA YANG PERTAMA KALI MENGUCAPKANYA

Diriwayatkan dari Abu Musa Al-Asy’ari radhiallahu ‘anhu bahwa beliau mengatakan :

أول من قال أمَّا بعدُ داودُ وهو فصل الخطاب

“Orang yang pertama kali mengucapkan ‘amma ba’du’ adalah Nabi Daud ‘alaihis salam, dan itu adalah fashlal khitab.”
(Al-Awail Ibni Abi Ashim, no. 188; Al-Awail Ath-Thabrani, no. 40)

Allah Ta'ala berfirman :

وَشَدَدْنَا مُلْكَهُ وَآتَيْنَاهُ الْحِكْمَةَ وَفَصْلَ الْخِطَاب

“Kami kuatkan kerajaannya serta Kami berikan ilmu dan fashlul khitab.”
(Qs. Shad: 20)

Ada juga yang berpendapat lain, siapa yang pertama kali mengucapkan kalimat ini.

Al-Hafidz Ibnu Hajar menyebutkan beberapa nama orang yang dianggap pertama kali mengucapkan kalimat ini. Diantaranya :

1. Nabi Ya’qub ‘alahis salam. Berdasarkan riwayat ad-Daruquthni.
2. Ya’rib bin Qahthan.
3. Ka’ab bin Luai.
4. Qais bin Saidah.
5. Subhan

Namun yang makruf, orang pertama yang mengatakannya adalah Nabi Daud ‘alaihi salam.

Allahu a’lam.

•••┈┈•┈┈•⊰✿📚✿⊱•┈┈•┈┈•••
Website :

Website Tholabul'ilmi: tholabulilmiindonesia.blogspot.com
Website Josh:
JOSHindonesia.blogspot.com
Website Laskar Subuh:
Laskarsubuhindonesia.blogspot.com
Telegram :
t.me/tholabulilmiWA
facebook FP :
m.facebook.com/TholabulilmiWhatsApp
facebook Group :
m.facebook.com/profile.php?id=183387271707797

Follow IG Tholabul'ilmi WA :
https://www.instagram.com/p/Bp70xhPFeSE/?utm_source=ig_share_sheet&igshid=zsq07kfppntd

▶ Gabung Komunitas Tholabul'ilmi :
Ketik : GabungTI#Nama#Domisili#Status#L/P
Kirim ke:
~ Ukh Susan Anisya :
+6285374450956
~ Ukh Petty Nusaybah :
+6285266812579

•••┈┈•┈┈•⊰✿🔰✿⊱•┈┈•┈┈•••
    🔰WE ARE THOLABUL'ILMI🔰

Komentar

Postingan populer dari blog ini

GANGGUAN JIN ASYIQ DAN PENYEBABNYA

TA'ARUF

Praktek Kerja Lapangan (PKL) - bagian 2